Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Wawangsalan: Pengertian, Ciri-ciri, dan Contohnya dalam Kebudayaan Sunda
12 Oktober 2021 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Terkini tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita tahu, masyarakat Sunda adalah suku yang dikenal suka beramah-tamah dan bersenda gurau. Selain memiliki kepribadian yang ramah dan senang bercanda, masyarakat Sunda juga senang berpantun untuk menyampaikan gurauan di dalam kehidupan sehari-harinya.
Sisindiran dapat dimaknai sebagai perkataan yang bersifat menyindir seseorang dalam bentuk ucapan tertentu. Selain wawangsalan, jenis pantun yang termasuk sisindiran Sunda yaitu rarakitan dan paparikan.
Pengertian Wawangsulan
Wawangsulan atau wawangsalan berasal dari kata wangsul atau wangsal yang artinya kembali. Adapun masyarakat Sunda menyebutkan dengan “Bangbalikan”.
Wawangsulan terbagi ke dalam tiga bagian yaitu bangbalikan landjaran, bangbalikan dangding, dan wawangsalan dangding. Umumnya, sisindiran ini terdiri atas dua baris sampiran dan dua larik isi. Namun, ada pula yang hanya berjumlah lebih dari satu.
ADVERTISEMENT
Ciri-ciri Wawangsalan
Mengutip Buku Ajar Mata Kuliah Folklor oleh Mana & Samsiarni (2018), inilah beberapa ciri-ciri wawangsalan yang perlu diketahui:
Contoh Wawangsalan
Apa saja contoh wawangsalan? Simak penjelasannya di bawah ini:
1. Wangsal: Bogor
Kota nu usum hujan
Jadi jelema ulah bangor
2. Wangsal: Sakola
Tempat urang diajar pangelmu
Budak pinter kudu di bela
3. Wangsal: Rambutan
Tangkalna jankung gede
Jelema botak euweuh bu’ukan
Itulah pengertian, ciri-ciri, dan contoh dari wawangsalan dalam kebudayaan Sunda. Dalam sastra wawangsalan, terdapat semacam sampiran yang mengandung tebakan atau teka-teki. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa puisi bahasa Sunda ini memiliki karakteristik tersendiri yang membedakannya dengan geguritan Jawa.
ADVERTISEMENT
(DLA)