4 Tipe Anak Muda Peminum Alkohol Menurut Sains

Konten dari Pengguna
31 Agustus 2020 9:45 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi meminum minuman beralkohol di tempat umum. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi meminum minuman beralkohol di tempat umum. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Setiap orang yang mengkonsumsi minuman alkohol memiliki alasannya masing-masing. Oleh karenanya, sulit menentukan alasan utama bagi orang-orang yang gemar meminum alkohol.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari jurnal Abnormal Psychology, salah satu alasan yang sering dijumpai adalah keinginan seseorang mengubah perasaannya setelah meminum alkohol. Hal tersebut disampaikan oleh peneliti Milex Cox dan Eric Klinger dalam penelitiannya.
Cox dan Klinger menggunakan asumsi bahwa seseorang yang akan meminum minuman alkohol ingin meningkatkan perasaan positif dan menurunkan perasaan negatif.
Peminum juga disebut termotivasi karena adanya penghargaan kepada diri sendiri setelah berhasil memperbaiki keadaan emosionalnya. Ada juga yang merasa mendapatkan penghargaan dari sisi eksternal berupa penerimaan dalam suatu kelompok sosial.
Minuman anggur atau wine sebagai salah satu jenis minuman beralkohol. Foto: Shutterstock
Cox dan Klinger kemudian mampu mengategorikan peminum alkohol menjadi empat kelompok utama berdasarkan pemodelan ini. Keempatnya dikelompokkan berdasarkan motif seseorang untuk meminum alkohol.
Empat kelompok tersebut adalah enchantment (untuk meningkatkan gairah/semangat), coping (untuk mengatasi kekhawatiran), social (sebagai bentuk perayaan), dan conformity (sebagai bentuk penyesuaian dengan kondisi sosial).
4 Tipe Peminum Alkohol. Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan

1. Social Drinker

Sampai saat ini, hampir semua penelitian tentang alasan seseorang minum alkohol, dilakukan pada remaja dan dewasa muda. Di berbagai budaya dan negara, alasan sosial adalah alasan paling umum mengapa para pemuda minum alkohol.
ADVERTISEMENT
Dalam model ini, minum secara sosial mungkin dapat meningkatkan kebahagiaan saat bersama teman-teman. Hal ini sesuai dengan gagasan bahwa minum merupakan hiburan secara sosial. Minum karena alasan sosial dikaitkan dengan penggunaan alkohol moderat.

2. Drinking for Conformity

Ketika orang hanya minum alkohol pada acara sosial karena ingin menyesuaikan diri, bukan karena kebiasaan, mereka minum lebih sedikit daripada mereka yang minum karena kebiasaan.
Orang ini biasanya menyesap sedikit sampanye dalam perayaan, atau memegang segelas anggur agar tidak kelihatan berbeda dari orang lain.
Dalam beberapa tahun terakhir, program seperti Hello Sunday Morning telah mendorong orang untuk berhenti minum.
Dengan membuat orang yang tidak minum dapat diterima secara sosial, hal ini dapat mengurangi komentar negatif terhadap orang-orang tidak minum, begitulah yang diyakini program tersebut walaupun teori ini masih perlu diuji lebih lanjut.
ADVERTISEMENT

3. Drinking for Enchantment

Minum alkohol karena alasan ini adalah tindakan yang berisiko bagi remaja maupun orang dewasa muda.
Orang-orang seperti ini minum untuk membuat diri mereka merasa lebih ekstrover, impulsif, dan agresif.
Tipe peminum seperti ini (kebanyakan laki-laki) cenderung selalu ingin mabuk dan lebih berisiko untuk melakukan hal yang berbahaya.

4. Drinking to Cope

Motif minum alkohol lainnya adalah agar lebih tahan terhadap stres, serta mengurangi rasa rendah diri dan pandangan negatif terhadap diri sendiri. Tipe peminum ini mungkin menggunakan alkohol untuk mengatasi masalah dalam kehidupan mereka, terutama yang berkaitan dengan kecemasan dan depresi.
Peminum seperti ini cenderung lebih banyak berasal dari kalangan wanita.
Meskipun mungkin efektif dalam jangka pendek, minum untuk mengatasi masalah memiliki risiko jangka panjang.
Seorang pria tengah mengonsumsi alkohol. Foto: Shutterstock
Menurut Emmanuel Kuntsche dan Sarah Callinan, penulis The Conversation, ada penelitian yang menyebut bahwa mengetahui motif minum alkohol dari para peminum berat dapat membantu mengurangi minum para peminum tersebut.
ADVERTISEMENT
Misalnya, satu penelitian menemukan, menyesuaikan sesi konseling dengan motif minum alkohol dapat menurunkan konsumsi alkohol pada wanita muda, walaupun tidak ada penurunan yang signifikan pada peminum pria.
Penelitian ini sendiri masih terbatas oleh fakta bahwa para peneliti hanya baru mengetahui motif minum minuman keras pada remaja dan pemuda berusia 20-an awal. Pemahaman tentang mengapa orang dewasa minum alkohol masih terbatas.
Ke depannya, para peneliti berharap dapat mempelajari motif minum alkohol pada orang dewasa agar bisa membantu para peminum dewasa berhenti atau setidaknya mengurangi banyaknya alkohol yang mereka minum yang bisa membahayakan kesehatan mereka sendiri.
(EDR)