Konten dari Pengguna

Ini Letak Segitiga Bermuda di Samudra Atlantik, Meksiko, dan Indonesia

28 Januari 2021 19:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peta Segitiga Bermuda. Foto: Shutter Stock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peta Segitiga Bermuda. Foto: Shutter Stock
ADVERTISEMENT
Berbagai kisah kehilangan kapal dan pesawat sudah lama menyelimuti Segitiga Bermuda. Lokasinya berada di Samudra Atlantik, tepatnya di antara pantai Florida, AS, di bagian barat, Bermuda di bagian utara, dan Antiles atau Puerto Rico di bagian selatan.
ADVERTISEMENT
Jika digabungkan, titik batas wilayah Segitiga Bermuda akan membentuk segitiga. Meskipun luasnya mencapai 500 ribu mil dan 1,5 juta mil persegi, lokasi Segitiga Bermuda tidak muncul di peta dunia mana pun. Selain itu, Dewan Geografis Amerika juga tidak mengakui Segitiga Bermuda sebagai wilayah resmi Samudra Atlantik.
Percaya atau tidak, wilayah misterius macam Segitiga Bermuda ternyata juga ada di Meksiko dan Indonesia. Begini penjelasannya, termasuk letak lokasinya
Mapimi Silent Zone, Meksiko
Mapimi Silent Zone. Foto: Wikimedia Commons
Segitiga Bermuda di Samudra Atlantik memang sudah terkenal. Namun, apakaha kamu pernah mendengar Zone of Silent atau Mapimi of Silent?
Tempat ini disebut-sebut sebagai Segitiga Bermuda di darat. Dilansir Atlas Obscura, Mapimi Silent Zone merupakan sebuah daerah gurun berpasir yang sangat misterius. Letaknya tak jauh dari kota Mapimi, Meksiko. Ada yang mengatakan, daerah yang sepi ini sama misteriusnya dengan Segitiga Bermuda.
ADVERTISEMENT
Gurun pasir yang juga dikenal dengan nama Trino Vertex tersebut membentang di negara bagian Durango, Chihuahua, dan Coahuila. Di wilayah Mapimi of Silent sinyal radio dan jarum kompas tidak bisa bekerja seakan berputar tak tentu arah. Usut punya usut, hal itu terjadi ketika benda langit pernah beberapa kali menghantam gurun pasir tersebut pada tahun 1938, 1954, dan 1969. Pecahan benda meteorit tersebut mengendap di tanah lalu menghasilkan suatu energi yang konon bisa mengacaukan sinyal.
Untuk menjelaskan fenomena tersebut, pada tahun 1966 perusahaan minyak nasional Meksiko yang bernama Pamex mengirimkan beberapa tim untuk ekspedisi. Namun, tim ekspedisi yang dipimpin Augusto Harry de la Pena itu tidak mampu memecahkan mister karena frustasi dengan gangguan sinyal. Ia pun akhirnya menamakan tempat tersebut dengan Zone of Silent atau Zona Keheningan.
ADVERTISEMENT
Sebelunya, fenomena misterius juga dilaporkan pada tahun 1930-an oleh Francisco Sarabia, seorang pilot Meksiko, yang mengklaim bahwa radionya secara misterius gagal berfungsi saat terbang di atas zona tersebut.
Tak berhenti di situ, cerita mengenai UFO dan makhluk luar angkasa juga terdengar di lokasi tersebut. Meski diselimuti misteri, Zone of Silence seakan memiliki daya tarik bagi wisatawan. Tak sedikit wisatawan yang berkunjung ke tempat itu untuk memenuhi rasa penasaran. Adapula wisatawan yang berkemah di sekitar gurun misterius itu.
Segitiga Masalembo, Indonesia
Peta kawasan Segitiga Masalembo. Foto: Wikimedia Commons
Selain wilayah samudra Atlantik dan Meksiko, Indonesia juga punya kwasan yang dikenal sebagai Segitiga Bermuda. Kawasan tersebut berada di kepulauan Masalembo di bagian timur Laut Jawa.
Sederet kecelakaan kapal dan pesawat pernah terjadi di kawasan yang disebut Segitiga Masalembo tersebut. Menurut jurnal Saintek Maritim yang berjudul “Misteri Segitiga “Masalembo” Merupakan Segitiga Bermuda di Wilayah Indonesia” yang ditulis Mochammad Chaeran Harcici menjelaskan kecelakaan di perairan ini diawali oleh tenggelamya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II pada 27 Januari 1981.
ADVERTISEMENT
Kapal yang membawa 1.105 Penumpang, 191 mobil, dan 200 motor tersebut terbakar di tengah perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi dan akhirnya karam di perairan Masalembo. Akibat kejadian tersebut, 431 orang tewas termasuk sang kapten, Abdul Rivai.
Setelah 25 tahun karamnya KMP Tampomas II, kecelakaan di perairan Masalembo dimulai lagi oleh karam Kapal Ferry Senopati Nusantara pada tanggal 29 Desember 2006. Kapal tersebut mengangkut 542 penumpang, tujuh truk besar, dan satu alat berat. Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga kapal tersebut tenggelam karena cuaca buruk.
Tidak kurang dari satu minggu, kecelakaan kembali terjadi di perairan Masalembo. Kali ini kecelakaan menimpa pesawat udara Adam Air tujuan Surabaya-Manado yang terbang pada 1 Januari 2007. Pesawat yang membawa 102 penumpang itu dinyatakan hilang tanpa jejak setelah tak bisa dihubungi ATC Makassar. Akibat kejadian tersebut, seluruh penumpang yang berjumlah 102 orang meninggal dunia.
Kapal KM. Santika Nusantara dengan rute Surabaya - Balikpapan terbakar di Perairan Laut Utara Pulau Masalembo, Jawa Timur, Kamis (22/8). Foto: Dok. Istimewa
Setelah peristiwa itu terjadi, sejumlah rentetan kecelakaan terus menyertainya. Pada 30 Desember 2006, kapal laut Senopati Nusantara dinyatakan hilang sekitar pukul 03.00 WIB. Pihak KNKT menduga, kapal tersebut tenggelam akibat cuaca buruk. Total ada 628 penumpang yan hilang, termasuk anak buah kapal dan kaptennya.
ADVERTISEMENT
Masih dalam jurnal yang sama, dijelaskan faktor pertama kawasan Masalembo kerap melibatkan kecelakaan kapal karena dipengaruhi oleh pertemuan arus yang disebut Arlindo. Arus ini adalah pertemuan antara arus jawa dengan arus dari Selat Makasar yang datang dari arah utara. Kedua arus ini bertemu di sekitar Segitiga Masalembo
Faktor kedua adalah adanya pengaruh angin muson yang berhembus setiap enam bulan sekali. Angin ini terjadi karena adanya perbedaan pemanasan bumi antara belahan bumi utara dan belahan bumi selatan. Angin muson berembus setiap setengah tahun sekali dan selalu berganti arah.
ADVERTISEMENT
Secara geografis, Indonesia diapit oleh dua benua, yaitu benua Asia dan benua Australia. Perbedaan tekanan udara di kedua benua tersebut mengakibatkan terjadinya angin muson. Angin muson yang berasal dari Asia disebut angin muson barat, dan angin muson yang berasal dari Australia disebut angin muson timur