news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Ini Alasan Mengapa Pemain Sepak Bola Kerap Meludahkan Minumannya

Konten dari Pengguna
19 Maret 2021 17:05 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Eden Hazard. Foto: Eddie Keogh/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Eden Hazard. Foto: Eddie Keogh/Reuters
ADVERTISEMENT
Berbagai liga sepak bola dunia sedang bergulir saat ini. Meski diterpa pandemi beberapa negara masih menggelar liga sepakbola tanpa penonton seperti Premier League (Inggris), Serie A (Italia), dan Bundesliga (Jerman). Dalam beberapa momen, pemain bola kerap tertangkap kamera meludahkan minumannya saat jeda pertandingan.
ADVERTISEMENT
Mengapa hal ‘jorok’ tersebut kerap dilakukan? Berikut adalah penjelasannya.
Menurut para peneliti, kegiatan ‘jorok’ tersebut ternyata memiliki efek positif untuk performa mereka. Melansir Live Science, meludahkan minuman merupakan suatu teknik bernama pembilasan karbohidrat. Saat melakukan teknik tersebut, para pemain harus berkumur-kumur dengan campuran karbohidrat selama lima hingga 10 detik dan kemudian meludahkannya.
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pembilasan karbohidrat meningkatkan kinerja atlet selama aktivitas dengan intensitas tinggi yang berlangsung sekitar satu jam. Menurut dokter olahraga di UC Health Denver, Sourav Poddar, peningkatan performa bisa mencapai antara dua hingga tiga persen.
Dele Alli dan Harry Kane. Foto: Christian Hartmann/Reuters
Ia menambahkan, peningkatan tersebut sama dengan orang yang meminum cairan karbohidrat saat melakukan latihan daya tahan tubuh.
Dengan meludahkan kembali cairan tersebut, para atlet bisa menghindari bahaya pada saluran pencernaannya. Seorang ahli fisiologi olahraga, Michael Joyner, menjelaskan bahwa cairan bisa tertahan dalam perut sehingga tubuh harus memproduksi lebih banyak lagi cairan untuk bisa mengencerkannya lagi. Hal tersebut membuat tubuh harus menghabiskan energi, suatu hal yang para atlet hindari.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, peneliti belum mengetahui secara pasti bagaimana teknik pembilasan karbohidrat bisa meningkatkan performa fungsi motorik dan pergerakan tubuh. Namun, peneliti menduga bahwa reseptor karbohidrat di mulut mengaktifkan suatu area tertentu di otak.
Selain itu, ada beberapa studi lain yang menunjukkan bahwa ketika orang mengecap rasa manis di mulutnya, hal tersebut dapat mengubah persepsi atas tingkat kerja mereka. Jadi menurut Joyner, tanpa perlu menelan cairan, suatu cairan karbohidrat yang manis bisa membuat seseorang merasa lebih segar atau lebih semangat.
Tetapi Poddar menekankan bahwa kegiatan ini hanya dilakukan saat berlari maraton atau melakukan latihan yang berlangsung lebih dari satu atau dua jam. Dengan latihan jangka panjang, tubuh perlu mengonsumsi lebih banyak karbohidrat untuk memberi bahan bakar pada otot.
ADVERTISEMENT
(MRT)