Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Sejarah, Makna, dan Properti Tari Kecak Bali
4 Agustus 2021 16:38 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Artikel kali ini akan membahas tentang sejarah, makna, dan properti tari kecak Bali.
Makna dan Properti Tari Kecak Bali
Tari kecak merupakan tari tradisional dari Bali yang diciptakan oleh seorang penari dan juga seniman bali yang bernama Wayan Limbak bersama rekannya yang bernama Walter Spies. Dikutip dari buku Happy Shopping Bali yang ditulis oleh di Maria Fransiska Merinda (2016: 149), sejarah tari kecak Bali diciptakan sekitar tahun 1930-an di Bali. Mereka lah yang menciptakan tari kecak dan menjadi populer hingga saat ini.
Tari kecak diciptakan dengan terinspirasi dari ritual sanghyang dan bagian-bagian cerita Ramayana, yang mana penari akan menari tidak sadar dan berkomunikasi dengan Tuhan atau roh leluhur. Adapun tarian ini menggambarkan tentang cerita Pewayangan, khususnya cerita Ramayana yang dipertunjukan dengan seni gerak dan tarian.
Dikutip dari buku Keanekaragaman Seni Tari Nusantara yang ditulis oleh Resi Septiana Dewi (2012: 38), tari kecak menyajikan tarian sebagai pengatar cerita yang memerlukan lenggak lenggok penari. Perpaduan suara anggota “cak” yang berjumlah sekitar 50–70 orang membuat musik secara akapela yang enak didengar di telinga. Dalam tari kecak ini, gerak tubuh penari lebih santai karena yang diutamakan adalah jalan cerita dan perpaduan suara.
ADVERTISEMENT
Tari kecak juga menggunakan sejumlah properti yang menunjang, berikut beberapa properti yang digunakan dalam tari kecak:
1. Bara Api
Bara api digunakan oleh penari untuk diinjak dengan kaki telanjang. Meski begitu, penari tidak akan merasa sakit atau terluka karena dipercaya menggunakan bantuan mistis.
2. Bunga kamboja
Masyarakat Bali percaya bahwa bunga kamboja merupakan alat untuk menjalin hubungan dengan alam.
3. Gelang kerincing
Gelang kerincing digunakan di pergelangan kaki pria yang menjadi Ramayana untuk menghasilkan bunyi yang cukup keras untuk mengiringi musik.
4. Selendang hitam putih
Pengiring tari kecak umumnya menggunakan selendang bermotif kotak-kotak berwarna hitam putih seperti papan catur. Kain tersebut memiliki makna konsep Rwa Bhineda yang identik dengan hitam putih.
ADVERTISEMENT
5. Topeng
Topeng digunakan oleh penari utama yang berperan sebagai Hanoman, Sugriwa, dan Rahwana.
6. Tempat sesaji
Sesaji dipercaya mampu menolak kesialan dan mendatangkan keberuntungan.
Seni tari kecak ini bisa disaksikan di pementasan beberapa tempat, seperti di GWK, Uluwatu, atau Tanah Lot. Semoga informasi ini bermanfaat! (CHL)