news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Penampakan Bunglon Mini Reptil Terkecil di Dunia

Konten dari Pengguna
1 Maret 2021 14:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Bunglon nano (Brookesia nana). Foto: Frank Glaw via Zoologische Staatssammlung Muenchen
zoom-in-whitePerbesar
Bunglon nano (Brookesia nana). Foto: Frank Glaw via Zoologische Staatssammlung Muenchen
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan telah menemukan reptil terkecil di dunia di pedalaman hutan hujan Madagaskar. Reptil tersebut adalah jenis bunglon nano (Brookesia nana) dengan ukuran 13,5 milimeter (mm) atau 22 mm saat ekor hewan tersebut direntangkan. Dengan ukuran tersebut, bunglon dapat hinggap di ujung jari atau bahkan bertengger di ujung tablet obat sakit kepala.
ADVERTISEMENT
Mongabay melansir, hanya dua spesies baru yang ditemukan dalam ekspedisi ini yaitu betina dan jantan. Berbeda dengan jantan, ukuran betina bunglon nano lebih besar yaitu sekitar 29 mm (0,86 inci).
Menurut para ilmuwan hal tersebut adalah salah satu alasan mengapa jantan memiliki organ reproduksi yang sangat besar. Sama seperti kebanyakan bunglon lainnya, spesies bunglon nano juga memiliki mata yang dapat berputar.
Bunglon nano jantan. Foto: Frank Glaw via Mongabay
Oliver Hawlitschek, seorang ilmuwan di Center of Natural History di Hamburg, mengatakan, bunglon nano mencari makan dengan berburu tungau di tanah hutan hujan Madagaskar dan bersembunyi dari predator di malam hari di balik rumput.
Hutan Madagaskar telah menampung menampung lebih dari 100 spesies bunglon, dan 30 spesies yang termasuk dalam genus Brookesia. Menurut salah satu peneliti yang terlibat, Dr Mark Scherz, penemuan bunglon nano adalah sebagai kasus pengecilan ukuran spesies (miniaturisasi) secara ekstrem.
ADVERTISEMENT
"Penemuan bunglon nano melanggar pola spesies terkecil yang ditemukan di pulau-pulau kecil. Hal tersebut menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menyebabkan bunglon ini mengecil," ujar Mark Scherz.
Bunglon nano betina. Foto: Frank Glaw via Mongabay
Scherz menjelaskan, ada banyak proses yang benar-benar dapat mendorong miniaturisasi, seperti pergeseran evolusioner, ketersediaan sumber daya, dan keberadaan predator.
Madagaskar telah menjadi sebuah daratan yang mengejutkan para ilmuwan dalam rangkaian spesies miniatur yang selama ini banyak ditemukan. Pulau yang terpisah dari Afrika 150 juta tahun lalu dan dari anak benua India 88 juta tahun lalu, tetap menjadi tempat evolusi makhluk hidup yang sesungguhnya.
Penebangan hutan dan degradasi habitat telah mengancam keberadaan bunglon nano. Meskipun saat ini wilayah habitat bunglon nano ditetapkan sebagai kawasan lindung, spesies ini tetap akan didaftarkan oleh para ilmuwan sebagai spesies yang terancam punah.
ADVERTISEMENT
(MRT)