Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.90.0
Konten dari Pengguna
Urutan Tembang Macapat dan Maknanya dalam Budaya Jawa
21 Juli 2021 16:47 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Tembang macapat adalah musik vokal tradisional yang berasal dari Jawa. Dikutip dari buku yang berjudul Baboning Pepak Basa Jawa karangan Budi Anwar (2020: 181), Tembang macapat adalah tembang yang berkembang di daerah Jawa yang mempunyai beberapa aturan. Aturan tembang macapat terdiri dari guru gatra (jumlah baris/larik) guru wilangan (jumlah suku kata) dan guru lagu (persamaan bunyi sajak pada akhir baris).
ADVERTISEMENT
Menurut beberapa orang tembang macapat merupakan vokal lagu tradisional yang diucapkan sebanyak empat-empat.
Urutan dan Makna Tembang Macapat dalam Budaya Jawa
1. Maskumambang
Tembang maskumambang menggambarkan mulainya perjalanan hidup manusia yang bermula dari dalam perut ibunya. Sosok calon manusia tersebut masih berupa embrio di dalam kandungan ibunya dan belum diketahui secara jelas jenis kelaminnya. Kumambang berarti hidupnya mengambang di dalam perut ibunya.
2. Mijil
Mijil melambangkan sebuah benih atau biji yang lahir ke dunia. Mijil mempunyai arti sebuah kelahiran seorang bayi dari dalam perut ibunya dan sudah diketahui dan terlihat jenis kelaminnya perempuan atau laki-laki.
3. Sinom
Sinom yang berarti "kanoman" (usia muda). Dalam Filosofi Jawa tembang Sinom menggambarkan seorang manusia yang mulai beranjak dewasa. Saat remaja masih memiliki banyak waktu luang, tugas mereka adalah menuntut ilmu sebaik mungkin dan setinggi-tingginya agar kelak bisa menjadi bekal kehidupannya.
ADVERTISEMENT
Pandangan lain mengartikan Sinom berarti sinoman yang artinya perkumpulan para pemuda untuk membantu orang yang sedang punya hajat.
4. Kinanthi
Kinanthi memiliki arti tuntunan supaya dapat berjalan menuju kehidupan yang lebih baik di alam dunia, berasal dari kata "kanthi" yang berarti menuntun/ menggandeng. Tuntunan tersebut meliputi tuntunan dalam berbagai hal berkaitan dengan sikap dan perilaku sesuai dengan norma dan adat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat yang lebih baik.
5. Asmaradana
Asmaradana memiliki arti perasaan asmara atau cinta. Filosofi tembang Asmarandana adalah perasaan saling menyukai terhadap lawan jenisnya yang sudah menjadi kodrat ilahi (perasaan laki-laki dan perempuan). Di lain sisi Asmaradana berasal dari kata asmara dan dhana. Asmara merupakan nama dewa percintaan dan dhana berasal dari kata "dahana" yang berarti api. Jadi Asmaradhana dapat diartikan cinta yang berapi-api.
ADVERTISEMENT
6. Gambuh
Gambuh adalah sudah memiliki kecocokan, berasal dari kata "jumbuh/sarujuk" yang berarti cocok yang kemudian dipertemukan antara pria dan wanita yang sudah terjalin asmara yang berakhir pada pernikahan.
7. Dandanggula
Dandanggula mengambarkan seseorang yang sedang merasa senang-senangnya dalam hidup, berasal dari kata "dandang" dan 'gula' yang berarti sesuatu yang manis. Tembang Dhandhanggula adalah menggambarkan kehidupan pasangan baru yang sedang berbahagia karena apa yang dicita-citakan telah tercapai. Kehidupan yang bahagia merupakan sesuatu yang dicita-citakan dalam setiap keluraga. Bisa memiliki keluarga, mempunyai keturunan, hidup berkecukupan merupakan sebuah anugrah dan kebahagiaan yang sangat indah dalam sebuah keluarga.
8. Durma
Durma dari kata derma yang berarti memberikan sumbangan. tembang Durma adalah tentang roda kehidupan yang suatu saat dapat merasakan kecukupan namun juga sebaliknya pasti mengalami kekurangan. Untuk itu dengan selalu memupuk perasaan saling memberi kehidupan. Tembang Durma mengajarkan agar manusia dapat saling memberi dan melengkapi satu sama lain. Saling tolong menolong, welas asih, dan rela memberikan bantuan kepada siapa saja saat membutuhkan dengan hati yang ikhlas adalah nilai kehidupan yang harus selalu dijaga.
ADVERTISEMENT
9. Pangkur
Pangkur berasal dari kata "mungkur" yang memiliki arti sudah memundurkan semua hawa nafsunya. Filosofi tembang Pangkur adalah menggambarkan masa disaat sudah harus meninggalkan berbagai hawa nafsu dunia dan lebih mendekatkan diri kepada yang Maha Pencipta. Pandang lain mengartikan Pangkur memiliki arti buntut atau ekor.
10. Megatruh
Megatruh adalah roh atau nyawa yang sudah lepas dari jasadnya atau sudah waktunya kembali ke tempat yang digariskan oleh Yang Maha Kuasa. Megatruh berasal dari kata "megat" dan "roh" yang berarti terlepasnya roh dari dalam tubuh yaitu kematian. Filosofi tembang Megatruh adalah tentang perjalanan hidup manusia yang telah selesai di dunia. Pandang lain mengartikan Megatruh artinya mbucalke sing sarwa ala (membuang apa yang sifatnya jelek).
ADVERTISEMENT
11. Pocung
Pocung adalah keadaan ketika seseorang yang sudah meninggal akan dikafani atau dipocong sebelum dikuburkan. Kata "pocong" yang menggambarkan kondisi setelah kematian yaitu di bungkus dengan kain kafan dan diikat. Filosofi tembang Pocung menunjukkan tentang sebuah ritual ketika melepaskan kepergian seseorang.
Itulah urutan dan makna dari 11 tembang macapat dalam budaya Jawa. Tembang macapat menceritakan tentang kehidupan manusia sejak dalam kandungan ibu sampai meninggal dunia.
(MZM)