Kebiasaan Merokok Bisa Bikin Berat Badan Naik, Ini Bukti Risetnya

Konten dari Pengguna
5 Agustus 2020 9:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi seorang perokok. Foto: Beawiharta/REUTERS
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi seorang perokok. Foto: Beawiharta/REUTERS
ADVERTISEMENT
Kebiasaan mengisap rokok ternyata juga dapat memengaruhi berat badan seseorang. Sebuah penelitian menunjukkan, perokok mengkonsumsi 200 kalori lebih banyak dibandingkan mereka yang tidak merokok sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi di Amerika Serikat meneliti kebiasaan 5.293 orang melalui National Health and Examination Survey. Hasil studi tersebut menunjukkan hal yang sangat menarik.
Melalui data tersebut, peneliti menemukan bahwa perokok mengkonsumsi 200 kalori lebih banyak setiap harinya. Padahal, orang-orang yang merokok memakan makanan dalam porsi yang lebih sedikit dibandingkan dengan orang yang tidak merokok.
“Para perokok memiliki pola makan yang padat energi. Artinya, mereka mengkonsumsi jumlah makanan yang lebih sedikit namun kaya akan kalori,” ungkap peneliti dari Fairfield University, Jacqueline Vernarelli, dilansir Eureka Alert.
“Mereka yang tidak merokok mengkonsumsi makanan lebih banyak tapi mengandung kalori lebih sedikit,” tambahnya.
Ilustrasi penjual rokok. Foto: Beawiharta/REUTERS
Menurut para peneliti, orang yang belum pernah merokok mengkonsumsi 1,79 kilokalori (kkal) per gram makanan. Sementara perokok harian mengkonsumsi 2,02 kkal per gram dan orang yang jarang merokok mengkonsumsi 1,89 kkal per gram.
ADVERTISEMENT
Para eks perokok juga didapati mengkonsumsi kalori yang lebih banyak dalam hitung gram per makanannya, yaitu sekitar 1,84 kkal per gram.
Temuan ini menunjukkan bahwa jumlah rokok yang diisap dapat memiliki hubungan dengan kualitas pola makan yang buruk.
Selain itu, dari data yang dimiliki para peneliti, dalam pola makan para perokok juga ditemukan bahwa mereka jarang mengkonsumsi buah dan sayuran.
Kebiasaan merokok. Foto: Oscar Siagian/AFP Photo
Hal ini bisa diartikan bahwa asupan vitamin C para perokok lebih rendah. Dan menurut para peneliti dalam paparan studi, hal tersebut dapat berpotensi meningkatkan risiko perokok untuk terserang penyakit jantung serta kanker.
(EDR)