5 Cara Mudah Patahkan Teori Konspirasi Bumi Datar

Konten dari Pengguna
13 Agustus 2020 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Planet bumi. Foto: NASA
zoom-in-whitePerbesar
Planet bumi. Foto: NASA
ADVERTISEMENT
Teori konspirasi bumi datar seolah tidak akan hilang dari bumi. Meski sudah ada sejak waktu yang amat lama, hingga kini penganut bumi datar belum juga memperoleh sesuatu yang dapat membuktikan teorinya itu.
ADVERTISEMENT
Berbagai upaya sudah pernah dilakukan. Mulai dari membuat roket sendiri hingga ekspedisi ke benua Antartika sudah pernah dijalankan dengan hasil yang nihil.
Ini bisa menjadi kesempatan bagi kita untuk mematahkan teori bumi datar dan mengajak mereka yang percaya untuk sama-sama membuktikan bahwa bum sebenarnya bulat. Ada beberapa cara sederhana yang bisa kamu lakukan untuk menghancurkan teori konspirasi bumi datar.
Berikut ini adalah lima eksperimen mudah yang bisa kamu lakukan untuk membuktikan bahwa bumi berbentuk bulat. Selamat mencoba!

1. Melihat Gerhana Bulan

Gerhana bulan. Foto: Fabrizio Bensch/REUTERS
Dengan mengamati gerhana Bulan, kita bisa melihat bukti bahwa Bumi itu bulat. Ketika terjadi gerhana Bulan total, biasanya keseluruhan Bulan akan terlihat seperti memiliki warna jingga kemerahan.
Hal itu terjadi karena Bumi berada di antara Matahari dan Bulan, menyebabkan bayangan Bumi jatuh sepenuhnya ke Bulan. Nah, jika Bumi itu datar maka Bulan tidak akan sepenuhnya memiliki warna merah keoranye-oranyean.
ADVERTISEMENT

2. Melihat Kapal Berlayar

Ilustrasi kapal laut. Foto: Pixabay
Dari permukaan Bumi, memang sulit untuk melihat lengkungan Bumi. Namun kita bisa mengamati lengkungan itu jika kita mengunjungi pelabuhan atau tempat dengan pemandangan laut yang luas.
Jadi ketika kapal menjauh dari posisi kita, terlihat kapal itu seakan-akan "tenggelam". Bentuk Bumi yang bulat adalah alasan mengapa fenomena ini terjadi.

3. Memanjat Pohon

Ilustrasi pohon tinggi. Foto: Thinkstock
Jika Bumi itu datar, maka jarak pandang kita, baik sedang di bawah maupun di atas pohon, akan sama. Namun ketika kita memanjat sebuah pohon tinggi, kita akan merasakan bahwa semakin tinggi kita memanjat semakin jauh juga pandangan kita.
Hal ini terjadi karena bagian yang sebelumnya terhalang di pandangan kita, akibat bentuk Bumi yang bulat, jadi terlihat karena posisi kita bertambah tinggi.
ADVERTISEMENT

4. Melihat Matahari Tenggelam

Ilustrasi matahari tenggelam. Foto: Niken Nurani/kumparan
Dengan mengamati proses Matahari tenggelam kita bisa menemukan bukti bahwa Bumi itu bulat. Jadi bayangkan kita sedang mengamati proses tenggelamnya Matahari dari suatu tempat, sebut saja titik A.
Ketika Matahari tak lagi terlihat dari titik tersebut, cobalah pergi ke tempat yang lebih tinggi, sebut saja titik B. Dari titik B kita akan masih bisa melihat Matahari, sementara pada titik A Matahari tidak lagi terlihat.
Jika Bumi datar, saat Matahari telah tenggelam pada titik A maka pada titik B, meski lebih tinggi, Matahari pun tidak akan terlihat.
Namun pada kenyataannya jika kita melakukan hal tersebut setelah Matahari menghilang dari pandangan di titik A, di titik B yang lebih tinggi Matahari masih akan terlihat.
ADVERTISEMENT

5. Mengamati Bayangan di Lokasi Berbeda

Bayangan manusia. Foto: Unsplash
Ajak teman-teman Anda untuk memilih dua lokasi berbeda yang jaraknya cukup jauh, misalnya Anda di Banda Aceh dan teman Anda di Jakarta. Kemudian, siapkan dua batang kayu yang sama panjang dan tancapkan batang itu ke tanah pada siang hari.
Selanjutnya, hitung panjang bayangan yang muncul. Lakukan penghitungan pada waktu yang sama demi mendapatkan akurasi yang tepat.
Jika Bumi rata, bayangan yang muncul akan memiliki panjang yang sama. Namun pada kenyataannya kita akan menemukan bahwa ukuran masing-masing bayangan itu berbeda.
Hal ini diakibatkan oleh bentuk Bumi yang bulat sehingga membuat sinar Matahari menyinari suatu bagian Bumi dari sudut berbeda pada waktu yang sama.
Eksperimen sederhana ini juga dilakukan oleh seorang ahli matematika bernama Eratosthenes sekitar 2.000 tahun lalu. Selain membuktikan bahwa Bumi itu bulat, Eratosthenes juga berhasil menghitung lingkar keliling Bumi dalam eksperimen ini.
ADVERTISEMENT
(EDR)