Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.1
Konten dari Pengguna
Sejarah Sultan Baabullah Mendapat Gelar Yang Dipertuan di 72 Pulau
10 Oktober 2022 17:05 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
![Ilustrasi Sultan Baabullah Mendapat Gelar Yang Dipertuan Foto:Unsplash](https://blue.kumparan.com/image/upload/fl_progressive,fl_lossy,c_fill,q_auto:best,w_640/v1634025439/01gezp7fpv4h92xjhck27amcf1.jpg)
ADVERTISEMENT
Sultan Baabulah secara resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional pada 10 November 2020. Selain gelar pahlawan nasional, semasa hidupnya Sultan Baabulah juga mendapat gelar Yang Dipertuan. Berikut adalah sejarah Sultan Baabullah mendapat gelar Yang Dipertuan di 72 pulau pada wilayah Kerajaan Ternate.
ADVERTISEMENT
Masa kepemimpinan kerajaan Hindu - Budha sempat mengalami kejayaan di Nusantara. Setelah agama Islam masuk, terjadi perkembangan pada kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Salah satunya adalah Kerajaan Ternate yang terletak di pulau Maluku.
Sejarah Sultan Baabullah Mendapat Gelar Yang Dipertuan
Sultan Baabullah mendapat gelar yang biasa diberikan pada raja-raja atau bangsawan di daerah Melayu seperti Riau dan Malaysia. Dalam masyarakat melayu, gelar merupakan nama tambahan sebagai tanda kehormatan menurut adat. Pemberian gelar umumnya diberikan kepada pemimpin yang memiliki hubungan dengan adat.
Berdasarkan buku Sejarah: Untuk Kelas 2 SMA yang disusun oleh M. Habib Mustopo (2005:71), Kerajaan Ternate berdiri pada abad ke-13. Di antara kerajaan-kerajaan lain di pulau Maluku seperti Jaelolo, Tidore, Bacan, dan Obi, Kerajaan Ternate yang paling maju.
ADVERTISEMENT
Kerajaan Ternate merupakan penghasil rempah-rempah, sehingga banyak dikunjungi oleh pedagang-pedagang dari Jawa, Melayu, Cina, dan Arab. Selain didatangi para pedagang, Ternate juga memiliki kapal-kapal dagang untuk berlayar ke wilayah-wilayah lain.
Menurut catatan Portugis, raja di Maluku yang pertama memeluk agama Islam adalah Raja Ternate, yaitu Gapi Baguna atau Sultan Marhum. Ia memerintah dari tahun 1465-1485, dan setelah wafatnya digantikan oleh putranya, Zainal Abidin.
Zainal Abidin hanya memerintah sampai tahun 1500, dan yang kemudian memerintah Ternate secara berturut-turut adalah Sultan Sirullah, Sultan Khairun, dan Sultan Baabullah. Pada pemerintahan Sultan Khairun (1550-1570), di Maluku telah berdatangan bangsa Portugis, Spanyol, dan Belanda yang saling bersaing hingga menimbulkan konflik. Portugis lambat laun melakukan tindakan-tindakan yang menimbulkan kebencian masyarakat, seperti monopoli perdagangan, dan intervensi ke dalam Kesultanan Ternate.
ADVERTISEMENT
Sultan Khairun yang menentang Portugis akhirnya berhasil dibunuh dengan dalih perjanjian perdamaian. Setelah benteng Portugis dikepung selama 5 tahun, Rakyat Ternate di bawah pimpinan putra Sultan Khairun, yaitu Sultan Baabullah, akhirnya berhasil mengusir Portugis pada tahun 1575.
Di bawah pemerintahan Sultan Baabullah, Kerajaan Ternate mencapai masa kejayaannya dengan wilayah dan pengaruhnya yang sangat luas. Selain perdagangan dan pelayaran yang maju, Kerajaan Ternate juga memiliki 100 kapal kora-kora untuk menjaga keamanan wilayahnya. Hal tersebut yang membuat Sultan Baabullah mendapat gelar Yang Dipertuan di 72 pulau.(DK)