Konten dari Pengguna

Sejarah Lawang Sewu dan Keunikan di Dalamnya

Berita Terkini
Penulis kumparan
20 Oktober 2022 19:46 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Sejarah Lawang Sewu. Foto: dok. Irfan Bayuaji (Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Sejarah Lawang Sewu. Foto: dok. Irfan Bayuaji (Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
Lawang Sewu dikenal sebagai salah satu bangunan bersejarah yang memiliki keunikan dan cerita khas di dalamnya. Meski dikenal sebagai bangunan mistis, Lawang Sewu rupanya menyimpan sejarah penting. Untuk mengetahui bagaimana sejarah Lawang Sewu, mari kita simak ulasan lengkap mengenai bangunan Lawang Sewu dan keunikan di dalamnyam berikut ini.
ADVERTISEMENT

Sejarah Lawang Sewu dalam Perjuangan Kemerdekaan Indonesia dan Keunikannya

Sederet bangunan bersejarah yang ada di berbagai daerah di Indonesia merupakan saksi bisu berbagai peristiwa penting yang terjadi di masa lampau. Salah satu bangunan bersejarah yang cukup terkenal di Indonesia adalah bangunan Lawang Sewu. Lawang Sewu merupakan gedung bersejarah milik PT Kereta Api Indonesia.
Hal tersebut selaras dengan pemaparan dalam buku Seri Transportasi-Kereta Api yang disusun oleh Neny Aggraeni, S (2013: 23) yang memaparkan bahwa Gedung Lawang Sewu terletak di Semarang. Di kota itulah awal mula dirancangnya pembangunan jalan rel pertama. Saat itu, perusahaan swasta kereta api NIS membutuhkan kantor administrasi kereta api. Dibangunlah gedung Lawang Sewu sebagai kantor perkeretaapian pertama saat itu. Lawang Sewu resmi digunakan pada tanggal 1 Juli 1907.
Ilustrasi Sejarah Lawang Sewu. Foto: dok. Denissa Devy (Unsplash.com)
Lawang Sewu awalnya digunakan sebagai Kantor Pusat perusahaan kereta api swasta Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NISM). Meski bernama Lawang Sewu, bangunan ini tidak memiliki jumlah pintu sebanyak 1.000. Bangunan Lawang Sewu rupanya menjadi saksi bisu peristiwa pertempuran lima hari yang berlangsung pada tahun 1945 antara Angkatan Pemuda Kereta Api (AMKA) dengan tentara Jepang.
ADVERTISEMENT
Pembahasan mengenai sejarah Lawang Sewu dipaparkan secara lengkap dalam buku Jelajah Wisata Nusantara yang ditulis oleh Tri Maya Yulianingsih (2010: 206) yang memaparkan bahwa Lawang Sewu adalah sebuah gedung tua peninggalan Belanda yang terletak di kota Semarang, Jawa Tengah. Gedung ini terletak tepat di Bundaran Tugu Muda yang dahulu dikenal dengan nama Wilhelmina Plein.
Dalam buku tersebut juga dijelaskan bahwa Lawang Sewu berasal dari dua kata bahasa Jawa yaitu “Lawang” yang berarti pintu, dan “Sewu” yang berarti seribu. Walaupun secara kenyataan, jumlah pintu yang ada tidak mencapai seribu buah. Tetapi karena gedung ini memiliki jumlah pintu yang banyak dan besar maka penduduk setempat memberikan nama Lawang Sewu. Bangunan ini dibangun pada sekitar 1903 dan pada masa pemerintahan Belanda.
Ilustrasi Sejarah Lawang Sewu. Foto: dok. Triadi Yusuf (Unsplash.com)
Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa gedung berlantai dua dan mempunyai ruang bawah tanah ini juga menjadi saksi bisu pertempuran sengit antara rakyat Indonesia dengan penjajah Jepang yang terkenal dengan pertempuran lima hari. Sisa pertempuran masih terlihat dari bekas tembakan di salah satu tiang penyangga gedung ini. Saat ini gedung yang masuk dalam 13 bangunan kuno atau bersejarah di Kota Semarang. Hal tersebut membuat pemerintah kota Semarang menetapkan Lawang Sewu sebagai gedung warisan sejarah yang wajib dilindungi.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Lawang Sewu juga digunakan sebagai obyek wisata dengan fasilitas berupa peninggalan sejarah arsitek bangunan kuno dan antik. Dalam bangunan ini juga terdapat penjara jongkok dengan lebar sekitar 1,5 meter dan tinggi ruangannya hanya sekitar 1 meter. Saat ini bangunan Lawang Sewu menyimpan koleksi kereta api di Indonesia dari waktu ke waktu. Selain itu, Lawang Sewu juga cukup sering digunakan sebagai tempat pameran dalam event tertentu.
Pembahasan mengenai sejarah Lawang Sewu dan keunikan yang tersimpan di dalamnya dapat Anda jadikan sebagai pengetahuan tambahan khususnya mengenai bangunan bersejarah di Indonesia. (DAP)