Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Kebudayaan Betawi, Suku Asli dari Jakarta
8 Januari 2024 17:35 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bagaimana sejarah kebudayaan Betawi adalah pertanyaan yang berkaitan dengan cikal bakal munculnya kota metropolitan Jakarta. Tentu ada beberapa masyarakat penasaran dengan hal ini.
ADVERTISEMENT
Betawi adalah sebutan bagi penduduk asli kota Jakarta dengan budaya dan sejarahnya yang dinamis. Sejarah Betawi tak lepas dari pengaruh budaya China dan Belanda yang pernah menduduki kota Batavia berabad yang lalu.
Bagaimana Sejarah Kebudayaan Betawi?
Bicara soal bagaimana sejarah kebudayaan Betawi, maka dimulai pada sekitar tahun 1740. Orang-orang China yang merantau di kota Batavia melakukan pemberontakan kepada pemerintah Hindia-Belanda.
Pemberontak yang telah ditumpas oleh kompeni tidak lagi diperbolehkan tinggal di dalam tembok kota. Percampuran penduduk dan budaya pun berlanjut yang kemudian memunculkan etnis Betawi yang terbentuk pada abad ke-19 sebagai hasil peleburan dari berbagai etnis di Batavia.
Pada awal abad ke-20, Batavia berkembang menjadi sebuah kota besar dengan penduduk kurang lebih 116.000 jiwa. Lalu, di tanggal Mei 1942, pada awal perang dunia ke-2, pasukan Jepang mendarat di Jawa dan menduduki Batavia.
ADVERTISEMENT
Nama Batavia kemudian diubah oleh Jepang menjadi Jakarta, nama yang terus berjaya hingga sekarang ini. Kemudian terjadilah perkembangan kota Jakarta sebagai kota metropolitan dan ibukota negara semakin pesat di masa pemerintahan Orde Baru.
Mayoritas penduduk asli Betawi yang tinggal di tengah kota menjual tanahnya dan pindah ke pinggiran Jakarta, seperti daerah Kebayoran, Condet, dan Jagakarsa.
Mengutip buku Peta 100 Tempat Makan Makanan Khas Betawi di Jakarta, Bekasi, Depok, Tangerang, Lilly T. Erwin (2008), untuk melestarikan budaya Betawi dari kepunahan, di tahun 1970-an, pemerintah menetapkan Condet sebagai kawasan budaya Betawi.
Salah satu kebudayaan Betawi yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Kesenian ondel-ondel. Ondel-ondel merupakan salah satu kesenian khas Betawi.
ADVERTISEMENT
Sebelum dikenal sebagai khas Betawi, ondel-ondel adalah penolak bala atau kesialan yang lebih dikenal dengan nama "Barongan". Bentuknya yang tinggi besar rupanya dianggap ampuh sebagai penolak bala.
Pembuatan ondel-ondel tidak sembarangan. Masyarakat Betawi masih menggunakan sesajen berisi bubur merah-putih, rujak-rujakan tujuh rupa, bunga tujuh macam, dan asap kemenyan.
Ketika selesai dibuat, ondel-ondel akan tetap diberikan sesajen dan dibasuh dengan asap kemenyan disertai dengan mantra-mantra. Pemain ondel-ondel juga senantiasa melakukan ritual pembakaran kemenyan yang disebut "Ngukup".
Baca Juga: 4 Upacara Adat Betawi yang Menarik
Itulah uraian singkat bagaimana sejarah kebudayaan Betawi ada di Jakarta. Ondel-ondel adalah satu contoh peninggalan kebudayaan Betawi yang masih dilestarikan diantara peninggalan kebudayaan Betawi lainnya yang mungkin sudah mulai ditinggalkan. (ARD)
ADVERTISEMENT