news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Purposive Sampling: Pengertian dan Contoh

Konten dari Pengguna
4 Juni 2021 10:41 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi diskusi purposive sampling (Foto: Gradikaa Aggi via Unsplash).
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi diskusi purposive sampling (Foto: Gradikaa Aggi via Unsplash).
ADVERTISEMENT
Purposive sampling merupakan salah satu bagian teknik pengumpulan data pada penelitian kuantitatif. Teknik ini adalah salah satu teknik sampling yang dapat diterapkan dalam penelitian.
ADVERTISEMENT
Secara ringkas, Merriam Webster Dictionary menyebut sampling sebagai proses atau teknik memilih sampel. Hal itu tentunya berhubungan dengan populasi.
Sebelum membahas purposive sampling method, sampel dan populasi harus dipahami terlebih dahulu.
Dikutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, populasi adalah jumlah orang atau pribadi yang mempunyai ciri-ciri yang sama. Populasi didefinisikan pula sebagai sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambilan sampel.
Lalu, sampel merupakan bagian kecil yang mewakili kelompok atau keseluruhan yang lebih besar. Artinya, sampel menjadi bagian dari populasi.

Pengertian Purposive Sampling

Purposive sampling secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai pemilihan sampel dengan tujuan tertentu. Tujuan ini harus disesuaikan dengan kebutuhan peneliti.
Purposive sampling adalah Sugiyono (2015) dalam penelitian Adian (2018) menyebutkan, menjadi penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
ADVERTISEMENT
Tujuan penggunaan purposive sampling rumus menurut Kerlinger (1986) dalam riset Krisantono (2020), untuk memperoleh sampel yang representatif.
Berdasarkan dua definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa peneliti perlu menentukan tujuan penelitian sebelum menentukan sampel penelitian purposive sampling.
Ilustrasi diskusi purposive sampling (Foto: Priscilla Du Preez via Unsplash)

Contoh Penelitian dengan Purposive Sampling

Demi memudahkan pemahaman purposive sampling, berikut ini adalah contoh penggunaan teknik pemilihan sampel ini.
Penelitian Krisantono (2020) bertujuan untuk mengetahui perbedaan strategi usaha dalam mengatasi masalah pada mahasiswa musik jika dilihat dari jenis musik yang dimiliki, yaitu musik klasik dan musik jazz.
Jika ingin mencapai tujuan penelitian dengan purposive sampling, peneliti menentukan sampel penelitiannya, yakni mahasiswa perguruan tinggi musik yang memiliki preferensi musik klasik dan musik jazz sejak awal masuk kuliah.
ADVERTISEMENT
Penggunaan purposive sampling yang disesuaikan dengan tujuan penelitian ini juga dapat ditemukan pada riset lain.
Tujuan riset Adian (2018) adalah melihat hubungan antara efikasi diri dengan tingkat stres pada mahasiswa perantau tahun pertama di Yogyakarta.
Tujuan tersebut membuat peneliti menentukan kriteria sampel dengan purposive sampling, yaitu mahasiswa tahun pertama kuliah yang berkuliah di Yogyakarta dan berasal dari luar Yogyakarta.

Keterbatasan Purposive Sampling

Seperti teknik dan metode penelitian lain yang memiliki kekurangan, teknik penentuan sampel dengan purposive sampling juga memiliki keterbatasan.
Menurut Supratiknya (2015) dalam buku Metodologi Penelitian Kuantitatif & Kualitatif Dalam Psikolog, Purposive sampling technique atau disebut non-random sampling memang memudahkan peneliti. Sebab, adanya ketersediaan akses pada sampel yang dipilih.
ADVERTISEMENT
Idealnya, penelitian menggunakan random sampling yang memberikan kesempatan dan peluang sama besar pada individu dalam populasi untuk menjadi sampel.
Dikutip dari Supratiknya (2015), kekurangan purposive sampling tidak menjamin generalisasi penelitian ke populasi penelitian.
Ilustrasi membaca buku mengenai purposive sampling (Foto: Eliott Reyna via Unsplash)
Demikian pengertian dan contoh purposive sampling yang bisa digunakan untuk penelitian. Keterbatasan teknik ini juga dapat menjadi pertimbangan tambahan.
(RKW)