Proses Oogenesis: Pembentukan Sel pada Wanita

Konten dari Pengguna
23 Juni 2021 15:14 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi alat reproduksi wanita. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi alat reproduksi wanita. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
Proses oogenesis merupakan proses pembentukan ovum di dalam ovarium. Oogenesis terjadi pada sistem reproduksi wanita. Sedangkan pada pria, hal itu disebut dengan spermatogenesis.
ADVERTISEMENT
Wanita mengalami proses oogenesis ini sejak sebelum lahir, yaitu sekitar delapan hingga 20 minggu setelah janin mulai berkembang.
Sel-sel tersebut nantinya berkembang menjadi ovum yang akan matang dan berlipat ganda.
Namun, proses oogenesis akan berhenti sementara pada saat masa kanak-kanak. Kemudian, berlanjut ketika wanita mulai mengalami menstruasi atau masuk masa pubertas.

Proses Oogenesis pada Wanita

Ilustrasi tahapan proses oogenesis. Foto: flickr
Dikutip dari Modul Biologi terbitan Direktorat SMA, Direktorat Jenderal PAUD, DIKDAS, dan DIKMEN, proses oogenesis Biologi memiliki beberapa tahapan.
Pada ovarium, terdapat sel indung telur atau disebut juga oogonium yang sifatnya diploid (2n = 23 pasang kromosom).
Saat terjadi pembelahan mitosis, oogonium akan menggadakan dirinya dan membentuk oosit primer.
Saat wanita mulai menginjak masa pubertas, oosit primer tersebut akan melanjutkan proses oogenesis dan masuk ke fase pembelahan meiosis I. Jadi, fase pembelahan meiosis I terjadi pada saat wanita mulai pubertas.
ADVERTISEMENT
Pada fase pembelahan meiosis I, oosit primer membelah diri menjadi dua sel yang ukurannya berbeda dan masing-masing bersifat haploid.
Sel yang ukurannya lebih besar diberi nama oosit sekunder. Sementara itu, sel yang lebih kecil dinamakan dengan badan kutup primer.
Selanjutnya, oosit sekunder ini akan berlanjut ke fase meiosis II. Fase meiosis II terjadi saat fertilisasi. Fertilisasi adalah proses pembuahan pada sel telur oleh sperma.
Jika tidak terjadi fertilisasi, maka oosit sekunder akan mati atau degenerasi. Namun, jika ada fertilisasi maka fase meiosis II, maka akan berlanjut.
Fase meiosis II adalah fase di mana oosit sekunder akan membelah diri menjadi dua sel yang berbeda ukurannya. Sel yang ukurannya lebih besar disebut dengan ootid. Lalu, sel yang lebih kecil adalah badan kutub sekunder.
ADVERTISEMENT
Pada saat yang bersamaan, badan kutup primer juga membelah menjadi II. Sehingga, pada fase meiosis II ini akan menghasilkan satu ootid dan tiga badan kutub sekunder.
Selanjutnya, ootid akan berkembang menjadi ovum atau sel telur yang matang dan tiga badan kutup akan mengalami kematian atau disebut dengan polosit.

Hormon yang Berperan dalam Proses Tahapan Oogenesis

Ilustrasi alat reproduksi wanita. Foto: Shutter Stock
Pada proses terjadinya oogenesis, tentunya tentunya tak terlepas dari peran hormon di dalam tubuh. Hormon tersebut dihasilkan oleh hipofisis (kelenjar pituitari) atau ovarium itu sendiri.
Mengutip dari Buku Ajar Reproduksi Perkembangan Hewan, ada tiga hormon utama yang membantu skema proses oogenesis, yaitu:
ADVERTISEMENT
Itulah tahapan dari proses oogenesis yang terjadi pada wanita. Nantinya, proses tersebut akan membentuk keturunan manusia selanjutnya.
(NSF)