Sejarah Singkat Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
28 Oktober 2022 20:50 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
https://unsplash.com/@mufidpwt - sejarah singkat sumpah pemuda
zoom-in-whitePerbesar
https://unsplash.com/@mufidpwt - sejarah singkat sumpah pemuda
ADVERTISEMENT
Sejarah singkat Sumpah Pemuda bisa dikatakan sebagai tonggak penting dalam perjalanan bangsa Indonesa yang mampu membakar persatuan serta semangat golongan-golongan muda dalam mewujudkan kemerdekaan Republik Indonesia. Peristiwa Sumpah Pemuda terjadi pada tanggal 28 Oktober 1928 dan sampai saat ini masih diperingati setiap tahunnya.
ADVERTISEMENT

Sejarah Singkat Sumpah Pemuda

Bicara mengenai sejarah singkat dari Sumpah Pemuda, maka kita akan menyebutnya sebagai hasil dari Kongres Pemuda yang pernah digelar sebanyak dua kali di Jakarta. Kongres Pemuda yang pertama dilaksanakan pada tanggal 30 April - 2 Mei 1926. Saat itu, para peserta yang datang sepertinya belum terpikir akan ide tentang Sumpah Pemuda. Alasannya karena waktu itu para pesertanya masih memiliki rasa kedaerahannya masing-masing. Kongres pertama akhirnya melahirkan Persatuan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI), yang bertujuan untuk memperkuat kesatuan dan persatuan para pemuda dalam melawan penjajah.
Kemudian, digelarlah Kongres Pemuda kedua pada Sabtu, 27 Oktober 1928, di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Lapangan Banteng. Kali ini, kongres dipecah menjadi 3 kali rapat. Pada rapat pertama, Soegondo, yang memegang jabatan sebagai pimpinan kongres, menyampaikan harapan agar kongres ini dapat memperkuat semangat persatuan dalam sanubari para pemuda.
ADVERTISEMENT
Acara dilanjutkan dengan beberapa uraian dari Moehammad Jamin tentang arti dan hubungan persatuan dengan pemuda. Menurutnya, ada lima faktor yang bisa memperkuat persatuan Indonesia, yaitu:
Rapat Kedua dilaksanakan pada hari Minggu, 28 Oktober 1928, di Gedung Oost-Java Bioscoop, yang secara khusus membahas masalah pendidikan. Pembicaranya adalah Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro, yang berpendapat bahwa setiap anak harus mendapat pendidikan kebangsaan, harus pula ada keseimbangan antara pendidikan di sekolah dan di rumah.
Rapat ketiga yang merupakan sesi terakhir digelar di Gedung Indonesische Clubhuis Kramat. Soenario menjelaskan pentingnya nasionalisme dan demokrasi selain gerakan kepanduan. Disusul oleh Ramelan yang mengemukakan bahwa gerakan kepanduan tidak bisa dipisahkan dari pergerakan nasional.
Sebelum kongres berakhir, Mohammad Yamin memberikan secarik kertas kepada Soegondo seraya berbisik, “Ik heb een eleganter formulering voor de resolutie”. Artinya, “Saya mempunyai suatu formulasi yang lebih elegan untuk keputusan kongres ini”. Soegondo menyetujui, dan secarik kertas ini diedarkan ke para peserta kongres lainnya.
ADVERTISEMENT
Kemudian Yamin mulai menjelaskan secara detail maksud dari hal yang dia tulis di secarik kertas itu. Isinya adalah 3 poin yang kini dikenal sebagai Sumpah Pemuda. Saat itu, namanya masih Ikrar Pemuda. Setelah kongres selesai, namanya diubah oleh Yamin menjadi Sumpah Pemuda.
Mengutip dari e-modul Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan Paket A Setara SD/MI Kelas VI, Suci Fajar Rizky, Kemendikbud, bunyi Sumpah Pemuda tersebut adalah:
Sejarah singkat Hari Sumpah Pemuda juga berhubungan dengan lagu kebangsaan Indonesia Raya, karena di momen itulah, lagu “Indonesia” karya Wage Rudolf Supratman diperdengarkan pertama kali saat penutupan kongres. (DNR)
ADVERTISEMENT