Begini Gambar Paru-Paru Pasien Corona Dilihat dari Kacamata Teknologi VR

Konten dari Pengguna
5 Agustus 2020 8:09 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Seorang wanita menggunakan masker untuk mencegah infeksi virus corona. Foto: Maria Tan/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Seorang wanita menggunakan masker untuk mencegah infeksi virus corona. Foto: Maria Tan/AFP
ADVERTISEMENT
Virus corona SARS-Cov-2 penyebab penyakit COVID-19 masih terus mewabah di seluruh dunia. Virus ini menyerang organ pernapasan seseorang yang terinfeksi.
ADVERTISEMENT
Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), satu dari enam pasien COVID-19 mengalami sakit parah. Kebanyakan dari pasien tersebut mengalami kesulitan pernapasan dan pneumonia akut.
Seorang peneliti dari George University Hospital kemudian berhasil melakukan pemindaian (scanning) terhadap kondisi paru-paru pengidap COVID-19. Pemindaian tersebut ditampilkan memanfaatkan teknologi virtual reality atau VR.
Hasil penelitian dari Keith Mortman ini pun menunjukkan betapa menyeramkannya kondisi organ pernapasan seseorang yang terinfeksi virus corona.
Tampilan hasil render VR untuk organ paru-paru terinfeksi virus corona. Foto: George Washington University Hospital/Surgical Theater
Dalam penelitiannya, Mortman menggunakan pemindaian CAT (Computer Aided Tomography) atau CT scan dari seorang pasien. Data tersebut ia manfaatkan untuk melakukan render pada VR.
Ia memanfaatkan data dari seorang pasien di George Washington University Hospital yang awalnya mengalami demam dan batuk hingga akhirnya dinyatakan positif COVID-19.
ADVERTISEMENT
“Jadi pasien ini adalah seorang pria berusia akhir 50-an, yang awalnya mengalami demam dan batuk seperti banyak orang lain,” ungkap Mortman seperti dikutip KOKH Fox 25.
“Ia datang ke rumah sakit terdekat dengan gejala pernapasan, namun terus berkembang cukup cepat, ke titik di mana dia harus diinkubasi dan memakai ventilator,” lanjut Mortman.
Mortman bekerja sama dengan sebuah perusahaan bernama Surgical Theatre untuk menciptakan tampilan VR dari paru-paru pasien tersebut. Hasil render yang telah dilakukan menunjukkan kerusakan yang luas di kedua paru-paru pasien.
“Sangat mengejutkan untuk melihatnya. Hal ini tidak seperti varietas pneumonia yang mungkin mempengaruhi hanya satu bagian kecil paru-paru, atau tidak seperti flu biasa, apa yang Anda lihat dalam video ini sebenarnya adalah kerusakan luas pada paru-paru,” terangnya.
ADVERTISEMENT
Lebih lanjut, Mortman menjelaskan dalam video VR menampilkan bagian dasar paru-paru yang normal dengan warna biru. Namun, ada banyak bagian dari organ tersebut yang berwarna kuning, itu sebagai tanda bahwa virus corona sudah menyebar.
Tanda warna kuning dalam video tersebut adalah infeksi virus dan peradangan di paru-paru, itu sebabnya terlalu banyak dari pasien COVID-19 yang mengalami kesulitan bernafas atau sesak napas. Dalam gejala ini pasien perlu masuk rumah sakit, memakai tabung pernapasan, atau memakai ventilator.
Tampilan hasil render VR untuk organ paru-paru terinfeksi virus corona. Foto: George Washington University Hospital/Surgical Theater
Mortman merasa video dan gambar-gambar itu bisa menjadi pesan edukasi yang kuat untuk seluruh masyarakat. Sehingga mereka menjadi perhatian akan bahaya penyakit COVID-19 yang setiap hari terus memakan korban jiwa.
“Ini benar-benar untuk mendidik mereka, orang-orang di luar sana, yang masih tidak mengindahkan peringatan, tidak tinggal di rumah, tidak mengambil tindakan pencegahan, tidak mencuci tangan.”
ADVERTISEMENT
“Saya benar-benar ingin mereka dapat melihat ini dan memahami kerusakan yang sedang terjadi dilakukan untuk paru-paru dan tingkat keparahan penyakit yang menyebabkan ini,” tutur Dr. Mortman
Sebelumnya, Mortman dan Surgical Theatre sudah lama bekerja sama dan menggunakan teknologi VR ini dengan pasien kanker. Sekarang ia berharap teknologi tersebut dapat memberikan bantuan kepada dokter dan pasien dengan perspektif baru tentang COVID-19.
(EDR)