Tafsir Mimpi Menurut Pandangan Islam

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
6 Maret 2021 15:19 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tafsir Mimpi Menurut Islam, Foto: kabarmakkah.com
zoom-in-whitePerbesar
Tafsir Mimpi Menurut Islam, Foto: kabarmakkah.com
ADVERTISEMENT
Tafsir mimpi menurut Islam merupakan ilmu yang sulit dipelajari dibandingkan yang lainnya. Hal ini terjadi karena mimpi adalah salah satu bagian dari wahyu kenabian, jadi tidak semua mimpi akan bisa ditafsirkan. Oleh karena itu, maka tidak sembarang orang yang bisa menafsirkan arti dari suatu mimpi.
ADVERTISEMENT

Tafsir Mimpi Menurut Islam

Dilansir dari NU Online, Nabi Muhammad Saw. membagi mimpi ke dalam 3 jenis sesuai hadis yang diterjemahkan berikut ini:
“Mimpi itu ada tiga. Mimpi baik yang merupakan kabar gembira dari Allah, mimpi karena bawaan pikiran seseorang (ketika terjaga), dan mimpi menyedihkan yang datang dari setan. Jika kalian mimpi sesuatu yang tak kalian senangi, maka jangan kalian ceritakan pada siapa pun, berdirilah dan shalatlah!” (HR Muslim)
Merujuk pada hadis di atas, maka tidak semua mimpi bisa dijadikan petunjuk, karena suatu mimpi bisa datang karena terlalu dalamnya orang itu memikirkan suatu hal atau bahkan bisa berupa bisikan setan.
Di dalam Alquran, dijelaskan bahwa tanda bahwa mimpi itu datang dari Allah Swt. adalah: “Bagi mereka berita gembira dalam kehidupan dunia dan di akhirat.” (QS Yunus: 64).
ADVERTISEMENT
Makna berita gembira di atas dijelaskan di dalam hadis berikut: “Yang dimaksud kegembiraan dalam ayat di atas adalah mimpi yang baik yang terlihat oleh orang Muslim atau yang diperlihatkan padanya.” (HR Ibnu Majah).
Selain itu, dari mana datangnya mimpi itu dapat diketahui berdasarkan waktunya. Apabila mimpi itu terjadi pada waktu sahur atau dini hari, maka mimpi itu benar dan bisa ditafsirkan. Namun, apabila mimpi itu terjadi pada awal malam atau ketika petang, maka itu merupakan bisikan setan. Hal ini tertuang di dalam hadis berikut:
“Mimpi yang paling benar adalah di waktu sahur, sebab waktu tersebut adalah waktu turunnya (isyarat) ketuhanan, dekat dengan rahmat dan ampunan, serta waktu diamnya setan. Kebalikannya adalah mimpi di waktu petang (awal waktu malam).” (Ibnu Qayyim al-Jauziyah, Madarij as-Salikin, juz 1, hal. 76).
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, kemampuan menafsirkan mimpi merupakan suatu keistimewaan, contohnya ada pada Nabi Yusuf. Meninjau hal itu, maka pantaslah Nabi Muhammad Saw. menetapkan sebagian hukum syariat berdasarkan mimpi para sahabatnya.
Demikianlah ulasan mengenai tafsir mimpi menurut Islam.(BR)