Konten dari Pengguna

Berapa Besar Peluang Tertular HIV/AIDS Setelah Berhubungan Seks dengan ODHA?

7 Agustus 2020 7:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi berhubungan seks. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi berhubungan seks. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Human Immunodeficiency Virus atau HIV dapat menular lewat hubungan seks tanpa pengaman. Namun, apakah mungkin seseorang tidak tertular HIV/AIDS setelah berhubungan tubuh dengan pengidapnya?
ADVERTISEMENT
Seorang dokter dari Institusi Angsamerah, Adiyana Esti, menjelaskan kemungkinan tersebut. Menurutnya, seseorang yang telah berhubungan seks dengan orang dengan HIV/AIDS (ODHA) belum tentu tertular penyakit tersebut.
Ia menuturkan bahwa peluang seseorang tertular setelah berhubungan seks tanpa kondom dengan ODHA adalah sebesar 15 persen.
“Ada yang tertular saat pertama kali hubungan seks dan ada juga yang tertular setelah beberapa kali melakukannya,” ujar Esti di acara diskusi media bertajuk ‘Tangkal Hoax-nya, Pahami Fakta HIV/AIDS’ di Jakarta.
Adiyana Esti. Foto: Sayid Mulki Razaq/kumparan
Esti juga menuturkan bahwa peluang terinfeksi HIV ketika melakukan hubungan seks lewat lubang anal sama besarnya dengan melakukan hubungan seks pada vagina. Kondom juga ia sebut dapat secara efektif menurunkan risiko infeksi.
Esti juga menyarankan masyarakat Indonesia yang pernah berhubungan seks untuk melakukan tes darah pemeriksaan HIV minimal satu kali dalam setahun.
ADVERTISEMENT
Menurutnya, hal ini bisa membantu orang yang terinfeksi HIV tidak sampai pada kondisi AIDS. Patut dipahami bahwa HIV dan AIDS adalah hal yang berbeda.
HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh manusia. Sementara Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah kondisi yang dialami penderita HIV setelah sistem pertahanan tubuhnya rusak akibat virus tersebut.
Rentang waktu HIV berubah menjadi AIDS tergantung pada pengobatan dan kecepatan penanganan si penderita.
HIV/AIDS. Foto: Shutterstock
“Kalau memang khawatir, bisa lakukan pengecekan darah kira-kira sebulan atau tiga bulan setelah bersinggungan dengan salah satu faktor penyebab infeksi HIV,” kata Esti.
“Dengan melakukan pengobatan dan penanganan yang lebih cepat pada penderita HIV, mereka bisa tetap melanjutkan kehidupannya dengan normal,” imbuhnya.
Esti mengatakan bahwa obat ARV digunakan untuk mencegah memburuknya kondisi penderita HIV hingga terkena kondisi AIDS. Obat ini bisa menghambat aktivitas dan perkembangbiakan HIV dengan mencegahnya menempel ke sel darah putih di dalam tubuh.
ADVERTISEMENT
(EDR)