Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Sudut Pandang Orang Kedua dan 2 Jenis Lainnya!
16 Februari 2021 9:45 WIB
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Salah satu macam atau jenis dalam sudut pandang cerita adalah sudut pandang orang kedua. Selain itu, ada lagi dua jenis sudut pandang lainnya yang bisa Anda temukan di sini. Berikut penjelasan dari buku berjudul 88 Kiat Menjadi Penulis Hebat (2011: 120) oleh Syamsa Hawa, Irawan Senda, Penerbit Tangga Pustaka.
Sudut Pandang Orang Kedua
Kata ganti kamu adalah kata yang digunakan oleh penulis saat menggunakan sudut pandang tersebut. Penulis juga akan menggambarkan apa yang dilakukan oleh kamu dalam cerita . Dengan kata lain, pembaca akan merasa bahwa dirinya adalah tokoh utama cerita.
Contohnya, “Saat langit sedang menurunkan dukanya, kamu menghadapkan wajahmu untuk menyambut rintihan lembutnya. Meski orang-orang di sekitarmu sudah pergi mencari tempat berteduh, kamu malah mematung.”
ADVERTISEMENT
POV Orang Pertama
Sudut pandang orang pertama dari penulis , mempunyai dua bagian spesifik yang ada di dalamnya, antara lain:
Pelaku utama
Contohnya, “Aku mengelap kaca sembari memperhatikan wajahnya yang tampak serius di depan layar. Senyumku merekah tiada henti saat melihat wajahnya yang sangat menawan.
Tokoh Sampingan
Contohnya, “Tubuhku terperanjat ketika seseorang menutup pintu dengan kasar. Aku melihat Lia berlari dengan roti di mulutnya. Lia adalah tetanggaku sekaligus gadis yang menarik. Senyumnya selalu berhasil memikat banyak pria di kampus dan di mana saja.”
POV Orang Ketiga
Orang serba tahu
Contohnya, “Sudah hampir dua minggu Ani tidak masuk sekolah. Alasannya adalah sakit. Kenyataannya dia tidak sakit secara umum, melainkan sakit secara psikis. Kedua orangnya bertengkar, sementara Ani kabur dari rumah. Anak yang baru berusia 14 tahun itu berharap kedua orang tuanya akan mencari, tapi ternyata tidak.”
ADVERTISEMENT
Sebagai Pengamat
Contohnya, “Ria selalu pulang dengan wajah masam belakangan ini. Entah apa yang terjadi padanya, tapi dia hanya tersenyum kecut saat aku menyapanya. Tampaknya dia dimarahi oleh atasannya di kantor mengingat dia pernah bercerita bahwa bosnya mengesalkan.”(ANG)