Konten dari Pengguna

Sejarah Perbedaan Kalender Jawa dan Kalender Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
19 Februari 2021 18:18 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kalender Jawa, Foto: Dok. pinterest.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kalender Jawa, Foto: Dok. pinterest.com
ADVERTISEMENT
Masyarakat Indonesia, khususnya suku Jawa yang memeluk agama Islam pasti sudah tidak asing lagi dengan Kalender Jawa dan Kalender Islam. Meski secara nasional kalender yang dipakai adalah Kalender Masehi, namun kedua jenis kalender ini masih kerap digunakan sebagian orang sebagai sistem penanggalan dalam kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari situs resmi Keraton Yogyakarta di kratonjogja.id, Kalender Jawa pertama kali diciptakan saat pemerintahan Sultan Agung. Berkuasa sejak tahun 1613-1645, Sultan Agung merupakan raja ketiga dari Kerajaan Mataram Islam.
Terciptanya Kalender Jawa dilatarbelakangi masyarakat Jawa yang saat itu masih menggunakan Kalender Saka dalam kehidupan sehari-hari. Untuk diketahui, Kalender Saka adalah sistem penanggalan asal India yang didasarkan oleh pergerakan matahari.
Karena merupakan kerajaan bercorak Islam, perayaan-perayaan hari besar Islam yang dihitung sesuai Kalender Hijriyah tidak sesuai dengan perhitungan Kalender Saka. Hal ini karena Kalender Hijriyah dihitung berdasarkan pergerakan bulan.
Atas dasar itulah, Sultan Agung menciptakan sebuah sistem penanggalan baru yang merupakan perpaduan antara Kalender Saka dan Kalender Hijriyah. Sistem penanggalan inilah yang dikenal sebagai Kalender Jawa atau Kalender Sultan Agungan. Kalender Jawa meneruskan tahun Saka, tetapi dihitung berdasarkan pergerakan bulan.
ADVERTISEMENT

Perbedaan Kalender Jawa dan Kalender Islam

Meski sama-sama dihitung berdasarkan pergerakan bulan, namun terdapat sejumlah perbedaan antara Kalender Jawa dan Kalender Islam. Salah satu perbedaan mencolok terlihat dari jumlah harinya. Jumlah hari pada Kalender Jawa lebih sedikit dibandingkan Kalender Islam. Berikut rinciannya:
Penanggalan Hari Kalender Jawa
Penanggalan Hari Kalender Islam
Jika dilihat berdasarkan sifat, Kalender Jawa merupakan sistem penanggalan yang didasarkan pada perhitungan matematika dari fenomena astronomi, sama halnya dengan Kalender Masehi. Berbeda dengan Kalender Islam yang merupakan kalender astronomis karena lebih ditentukan oleh peristiwa astronomi.
Karena sifat sistem perhitungan penanggalan yang berbeda, maka Kalender Jawa memiliki siklus bertambahnya satu hari dibandingkan Kalender Hijriah setiap 120 tahun sekali yang disebut sebagai Kurup. Berbeda dengan Kalender Hijriah yang tidak mengalami siklus ini sama sekali.
ADVERTISEMENT
(RYFA)