Konten dari Pengguna

Ulasan tentang Amtsilah Tashrifiyah sebagai Kitab Dasar Pelajaran Ilmu Syaraf

Berita Terkini
Penulis kumparan
2 Agustus 2022 17:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi belajar ilmu syaraf dalam kitab Amtsilah Tashrifiyah. Foto: unsplash.com/masjidmpd
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi belajar ilmu syaraf dalam kitab Amtsilah Tashrifiyah. Foto: unsplash.com/masjidmpd
ADVERTISEMENT
Dalam pendidikan pesantren, terdapat suatu ungkapan jika nahwu adalah bapaknya, maka syaraf ibunya. Hal ini merupakan penegasan bahwa dalam mendapatkan ilmu pengetahuan agama Islam, seseorang harus menguasai ilmu nahwu yang diikuti dengan ilmu syaraf. Meski begitu, kitab-kitab ilmu syaraf memiliki tingkatan yang tinggi. Untuk itu, KH Muhammad Ma’shum bin Ali membuat kitab Amtislah Tasrifiyyah yang terbilang lebih mudah. Nah, dalam artikel ini akan menjelaskan secara singkat isi dari kitab Amtislah Tasrifiyyah.
ADVERTISEMENT

Ulasan tentang Amtsilah Tashrifiyah sebagai Kitab Dasar Pelajaran Ilmu Syaraf

Dikutip dari buku Penerapan Metode Manhaji Pada Pembelajaran Bahasa Arab karya Endang Switri, M.Pd.I, dkk (2022:65), nahwu syaraf merupakan alat untuk mempelajari dan memahami bahasa Arab. Jika ilmu nahwu adalah ilmu untuk mengetahui jabatan akhir setiap kata dalam suatu kalimat, mengetahui harakat akhir, dan mengetahui tata cara mengirobnya, maka ilmu syaraf adalah ilmu yang membahas tentang bentuk kata dalam bahasa Arab dan semua perubahan yang berkenaan dengannya, baik berupa penambahan dan pengurangan.
Salah satu kitab syaraf yang banyak dipelajari para santri adalah kitab al-Amtislah at-Tasfiriyyah. Kelebihan dari kitab yang dikarang oleh Muhammad Ma’shum bin Ali bin Abdul Jabbar al-Maskumambani ini memiliki susunan yang sistematis mulai dari tsulatsi mujarrad hingga seterusnya secara beruntun.
ADVERTISEMENT
Susunanya terbilang mudah dipahami dan menampilkan contoh-contoh tanpa banyak teori. Sehingga, kitab ini sangatlah cocok bila diajarkan kepada santri pemula.
Selain itu, mempelajari perpindahan bentuk kata ke kata lainnya menggunakan metode dalam kitab al-Amtislah at-Tasfiriyyah memudahkan dalam menimbang dan memahami perubahan kata lainnya yang tidak ditulis.
Meski begitu, terdapat kekurangan dari kitab ini, yakni dengan mempelajari perubahan bentuk kata berupa contoh membuat orang sedikit kesulitan dalam menemukan kata asing, apakah kata tersebut sama seperti yang dicontohkan KH Muhammad Ma’shum bin Ali atau tidak.
Ilustrasi belajar ilmu syaraf. Foto: unsplash.com/masjidmpd

Istilah Penting dalam Kitab Amtsilah Tashrifiyah

Wazan

Wazan adalah kata yang menjadi acuan perubahan kata pada sebuah akar kata. Wazan sendiri mengacu pada jenis harakat dalam setiap bagian katanya serta ada atau tidak adanya huruf tambahan dalam kata tersebut.
ADVERTISEMENT

Sighat

Sighat merupakan jenis-jenis kata yang berfungsi sebagai verba ataupun nomina dalam bahasa Inggris.

Bina’

Bina’ merupakan pembagian kata yang dilihat dari huruf di dalamya yang terdiri dari wawu atau ya, atau dalam bentuk hamzah. Hal ini sangat diperlukan yang berpengaruh pada bentuk kata tersebut.

Muthaaqah

Muthaaqah adalah kata yang menjadi kitab ini dan memiliki kesamaan. Kesamaan tersebut terletak pada sisi bab, bina’, sighat, dan dhomir yang dimilikinya.
Dari ulasan di atas, sekarang sudah sedikit mengetahui kitab Amtsilah Tashrifiyah karya KH Muhammad Ma’shum bin Ali bukan? Semoga dengan penjelasan singkat di atas dapat menambah semangat dalam mempelajari ilmu syaraf.(MZM)