Konten dari Pengguna

Tokoh yang Merupakan Pertahanan Terakhir Perjuangan Kaum Padri dalam Sejarah

Berita Terkini
Penulis kumparan
25 Februari 2023 17:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri. Sumber: www.unsplash.com.
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri. Sumber: www.unsplash.com.
ADVERTISEMENT
Pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri berada di tangan Tuanku Imam Bonjol. Tuanku Imam Bonjol memimpin kaum Padri dalam Perang Padri atau Perang Minangkabau pada tahun 1803 hingga 1837. Perang saudara antara kaum Padri dan kaum Adat itu dimanfaatkan Belanda untuk ikut campur demi menguasai perkebunan kopi.
ADVERTISEMENT
Setelah Tuanku Imam Bonjol ditipu Belanda, perjuangan diteruskan oleh Tuanku Tambusai beberapa saat. Namun penaklukan Benteng Bonjol dan ditangkapnya Tuanku Imam Bonjol dianggap telah mengakhiri perjuangan kaum Padri. Tuanku Imam Bonjol dan Tuanku Tambusai ditetapkan menjadi Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia.

Pertahanan Terakhir Perjuangan Kaum Padri Berada di Tangan Tuanku Imam Bonjol

Perang Padri dilatarbelakangi ajakan Haji Miskin, Haji Sumanik dan Haji Piobang agar masyarakat Minangkabau kembali ke syariat Islam, diantaranya dengan meninggalkan maksiat, minuman keras dan judi. Ajakan ini ditolak kaum Adat.
Perang Padri mencapai puncaknya tahun 1815 dengan penyerangan Kerajaan Pagaruyung oleh kaum Padri yang dipimpin Harimau nan Salapan (Delapan Harimau). Tahun 1825, ketika kaum Padri dipimpin Tuanku Imam Bonjol, terjadi gencatan senjata karena Belanda yang membantu kaum Adat kewalahan menghadapi Perang Diponerogo di Jawa.
ADVERTISEMENT
Setelah Perang Dipononegoro usai, Belanda kembali ke Sumatera Barat. Tapi kaum Padri dan kaum Adat sudah berdamai sehingga Belanda mengeluarkan pengumuman Plakat Panjang pada tahun 1833, yang isinya Belanda tidak datang untuk berperang, melainkan hanya untuk berdagang.
Tahun 1837, Belanda mengingkari janjinya dengan menyerang Benteng Bonjol. Serangan tak terduga itu membuat Benteng Bonjol takluk, diikuti dengan penangkapan Tuanku Imam Bonjol.

Warisan Perjuangan Kaum Padri bagi Masyarakat Minangkabau

Ilustrasi pertahanan terakhir perjuangan kaum Padri. Sumber: www.unsplash.com.
Perang Padri mengakibatkan kerugian nyawa dan harta kaum Padri dan kaum Adat. Hal itu disadari oleh Tuanku Imam Bonjol sehingga berusaha merangkul kaum Adat pada masa gencatan senjata. Perdamaian ditandai dengan Plakat Puncak Pato di Bukit Marapalam, Kabupaten Tanah Datar.
Kaum Padri dan kaum Adat menyepakati falsafah hidup masyarakat Minangkabau, yaitu Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Artinya adat Minangkabau berlandaskan kepada agama Islam, sedangkan agama Islam berlandaskan kepada Al-Qur'an. Kesepakatan ini berlaku hingga sekarang.
ADVERTISEMENT
Pemerintah Kabupaten Agam, Sumatera Barat memuat sejarah Perang Padri ini di lamannya www.agamkab.go.id agar masyarakat Minangkabau mambangkik batang tarandam atau membangkitkan kembali kejayaan Islam dan kejayaan Sumatera Barat.
Masyarakat Minangkabau dihimbau meninggalkan perbuatan maksiat seperti yang diperjuangkan kaum Padri. Banyak tokoh yang bisa dijadikan contoh dalam mengharumkan nama Sumatera Barat, antara lain Buya Hamka, M. Yamin, Rasuna Said, M. Natsir dan sebagainya. (LUS)