Metode Sampling dan Jenisnya pada Penelitian

Konten dari Pengguna
4 Juni 2021 14:21 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi melakukan penelitian. Foto: CoWomen/unsplash
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi melakukan penelitian. Foto: CoWomen/unsplash
ADVERTISEMENT
Metode sampling merupakan sebuah metode yang membuat riset menjadi lebih cepat. Kamu tidak perlu mengambil data dari setiap orang yang menjadi topik bahasan. Jadi, hanya cukup mengambil beberapa sampelnya.
ADVERTISEMENT
Sampel merupakan beberapa individu dalam suatu kelompok yang berpartisipasi dalam sebuah penelitian. Kamu harus berhati-hati saat menentukan sampel saat melakukan penelitian.
Terdapat dua metode sampling yang bisa kamu gunakan, yaitu metode sampling probabilitas dan non-probabilitas.
Teknik metode sampling probabilitas memungkinkan kamu untuk memilih sampel secara acak. Kemudian, kamu dapat membuat kesimpulan statistik yang cukup kuat mengenai keseluruhan kelompok.
Sedangan untuk pengambilan sampel non-probabilitas, tidak memilih secara acak. Namun, berdasarkan beberapa kriteria penelitian. Setelah itu, kamu akan mendapatkan data dengan lebih mudah.
Pada penelitian yang kamu lakukan untuk mengerjakan skripsi, maka harus menjelaskan metode purposive sampling mana yang akan digunakan dalam bab metode penelitian.
Berikut ini adalah pengertian metode sampling beserta contohnya, dikutip dari Scribbr:
ADVERTISEMENT

Metode Sampling Probabilitas

Ilustrasi melakukan penelitian. Foto: Priscilla Du Preez via Unsplash
Jika ingin menggunakan metode random sampling probabilitas, maka ada kemungkinan pada setiap anggota kelompok yang terpilih menjadi sampel. Metode ini biasanya digunakan dalam penelitian kuantitatif.
Teknik ini akan berguna jika kamu ingin mendapatkan hasil yang dapat mewakili seluruh anggota kelompok. Terdapat empat jenis metode sampling yang harus kamu ketahui:
1. Metode Acak Sederhana
Metode acak sederhana memungkinkan seluruh anggota kelompok atau populasi mendapatkan peluang yang sama untuk terpilih. Kerangka sampling yang kamu buat wajib berisi seluruh populasi.
Saat mengambil sampel secara acak, kamu bisa menggunakan alat generator angka acak atau alat lain yang sejenis.
Contoh metode sampling secara acak sederhana adalah saat kamu ingin mengambil sampel dari 100 karyawan perusahaan. Nantinya, kamu harus menandai setiap karyawan dengan nomor 1 sampai 100.
ADVERTISEMENT
Kemudian, kamu memilih sampel dari 100 karyawan tersebut menggunakan alat generator angka acak.
2. Metode Sistematik
Pengambilan sampel dengan metode sistematik hampir mirip dengan metode acak. Namun, metode ini lebih mudah dilakukan. Anggota kelompok yang sudah ditandai dengan nomor akan dipilih secara berkala dan tidak diacak.
Sebelum menggunakan metode ini, pastikan tidak ada pola yang terjadi pada anggota kelompok. Misalnya, pengelompokan berdasarkan tahun bergabung atau lainnya.
Contoh penggunaan metode sistematik pada 100 karyawan yang sudah ditandai nomor adalah mengambil angka secara acak untuk karyawan nomor 1 hingga 10.
Misalnya, kamu mengambil karyawan nomor 3. Lalu, sampel selanjutnya adalah karyawan nomor 13, 23, 33, dan seterusnya.
2. Metode Bertingkat
ADVERTISEMENT
Metode ini akan membagi populasi menjadi sub-populasi dan mengelompokkan berdasarkan karakteristiknya, seperti jenis kelamin, usia, golongan pendapatan, dan peran pekerjaan.
Hal ini akan memungkinkan kamu untuk mendapatkan kesimpulan yang lebih tepat. Selain itu, anggota lain yang tidak masuk ke dalam sampel akan terwakili.
4. Metode Klaster
Metode ini hampir sama dengan metode sebelumnya yang membagi populasi menjadi sub-populasi yang disebut klaster. Namun, setiap sub-populasi harus memiliki ciri yang sama dengan lainnya.
Misalnya, kamu akan meneliti karyawan di sebuah perusahaan. Lalu, perusahaan tersebut memiliki banyak cabang di seluruh Indonesia. Secara acak, kamu hanya mengambil lima perusahaan sebagai bahan penelitianmu.
Metode klaster cocok digunakan jika populasi sangat besar dan mencangkup area yang sangat luas.
ADVERTISEMENT
Kekurangan menggunakan metode ini adalah resiko kesalahan yang lebih tinggi. Sebab, hal itu sulit untuk menjamin bahwa setiap klaster yang terpilih akan mewakili seluruh populasi.

Metode Sampling Non-Probabilitas

Ilustrasi melakukan penelitian. Foto: Gradikaa Aggi via Unsplash
Metode non probability sampling membutuhkan biaya yang lebih murah, kemudian caranya pun lebih mudah. Namun, metode ini lebih berisiko.
Kesimpulan yang diperoleh lebih lemah dibandingkan metode pengambilan sampling probabilitas. Teknik ini cocok untuk jenis penelitian kualitatif dan eksplotasi.
Berikut ini adalah jenis-jenis metode sampling non-probabilitas:
1. Metode Convenience
Metode ini hanya mencakup individu yang paling mudah ditemui oleh peneliti. Metode convenience merupakan metode yang paling mudah dan terjangkau dalam pengumpulan data penelitian.
Namun, metode ini tidak menjamin apakah sampel yang terpilih mewakili populasi atau tidak.
ADVERTISEMENT
2. Metode Sampling dari Respons Sukarela
Biasanya, metode ini menggunakan survei online yang bisa diakses secara publik atau disebar melalui media sosial. Orang-orang yang mengisi survei bersifat sukarela.
Metode ini memiliki risiko yang sama dengan metode sebelumnya, karena terkadang orang yang mengisi survei tidak memahami pertanyaan dan mengisi skemanya.
3. Metode Purposive
Metode purposive juga dikenal dengan metode penilaian, karena melibatkan peneliti menggunakan keahliannya untuk menentukan sampel yang akan digunakan.
Metode purposive akan memperoleh data yang lebih rinci secara kualitatif. Umumnya, penggunaan metode ini ditujukan pada populasi yang anggotanya kecil dan spesifik.
Sampel purposive lebih efektif jika memiliki kriteria dengan alasan yang jelas untuk dimasukkan.
4. Metode Snowball
ADVERTISEMENT
Metode sampling kualitatif snowball dilakukan dengan menunjuk calon sampel dari contoh yang sudah ada. Jadi, sampel yang akan kamu gunakan untuk penelitian dicari oleh sampel yang sudah kamu dapatkan.
Misalnya, ketika kamu meneliti kehidupan tunawisma di suatu kota. Dikarenakan kamu tidak memiliki data tunawisma kota tersebut, maka pengambilan sampel akan dibantu oleh tunawisma yang mengetahui tunawisma lainnya.
Kini kamu sudah bisa memahami metode sampling dalam sebuah penelitian. Kamu bisa menggunakan salah satu dari metode di atas untuk menentukan sampel penelitian.
(NSF)