Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Tafsir Surat Al Baqarah ayat 29 tentang Bumi dan Tujuh Langit
12 Januari 2022 17:32 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Allah membuktikan kebesaran yang dimilikiNya dalam Allah SWT Surat Al Baqarah ayat 29 tentang penciptaan bumi dan tujuh langit. Di artikel kali ini akan diulas tafsir surat Al Baqarah ayat 29 tentang bumi dan tujuh langit.
ADVERTISEMENT
Tafsir Surat Al Baqarah ayat 29
Surat Al Baqarah menjadi surat terpanjang dalam Al-Quran. Sehingga di dalamnya banyak memuat banyak permasalahan. Menjadikan Surat Al Baqarah memiliki sebutan Futsatul Quran (puncak Al-Quran) karena memuat beberapa hukum yang tidak disebutkan dalam surat dalam Al-Quran lainnya.
Selain itu, berbagai tema diangkat dalam Surat Al Baqarah, dimulai dari akidah, sampai kekuasaan Allah SWT seperti pada ayat yang ke 29 tentang penciptaan bumi dan tujuh langit.
Sebagaimana yang dikutip dari buku Tafsirul Qur’anil Azhim karya Ibnu Katsir (1992).
هُوَ ٱلَّذِى خَلَقَ لَكُم مَّا فِى ٱلْأَرْضِ جَمِيعًا ثُمَّ ٱسْتَوَىٰٓ إِلَى ٱلسَّمَآءِ فَسَوَّىٰهُنَّ سَبْعَ سَمَٰوَٰتٍ ۚ وَهُوَ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلِيمٌ
Artinya, “Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu.”
ADVERTISEMENT
Pada ayat di atas menjelaskan kepada manusia bahwa Allah SWT menyebutkan bukti keberadaan dan kekuasaan-Nya melalui apa yang manusia saksikan sendiri pada diri mereka, lalu Dia menyebutkan bukti lain melalui apa yang mereka saksikan, yaitu penciptaan langit dan bumi.
Selain itu, Allah menciptakan bumi agar manusia mengambil manfaat dari-Nya, yaitu berupa hewan, tumbuhan, benda mati dan lain-lain.
Allah SWT berkeinginan menunjukkan kebesarannya dengan cara memulai menciptakan bumi, kemudian menciptakan tujuh lapis langit. Memang demikianlah cara membangun sesuatu, yaitu dimulai dari bagian bawah, setelah itu baru bagian atasnya.
Arasy Allah SWT berada di atas air. Ketika itu Allah SWT belum menciptakan sesuatu pun selain dari air tersebut. Ketika Allah berkehendak menciptakan makhluk, maka Dia mengeluarkan asap dari air tersebut, lalu asap (gas) tersebut membumbung di atas air hingga letaknya berada di atas air, dinamakanlah sama (langit).
ADVERTISEMENT
Kemudian air dikeringkan dan Dia menjadikannya bumi yang menyatu. Setelah itu bumi dipisahkan-Nya dan dijadikan-Nya tujuh lapis dalam dua hari, yaitu hari Ahad dan Senin. Allah menciptakan bumi di atas ikan besar.
Air berada di atas permukaan batu yang licin, sedangkan batu yang licin berada di atas punggung malaikat. Malaikat berada di atas batu besar, dan batu besar berada di atas angin. Batu besar inilah yang disebut oleh Luqman bahwa ia bukan berada di langit, bukan pula di bumi.
Kemudian ikan besar itu bergerak, maka terjadilah gempa di bumi, lalu Allah memancangkan gunung-gunung di atasnya hingga bumi menjadi tenang. Gunung-gunung itu berdiri dengan kokohnya di atas bumi.
Bukan tanpa alasan Allah menciptakan bumi dan langit seperti dalam Surat Al Baqarah ayat 29. Ia menciptakannya sebagai bukti kepada manusia atas kebesaran-Nya. Sehingga manusia diperintahkan untuk menyembah hanya kepada Allah SWT Sang pemilik dan Pencipta alam semesta. (MZM)
ADVERTISEMENT