Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Konten dari Pengguna
Urutan Prosesi Pernikahan Adat Betawi beserta Makna dan Keunikannya
3 Februari 2022 12:53 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang pernikahan memang tidak ada habisnya. Terdapat berbagai cara yang dilakukan untuk dapat melangsungkan pernikahan yang istimewa dan unik. Tradisi unik pernikahan biasanya dilatarbelakangi oleh perbedaan adat, budaya, dan kebiasaan masyarakat setempat yang lumrah dijumpai di berbagai belahan dunia, termasuk juga di berbagai daerah yang terbesar di Indonesia. Salah satu tradisi yang menarik untuk diketahui adalah prosesi pernikahan adat Betawi.
ADVERTISEMENT
Pernikahan merupakan salah satu peristiwa penting dalam siklus kehidupan seseorang. Setiap pernikahan, termasuk dalam budaya Betawi, selalu membutuhkan persiapan khusus, mulai dari tata rias, pesta hingga hidangan yang disajikan. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai proses pernikahan adat Betawi beserta makna dan keunikannya.
Mengenal Pernikahan Adat di Betawi
Dikutip dari buku Kuliner Betawi: Selaksa Rasa & Cerita yang ditulis oleh Shinta Teviningrum (2016: 75), prosesi pernikahan Betawi sangat kental dengan nuansa Islami, karena mayoritas masyarakatnya menganut agama Islam. Secara umum, upacara pernikahan adat Betawi dimulai saat calon pengantin pria mencari tahu calon pengantin wanita hingga tahap wanita sebagai istri dibawa ke rumah pengantin pria. Urutan tersebut meliputi Ngedelengin, Negesin, Ngelamar, dan Tunangan, serta acara puncaknya adalah pernikahan.
ADVERTISEMENT
1. Ngedelengin
Prosesi awal menuju tahap berume-rume (berumah tangga) disebut ngedelengin. Pada tahap ini, pertemuan dilakukan untuk menemukan kesamaan visi dan misi antara calon pengantin pria dan wanita.
2. Negesin
Tahap ini merupakan kelanjutan dari ngedelengin. Jejaka dan si gadis, beserta masing-masing keluarganya akan dipertemukan untuk saling bertukar pikiran, menemukan kecocokkan, dan memantapkan hati.
3. Ngelamar
Dalam tahap ini, sudah ada pernyataan resmi dari pihak keluarga jejaka tentang ketertarikan dan Hasrat untuk memperisteri. Tahap ini biasanya dilakukan oleh perwakilan keluarga besar si jejaka.
4. Tunangan
Setelah lamar, utusan dari keluarga si jejaka akan datang kembali untuk mengadakan pertunangan membawa tande putus. Selain utusan, ada pula kerabat, tetangga, teman-teman, dan mualim dari kedua belah pihak.
ADVERTISEMENT
Saat prosesi akad nikah, mempelai pria dan keluarganya akan datang naik andong atau delman hias. Kedatangannya kemudian disambut bunyi petasan. Pada prosesi tersebut, terjadi dialog antara jagoan pria dan jagoan wanita yang biasanya berupa pantun dan juga pertandingan silat. (CHL)