Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.0
Konten dari Pengguna
Sejarah Pendirian dan Perkembangan Gereja Baptis di Indonesia
28 Agustus 2021 18:14 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Praktik baptisan kepada orang dewasa ini akhirnya ditiru juga oleh beberapa denominasi gereja Protestan lainnya.
Sejarah Pendirian Gereja Baptis
Dikutip dari buku Mereformasi Gereja, Paulus Lie, (2021:20), reformasi gereja yang terjadi pada awal abad ke-16 merupakan cikal bakal berdirinya Gereja Baptis.
Reformasi gereja berawal dari pertentangan kaum Protestan tentang berbagai hal terhadap gereja Katolik Roma pada saat itu, termasuk untuk hal pengakuan dosa, pembaptisan, dan pemisahan antara gereja dan urusan kenegaraan.
Karena kaum Protestan percaya bahwa baptisan hanya bisa diberikan kepada orang dewasa yang mampu bertanggung jawab atas imannya sendiri, maka mereka yang sudah dibaptis saat masih bayi, harus dibaptis ulang dengan baptisan sah secara Protestan. Karena itu, kaum Protestan dijuluki sebagai kaum Anabaptis, yang berarti 'orang-orang yang membaptiskan diri kembali'.
ADVERTISEMENT
Pada abad 17 di Inggris kaum Anabaptis mulai menyebut diri mereka dengan nama 'Baptis' dan membentuk kelompok-kelompok gereja yang sepaham, sehingga muncullah aliran Baptis yang pertama.
Meski begitu, tetap ada perbedaan di ataa merek. Sebagian gereja menerima ajaran predestinasi dari Calvinisme (Baptis Khusus), sedangkan yang lainnya menolak ajaran tersebut dan menerima ajaran kehendak bebas dari Arminianisme (Baptis Umum).
Sejarah Perkembangan Gereja Baptis di Indonesia
Sejak awal abad ke-19, Jabez Carey, seorang misionaris Baptis sudah datang ke Maluku untuk menyebarkan Injil sesuai paham Baptis. Diterima warga setempat dengan baik, ia diangkat menjadi pengawas sekolah-sekolah Kristen dan cukup giat di dalam memerangi perbudakan.
Setelah Carey, semakin banyak misionaris Baptis yang mendatangi berbagai wilayah di Indonesia, salah satunya Gattlob Bruckner, penginjil Baptist Missionary Society (BMS) yang bertugas di Semarang.
ADVERTISEMENT
Setelah memperoleh izin dari pemerintah Hindia Belanda, Bruckner menerjemahkan Alkitab Perjanjian Baru ke dalam bahasa Jawa, sehingga turut membantu pembentukan jemaat-jemaat Baptis di Jawa. Terjemahan itu adalah terjemahan Alkitab pertama yang tersedia di dalam bahasa daerah Indonesia. Setelah kematiannya pada tahun 1857, tidak ada lagi misionaris BMS di Indonesia dan sejauh itu belum ada Gereja Baptis yang berdiri di Indonesia.
Terbentuknya Organisasi Gereja Baptis di Indonesia
Perlahan tetapi pasti, mulai bermunculan berbagai organisasi Gereja Baptis di Indonesia, yaitu:
Pada tahun 1938 The Australian Missionary Society bekerja di Irian Timur (Papua New Guinea) dan mulai bekerja di Irian Barat (Irian Jaya), khususnya di wilayah suku Dani yang terletak di lembah Baliem pada tahun 1956.
ADVERTISEMENT
Doa dan kerja keras mereka menghasilkan jemaat-jemaat yang menggabungkan diri di bawah nama Persekutuan Gereja-Gereja Baptis Irian Jaya (PGBIJ) pada tahun 1962.
Pada Desember 1951, Indonesian Baptist Mission (IBM) memfasilitasi beberapa penginjil utusan dari Foreign Mission Board of the Southern Baptist Convention untuk menyebarkan Injil di Indonesia.
Mereka pun berhasil melakukan Baptisan pertama di Bandung, pada 23 November 1952. Sejak itu, terlebih setelah kegagalan G30S/PKI 1965, jemaat-jemaat Baptis pun berkembang pesat dan tersebar di seluruh provinsi yang terletak di pulau Jawa dan 4 provinsi di Sumatra.
Gereja yang berpusat di Singkawang, Kalimantan Barat ini diinisiasi oleh John G. Breman, penginjil Belanda-Amerika sejak tahun 1925. Namun, pekerjaan baru baru terorganisir dengan baik pada tahun 1956 dan semakin berkembang melalui kerjasama dengan Conservative Baptist dari Amerika yang mengutus para penginjilnya ke sana pada tahun 1961, dan resmi melembaga sebagai gereja pada tahun 1965.
ADVERTISEMENT
Selain penginjilan, lembaga ini juga mendirikan rumah sakit di Serukam, penginapan murah bagi pemuda-pemudi, dan pendidikan teologi ekstensi bagi para pribumi. Sejak tahun 1984, organisasi gereja ini melebarkan sayapnya ke berbagai provinsi lain di Kalimantan, Jawa, Sumatra, dan Bali.
Pendirian gereja yang berpangkal di Jakarta ini merupakan inisiasi dari sejumlah penginjil Baptis Independen sejak tahun 1970. Riutus oleh berbagai organisasi Baptis dari Amerika Serikat dan Jepang, karena Undang-Undang keormasan, mereka harus melembaga dengan nama GBII. Gereja ini mendirikan sekolah Alkitab di Jakarta dan beberapa wilayah lainnya.
Berdiri sejak tahun 1953 yang diprakarsai oleh jemaat berbahasa Mandarin dan seorang pendeta dari Hongkong, jemaat ini didukung salah satu badan penginjilan Baptis di Amerika Serikat. Selain jemaat induknya di Jakarta, gereja ini juga memiliki jemaat di Sumatra dan mendukung pekerjaan sejumlah penginjil Baptis di Papua.
ADVERTISEMENT
Demikianlah sejarah berdirinya dan berkembangnya Gereja Baptis di Indonesia.(BRP)