Sejarah Raja Terakhir Kerajaan Banjar dan Peninggalannya
Konten dari Pengguna
6 Desember 2022 19:05
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Jika kita membahas mengenai Kerajaan Banjar, ingatan kita mungkin akan segera tertuju pada raja terakhirnya. Raja terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Muhammad Seman, yang merupakan putra dari Pangeran Antasari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin.
Sultan Muhammad Seman melanjutkan perjuangan sang ayah dengan cara ikut serta mempertahankan Kerajaan Banjar dalam melawan kolonial Belanda. Sayangnya, ia gugur dalam pertempuran tersebut, tepatnya di Menawing, Puruk Cahu pada tahun 1905.
Raja Terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Mohammad Seman

Kesultanan Banjar adalah kerajaan Islam di Kalimantan Selatan yang didirikan oleh Pangeran Samudera. Setelah resmi menjadi raja, Pangeran Samudera bergelar Sultan Suriansyah. Namun, masa kejayaan kerajaan tersebut terjadi justru bukan di bawa pemerintahan Sultan Nuriansyah, melainkan pada dekade pertama abad ke-17, tepatnya di bawah pimpinan Sultan Mustain Billah (1595-1638 M).
Mengutip dari buku Sejarah SMA/MA Kls XI-IPA, A Ferry T Indratno, dkk, Grasindo, pada periode kejayaan tersebut, Banjar menjadi sebuah bandar perdagangan besar yang memiliki komoditas utama lada hitam, madu, damar, rotan, kulit binatang, emas, dan intan.
Daftar Nama Raja yang Pernah Memimpin Kerajaan Banjar
Raja-raja Kerajaan Banjar, adalah:
- Sultan Suriansyah (1520-1545 M)
- Sultan Rahmatullah (1545-1570 M)
- Sultan Hidayatullah (1570-1595 M)
- Sultan Mustain Billah (1595-1638 M)
- Sultan Inayatullah (1642-1647 M)
- Sultan Saidullah (1647-1660 M)
- Sultan Ri'ayatullah/Adipati Halid (1660-1663 M)
- Sultan Amirullah Bagus Kesuma (1663-1679 M)
- Sultan Agung/Pangeran Suryanata II (1663-1679 M)
- Sultan Amarullah Bagus Kasuma (1679-1708 M)
- Sultan Tahmidullah I (1708-1717 M)
- Panembahan Kusuma Dilaga (1717-1730 M)
- Sultan Hamidullah/Sultan Kuning (1730-1734 M)
- Sultan Tamjidullah I (1734-1759 M)
- Sultan Muhammadillah (1759-1761 M)
- Sultan Tahmidullah II/Sultan Nata Alam (1761-1801 M)
- Sultan Sulaiman al-Mutamidullah (1801-1825 M)
- Sultan Adam Al-Watsiq Billah (1825-1857 M)
- Sultan Tamjidullah II al-Watsiqu Billah (1857-1859 M)
- Pangeran Antasari (1859-1862 M)
- Sultan Muhammad Seman (1862-1905 M)
Peninggalan Sejarah Kerajaan Banjar
Setelah runtuh pada tahun pada 1905 karena terlibat serangkaian peperangan dengan Belanda, Kerajaan Banjar ternyata meninggalkan beberapa peninggalam sejarah yang bisa dilihat dan dinikmati sampai sekarang. Beberapa di antaranya, yaitu:
Masjid Sultan Suriansyah
Masjid Sultan Suriansyah atau Masjid Kuin merupakan peninggalan Kerajaan Banjar yang terletak di Kota Banjarmasin. Masjid ini merupakan termasuk masjid tertua di Kalimantan Selatan, yang didirikan pada 1526 hingga 1550 oleh Sultan Suriansyah, raja pertama Kesultanan Banjar.
Makam Sultan Suriansyah
Sultan Suriansyah adalah penguasa Banjar pertama yang memeluk Islam pada 1526. Kompleks Makamnya terletak di Jalan Kuin Utara, Kecamatan Banjarmasin Utara, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan.
Kitab Sabilal Muhtadin
Saat Sultan Tahmidullah II, yang memerintah Kesultanan Banjar di rentang waktu sekitar tahun 1761-1801, ternyata menaruh perhatian besar terhadap perkembangan serta kemajuan agama Islam di kerajaannya. Sultan lalu meminta kepada Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari untuk menulis sebuah kitab hukum fikih, yang kemudian dikenal dengan nama Kitab Sabilal Muhtadin.
Sekarang kamu sudah tahu kan bahwa raja terakhir Kerajaan Banjar adalah Sultan Mohammad Seman? Di masa pemerintahannya, beliau memimpin di daerah Muara Teweh, hulu sungai Barito. Beliau memerintah pada masa 1862—1905 (versi lain 1875-1905).
Makam Sultan Muhammad Seman berlokasi di sebuah perbukitan yang dinamakan Gunung Sultan di tengah kota Puruk Cahu, ibu kota Kabupaten Murung Raya, provinsi Kalimantan Tengah, Indonesia. (DNR)