news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

6 Kasus Peretasan Paling Heboh di Indonesia: Dari Tokopedia hingga Geser Satelit

Konten dari Pengguna
5 Mei 2020 8:16 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi hacker. Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi hacker. Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Indonesia digemparkan dengan peretasan jutaan data pengguna Tokopedia. Bahkan ada yang menyebut kasus ini menjadi kasus peretasan terbesar di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Jauh sebelum itu, Indonesia pernah beberapa kali dihebohkan oleh kasus peretasan lain.
Yuk, cek enam kasus peretasan paling heboh di Indonesia!

Peretasan Situs KPU

Pada tahun 2004 Indonesia digemparkan dengan kasus peretasan situs web milik Komisi Pemilihan Umum (KPU). Hal ini menghebohkan Tanah Air karena bertepatan dengan momen pemilihan umum.
Hacker akhirnya tertangkap atas nama Dani Firmansyah. Ia meretas situs KPU dan mengganti nama serta gambar partai peserta pemilu menjadi nama-nama lain seperti Partai Jambu, Air Minum Dalam Kemasan, dan lain sebagainya.
Dani mengaku bahwa aksinya ini tidak bermuatan politik. Dalam keterangannya, ia mengaku hanya ingin menguji keamanan situs web KPU. Dani akhirnya dijatuhi hukumuan kurungan penjara 6 bulan 21 hari atas perbuatannya.
ADVERTISEMENT

“Perang” Hacker Indonesia dan Australia

Tahun 2013 lalu, kelompok Anonymous Indonesia melancarkan serangan peretasan ke situs-situs Australia. Puluhan situs pun berhasil dibuat down saat itu.
Aksi spionase terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjadi pemicu "perang" siber Anonymous Indonesia dengan Australia. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Pemicunya adalah isu spionase Badan Intelijen Australia terhadap Presiden kala itu, Susilo Bambang Yudhoyono, dan sejumlah petinggi negara lain pada tahun 2009. Tindakan spionase ini diungkap mantan pegawai National Security Agency, Edward Snowden.
Para hacker Indonesia pun menjadikan situs-situs bisnis dan pemerintahan Australia sebagai target peretasan. Bahkan, situs web resmi Badan Intelijen Australia sempat tumbang selama beberapa saat.
Tak lama, sekelompok orang yang mengaku sebagai Anonymous Australia melancarkan serangan balik. Hasilnya, situs-situs milik KPK, Polri, Garuda Indonesia, juga sempat dibuat down.

Jim Geovedi Meretas Satelit

Pakar teknologi kenamaan asal Indonesia, Jim Geovedi, mengaku pernah berhasil meretas dua satelit Indonesia dan China. Ia melakukannya atas permintaan seorang klien.
Jim Geovedi (kiri, berkacamata) bersama Pavel Durov, pendiri Telegram. Foto: Wikimedia Commons
Dalam wawancara dengan Deutsche Welle, Jim menyebut ia berhasil menggeser dan mengubah orbit satelit. Saat itu, klien pemilik satelit memang tengah meminta Jim untuk menguji keamanan sistem yang dimiliki.
ADVERTISEMENT
Hebatnya, Jim tidak pernah menempuh pendidikan ilmu komputer atau sejenisnya. Seluruh kemampuan tersebut ia pelajari secara otodidak. Saat ini ia sudah sering berkeliling dunia menghadiri acara tentang cyber security.

Peretasan Situs KPAI

Situs web Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) juga tidak luput dari peretasan. Kasus ini terjadi setelah KPAI meminta pemerintah memblokir beberapa game tertentu.
Menurut KPAI, terdapat game yang mengandung unsur kekerasan dan seksualitas sehingga tidak layak dikonsumsi oleh anak-anak. Tentu pernyataan ini mengalami penolakan dari pelbagai pihak.
Ilustrasi Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI). Foto: Tio Ridwan/kumparan
Puncaknya, situs web KPAI diretas oleh seorang hacker bernama Skeptix. Ia mengganti situs KPAI dengan sebuah pesan yang memperingatkan KPAI untuk memperbaiki keamanan situsnya sebelum berbicara soal game.
Atas kasus ini, KPAI melapor ke pihak berwajib. Namun hingga kini kelanjutan kasus tersebut tidak pernah terdengar lagi kabarnya.
ADVERTISEMENT

Peretasan Situs Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI)

Pada Juni 2016, situs ICMI diretas oleh Anonymous Indonesia. Wacana pemblokiran Google dan YouTube oleh Sekretaris Jenderal ICMI, Jafar Hafsah, melatarbelakangi aksi ini.
Tidak lama setelah pernyataan tersebut keluar, hacker berhasil meretas situs ICMI. “Cuma security test ringan. Dear bapak/ibu ‘Cendekiawan’ ICMI, this is (a) friendly reminder. Improve your security first, baru ngomongin blokir Google. Anonymous,” tulis hacker tersebut.
Jimly Asshiddique. Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Beberapa hari kemudian, situs pribadi ketua ICMI, Jimly Asshiddique, juga ikut diretas. Dalam wawancara dengan Kompas, Jimly mengaku peretasan tersebut berhubungan dengan posisinya di ICMI saat itu.

Pencurian 91 Juta Data Pengguna Tokopedia

Ilustrasi Tokopedia. Foto: Astrid Rahadiani Putri/kumparan
Pencurian data pengguna Tokopedia menjadi kasus peretasan terbaru di Indonesia. Tidak tanggung-tanggung, sebanyak 91 juta data pengguna berhasil diperoleh oleh hacker.
ADVERTISEMENT
Hacker berhasil mendapatkan alamat email, nama pengguna, nomor HP, tanggal lahir, jenis kelami, hingga password hash. Password hash adalah sebuah enkripsi yang menyamarkan password asli pengguna.
Aksi ini terungkap setelah akun Twitter Under the Breach, @underthebreach, melaporkannya di Twitter. Disebut bahwa seorang hacker bernama Whysodank meminta bantuan hacker lain untuk dapat memecahkan enkripsi hash data yang ia curi.
Tidak hanya itu, dilaporkan pula bahwa sebanyak 91 juta data pengguna Tokopedia juga dijual di Dark Web. Data tersebut dihargai 5.000 dolar AS atau setara Rp 73,4 juta.
Tokopedia mengakui ada upaya pencurian data di platform mereka, tetapi menjamin password dan data pembayaran berhasil dilindungi dan dalam kondisi aman. Hingga sekarang, identitas asli pelaku belum berhasil ditemukan.
ADVERTISEMENT
(EDR)