6 Efek Samping Akibat Penggunaan Antibiotik yang Berlebihan

Konten dari Pengguna
20 Januari 2021 13:17 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi antibiotik. Foto: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi antibiotik. Foto: Freepik
ADVERTISEMENT
Berbagai jenis bakteri kerap menjadi sumber beberapa penyakit. Dimulai dari penyakit difteri, meningitis, dan tetanus. Antibiotik sering diberikan oleh dokter kepada pasien yang sakit akibat bakteri. Meski antibiotik bermanfaat dalam menyembuhkan berbagai macam penyakit, namun penggunaan antibiotik yang salah atau berlebihan bisa juga menimbulkan dampak buruk.
ADVERTISEMENT
Salah satu dampak yang bisa timbul akibat pemakaian antibiotik secara sembarangan adalah meningkatnya resistensi terhadap antibiotik.
Mengutip lembaga Centers for Disease Control and Prevention di Amerika Serikat, resistensi antibiotik adalah ketika kuman seperti bakteri dan jamur mengembangkan kemampuan untuk mengalahkan obat yang dirancang untuk membunuh mereka. Artinya, kuman tidak mati dan terus berkembang akibat adaptasi dari bahan kimia pada antibiotik. Bahkan setiap tahun di Amerika Serikat, setidaknya 2,8 juta orang mengalami resistensi atibiotik, dan lebih dari 35.000 orang meninggal.
Selain resistensi antibiotik, berikut ini adalah beberapa kemungkinan lain yang bisa terjadi bila seseorang menggunakan antibiotik secara berlebihan.

1. Diare

Diare akibat antibiotik cukup umum. Diperkirakan antara 5 hingga 25 persen orang dewasa dapat mengalami diare saat mengonsumsi antibiotik. Menurut Healthline, antibiotik dapat membunuh bakteri baik dan jahat yang hidup di dalam usus. Bakteri baik dapat membantu proses pencernaan dan menjaga kesehatan. Dengan begitu, Antibiotik dapat mengganggu keseimbangan pertumbuhan bakteri tersebut dan menyebabkan diare.
ADVERTISEMENT

2. Reaksi Alergi

Reaksi alergi dapat terjadi dengan obat apa pun, termasuk antibiotik. Jika kamu alergi terhadap antibiotik tertentu, kamu akan mengalami sejumlah gejala setelah mengonsumsi obat seperti, kesulitan bernapas, gatal-gatal, dan pembengkakan pada lidah dan tenggorokan.
Ilustrasi anak mengalami alergi gatal-gatal. PTR Foto: Shutterstock

3. Reaksi terhadap darah

Beberapa antibiotik dapat menyebabkan perubahan pada darah. Misalnya, leukopenia atau penurunan jumlah sel darah putih yang dapat menyebabkan peningkatan infeksi. Selain itu, antibiotik juga dapat menyebabkan trombositopenia atau tingkat trombosit menjadi rendah. Hal ini dapat menyebabkan perdarahan, memar, dan pembekuan darah yang lambat.

4.Masalah jantung

Meskipun dalam kasus ini jarang terjadi, antibiotik tertentu dapat menyebabkan masalah jantung seperti detak jantung tidak teratur atau tekanan darah rendah.

5.Infeksi Jamur

Beberapa orang yang mengkonsumsi antibiotik mengakibatkan infeksi jamur di beberapa bagian tubuh seperti di tenggorokan, mulut, dan vagina. Infeksi jamur di vagina memiliki gejala seperti gatal pada area vagina, bengkak, keputihan (fluor albus) bewarna putih ke abu-abuan dan menggumpal, serta nyeri saat berhubungan badan atau buang air kecil.
ADVERTISEMENT

6.Menyebabkan naiknya biaya pengobatan

Selain berisiko pada kesehatan, penggunaan antibiotik secara sembarangan juga bisa menyebabkan biaya pengobatan menjadi lebih tinggi. Hal ini dikarenakan resistensi antibiotik yang dialami pasien yang menyalahgunakan antibiotik membuat bakteri lebih sulit diobati sehingga pasien harus menjalani pengobatan yang lebih lama dan mahal.