Ulasan tentang Walzenbeil, Kapak Lonjong Berukuran Besar di Zaman Purbakala

Berita Terkini
Penulis kumparan
Konten dari Pengguna
17 November 2022 22:54 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Di Zaman Purbakala, Kapak Lonjong Berukuran Besar disebut Walzenbeil. (Foto: Tyler Lastovich | Unsplash.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Di Zaman Purbakala, Kapak Lonjong Berukuran Besar disebut Walzenbeil. (Foto: Tyler Lastovich | Unsplash.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perkembangan zaman prasejarah yang paling penting dalam kehidupan umat manusia adalah pada zaman neolitikum. Zaman neolitikum juga biasa disebut dengan zaman batu muda. Pada zaman ini, terjadi revolusi kebudayaan yang diantaranya adalah berubahnya pola hidup manusia karena manusia purba jenis Homo Sapiens sudah mulai mengenal bercocok tanam serta beternak.
ADVERTISEMENT
Salah satu hasil kebudayaan dan peninggalan masyarakat pada zaman neolitikum adalah kapak lonjong. Kapak lonjong dinamakan demikian karena bentuknya adalah lonjong dan terbuat dari batu yang dibuat sedemikian rupa. Kapak lonjong berukuran besar disebut Walzenbeil.

Kapak Lonjong Berukuran Besar di Zaman Purbakala

Ilustrasi Kapak Lonjong Berukuran Besar Disebut Apa. (Foto: Jason Abdilla | Unsplash.com)
Apa yang disebut dengan kapak lonjong? Mengutip buku dengan judul Sejarah: Untuk Kelas 1 SMA karya Mustopo (2005:91) kapak lonjong adalah kapak yang penampangnya berbentuk lonjong atau bulat telur.
Terdapat dua jenis kapak lonjong. Kapak lonjong dengan ukuran besar dinamakan walzenbeil, sementara kapak lonjong dengan ukuran yang lebih kecil disebut sebagai keinbeil.
Tak hanya itu, ternyata terdapat kapak lonjong yang dibuat menjadi lebih indah. Biasanya kapak yang dibuat lebih indah digunakan sebagai alat upacara. Kapak lonjong ditemukan di beberapa daerah di Indonesia seperti di Sulawesi, Flores, Maluku, Papua, Sangihe-Talaud, Tanibar, dan juga Leti.
ADVERTISEMENT
Pada zaman tersebut, manusia purbakala sudah memiliki pengetahuan mengenai kualitas bebatuan. Oleh karena itu, biasanya kapak lonjong menggunakan jenis batuan tertentu seperti silicified stones atau batuan kersikan seperti gampng kersikan, kalsedon, maupun tufa kersikan.
Batu tersebut digunakan sebagai bahan dasar pembuatan kapak lonjong karena keras dan memiliki sifat yang retas. Maksudnya adalah pecahan batu ini cenderung tipis dan tajam.
Berikut ciri-ciri kapak lonjong pada zaman neolitikum.
ADVERTISEMENT
Kapak lonjong berukuran besar adalah walzenbeil sementara kapak lonjong kecil disebut kleinbeil. Ternyata, manusia purbakala sudah mengenal berbagai alat yang dapat membantu kehidupan sehari-hari. (FAR)