Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.1
Konten dari Pengguna
Siapakah Dayang Sumbi dalam Legenda Sangkuriang? Inilah Jawabannya
6 Januari 2023 17:07 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Baca Juga: (Asal Usul dan Sejarah Danau Toba di Sumatera Utara )
Siapakah Dayang Sumbi dalam Legenda Sangkuriang? Inilah Jawabannya
Sangkuriang adalah legenda masyarakat Sunda yang mengisahkan tentang terciptanya danau Bandung, Gunung Tangkuban Parahu, Gunung Burangrang, dan Gunung Bukit Tunggul.
Legenda Sangkuriang berasal dari mulut ke mulut. Artinya, kisah tersebut hanya dalam bentuk lisan. Rujukan tertulis mengenai legenda ini ada pada naskah Bujangga Manik yang ditulis pada daun lontar yang berasal dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16 Masehi.
Dalam naskah tersebut ditulis bahwa Pangeran Jaya Pakuan alias Pangeran Bujangga Manik atau Ameng Layaran mengunjungi tempat-tempat suci agama Hindu di pulau Jawa dan pulau Bali pada akhir abad ke-15.
Dikutip dari buku #Beranigagal: Catatan Hampir Teladan Si Juki oleh Faza Meonk (2016: 42), Dayang Sumbi atau Rarasati adalah ibu kandung dari Sangkuriang. Dayang Sumbi memiliki perawakan yang cantik. Namun dengan kecantikannya, Sangkuriang kehilangan akal sehatnya dan ingin memperistri sang ibu.
ADVERTISEMENT
Maka dari itu, Dayang Sumbi memberikan syarat kepada Sangkuriang untuk membuatkan perahu dan telaga dalam satu malam. Syarat yang mustahil tersebut, ternyata disanggupi oleh Sangkuriang.
Sangkuriang membuat perahu dari sebuah pohon besar sedangkan tunggul atau pangkal pohon tersebut menjadi gunung yang bernama Bukit Tunggul. Rantingnya ditumpukkan menjadi Gunung Burangrang. Dengan bantuan makhluk halus, bendungan tersebut hampir diselesaikan.
Mengetahui hal tersebut, Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal agar niat Sangkuriang tidak terlaksana. Dayang Sumbi lalu membentangkan sebuah rarang yang merupakan kain putih hasil tenunannya di atas bukit, sehingga kain putih tersebut bercahaya layaknya fajar.
Selain itu, ia berulang-ulang memukul alu dan lesung, seolah-olah sedang menumbuk padi. Para makhluk halus yang membantu Sangkuriang pun ketakutan karena mengira hari mulai pagi. Mereka lari menghilang bersembunyi dalam tanah yang membuat bendungan tak terselesaikan.
ADVERTISEMENT
Akibat kegagalan tersebut, Sangkuriang merasa kesal dan menendang perahu yang dikerjakannya dan mendarat secara menangkup menjadi Gunung Tangkuban Perahu . Puncak kemarahannya, dinding bendungan dijebolnya dan menciptakan lubang air yang menjadi air Citarum.
Meski begitu, Sankuriang tetap mengejar Dayang Sumbi. Menghindari anaknya yang kehilangan akal sehatnya, Dayang Sumbi memohon kepada Sang Hyang Tunggal untuk menyelamatkannya. Maka Dayang Sumbi berubah menjadi setangkai Bunga Jaksi. Sedangkan Sangkuriang saat sampai ke tempat yang disebut Ujung Berung menghilang secara mistrius.
Dari sosok Dayang Sumbi dalam legenda Sangkuriang, dapat diambil pesan moral adalah bersikap jujur sedari awal. Sebab jika tidak jujur dapat membuat permasalahan yang lebih besar lagi. Selain itu, perbuatan curang yang dilakukan Dayang Sumbi malah merugikan dirinya sendiri.(MZM)
ADVERTISEMENT