Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Sejarah Malioboro sebagai Pusat Oleh-Oleh Jogja
4 Juli 2022 18:48 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jogja adalah nama dari kota dan provinsi yang sudah tidak asing di telinga wisatawan baik domestik maupun luar negeri. Hal ini disebabkan Jogja adalah salah satu daerah favorit untuk berwisata. Banyak hal bisa ditemukan di Jogja seperti candi, pantai, dan tentu saja pusat oleh-olehnya. Salah satu area pusat oleh-oleh terkenal di Jogja adalah Malioboro. Malioboro merupakan sebuah jalan yang berada di jantung dari Jogja dan berisi banyak pedagang oleh-oleh. Namun, apakah kalian tahu bagaimana sejarah Malioboro sebagai pusat oleh-oleh Jogja ini? Jika belum, simak rangkumannya dalam artikel berikut ini.
ADVERTISEMENT
Sejarah Malioboro
Bila pergi ke Jogja, pasti kita pergi ke salah satu pusat oleh-oleh Jogja yang terkenal yaitu Malioboro . Dikutip dari buku Jejak Kisah Petualangan Nusantara oleh Theresia Vina Anjani dan Anastasia Anggi Fernanda (2020:123), Jalan Malioboro adalah nama salah satu kawasan jalan dari tiga jalan di Kota Yogyakarta yang membentang dari Tugu Yogyakarta hingga ke perempatan Kantor Pos Yogyakarta. Saat ini, wisatawan sering terlihat mengunjungi Malioboro apalagi di malam hari pada masa liburan.
Asal mula sejarah nama Malioboro berawal dari nama anggota tentara Inggris. Beliau adalah Marlborough, seseorang yang menduduki Jogja dari 1811 sampai 1816. Lalu, pada abad ke 19 Belanda membangun jalan tersebut sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian, dibuktikan dengan banyaknya bangunan berserjarah serta kawasan pertokoan.
ADVERTISEMENT
Sebelum bernama Malioboro, jalan ini sudah sangat ramai sejak tahun 1790 sehingga Belanda membangun benteng Vredeburg. Selain itu seiring berkembangnya jalan ini, Belanda juga membangun beberapa bangunan seperti Istana Karesidenan Kolonial yang sekarang disebut sebagai Istana Presiden Gedung Agung, Pasar Beringharjo, kantor pos, Java Bank, dan Hotel Garuda.
Malioboro pun semakin ramai akibat perdagangan yang dilakukan orang Belanda dan Tionghoa. Lalu pada tahun 1887, Malioboro dibagi menjadi dua karena Stasiun Tugu Yogyakarta didirikan. Selain menjadi pusat perekonomian, ternyata Malioboro juga menjadi saksi bisu pertempuran Serangan Umum 1 Maret 1949 yang terjadi di selatan jalan tersebut.
Kini, Malioboro terkenal sebagai pusat oleh-oleh Jogja terbesar. Kamu bisa menemukan apa saja di sini, dari souvenir, baju, hingga angkringan khas Jogja. (LOV)
ADVERTISEMENT