Paramagnetik: Definisi, Karakteristik, dan Cara Kerjanya

Konten dari Pengguna
9 Juli 2021 14:52 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Aluminium adalah bahan yang memiliki sifat paramagnetik. Foto: Victor Kovshevny via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Aluminium adalah bahan yang memiliki sifat paramagnetik. Foto: Victor Kovshevny via Flickr
ADVERTISEMENT
Sifat magnet suatu bahan dibagi menjadi tiga, yaitu paramagnetik, diamagnetik, dan feromagnetik.
ADVERTISEMENT
Jika feromagnetik merupakan sifat suatu bahan yang menunjukkan daya tarik magnet yang cukup kuat untuk dirasakan. Lalu, diamagnetik adalah sifat dari bahan yang tidak tertarik oleh medan magnet. Kemudian, bagaimana dengan paramagnetik?
Kali ini, kita akan membahas mengenai apa itu paramagnetik. Simak penjelasannya di bawah ini.

Pengertian Paramagnetik

Paramagnetik adalah sifat bahan yang cenderung memperoleh magnet lemah ke arah medan magnet saat diletakkan di medan magnet.
Secara sederhana, bahan paramagnetik memiliki kerentanan positif terhadap medan magnet, namun nilainya kecil dan lemah.
Ketika medan magnet eksternal dihilangkan, bahan paramagnetik otomatis akan kehilangan sifat magnetiknya.

Karakteristik Paramagnetik

Ilustrasi atom paramagnetik. Foto: dayna mason via Flickr
Beberapa senyawa dan sebagian besar unsur kimia memiliki sifat paramagnetik dalam suatu keadaan tertentu. Contoh benda paramagnetik adalah titanium, aluminium, oksida besi (FeO), dan oksigen (O2)
ADVERTISEMENT
Menurut hukum Fisika Currie-Weiss yang dikutip dari laman ToughtCo, bahan paramagnetik yang sesungguhnya menunjukkan kerentanan magnetik pada rentang suhu yang luas.
Seperti yang sudah disebutkan di atas, momen magnet pada benda paramagnetik dapat ditarik oleh medan magnet, tetapi sangat lemah. Saat medan magnet eksternal dilepas, sifat kemagnetannya akan hilang.
Ketika diberi medan magnet eksternal yang tidak seragam, momen magnet paramagnetik akan bergerak dari daerah yang medan magnetnya lemah ke arah medan magnet kuat.
Mengutip dari Byjus, benda paramagnetik memiliki intensitas yang sangat kecil, bernilai positif, dan berbanding lurus dengan medan magnet. Selain itu, suseptibilitas magnetiknya juga kecil dan bernilai positif.
Nilai permeabilitas relatif pada benda paramagnetik lebih besar dibanding satu. Karakteristik yang unik dari benda paramagnetik adalah memiliki nilai magnetisasi atau suseptibilitas yang berbanding terbalik dengan suhu mutlak.
ADVERTISEMENT
Momen dipol pada benda paramagnetik kecil, namun sejajar dengan medan magnet.

Bagaimana Cara Kerja Paramagnetik?

Contoh bahan paramagnetik adalah titanium. Foto: Nick Ramsey via Flickr
Paramagnetik dapat terjadi jika setidaknya ada satu putaran elektron yang tidak berpasangan dalam atom atau molekul material. Artinya, paramagnetik merupakan seluruh bahan dengan orbital atom yang tidak terisi penuh.
Atom yang tidak berpasangan tersebut akan memberi momen dipol magnetik pada benda paramagnetik. Setiap atom yang tidak berpasangan pada dasarnya adalah magnet kecil dalam suatu bahan.
Saat diberi medan magnet eksternal, putaran elektron yang tidak berpasangan menjadi sejajar dengan medan magnet, sehingga benda paramagnetik tertarik ke medan.
Namun, saat medan magnet eksternal dihilangkan, putaran elektronnya menjadi acak kembali.
Jadi, dapat kita simpulkan jika bahan paramagnetik adalah bahan yang memiliki sifat paramagnetik yang lemah jika diberi medan magnet eksternal saja. Namun, akan hilang jika tidak ada medan magnet eksternal.
ADVERTISEMENT
(NSF)