Quokka: Ukuran, Habitat, dan Perilakunya

Konten dari Pengguna
7 Juli 2021 14:32 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Quokka menggemaskan yang bisa kamu temukan di Rottnest Island. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Quokka menggemaskan yang bisa kamu temukan di Rottnest Island. Foto: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Quokka adalah salah satu jenis hewan walabi terkecil yang bisa dijumpai di wilayah Australia. Hewan yang memiliki nama ilmiah Setonix Brachyurus ini pertama kali ditemukan oleh penjelajah Belanda bernama Willem de Vlamingh.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari situs Monument Australia, Vlamingh pertama kali menemukan Quokka di Pulau Rottnest, Australia, pada 31 Desember 1696. Saat itu, pulau Rottnest yang ditemukan Vlamingh tidak berpenghuni dan belum memiliki nama.
Setelah melihat sejenis tikus besar yang sekarang dikenal sebagai Quokka, maka ia menamai pulau tersebut dengan ‘Rats Nest’, yang dalam bahasa Inggris adalah sarang tikus.
Pada dasarnya, Australian Quokka sangat mirip dengan walabi lainnya. Ukuran tubuh Quokka adalah sekitar 40-54 cm.
Quokka memiliki bulu pendek yang sangat kasar dan tebal berwarna abu-abu kecokelatan di sebagian besar tubuhnya dengan bagian yang lebih terang di bawahnya.
Telinga Quokka juga berbentuk bulat dan berbulu. Ekornya juga cenderung pendek dan tidak berbulu. Namun, bulu di kakinya cukup panjang hingga menutupi cakarnya.
ADVERTISEMENT

Habitat dan Lingkungan Quokka

Hewan Quokka (Setonix brachyurus). Foto: Greg Schechter/Flickr
Dikutip dari Australian Museum, Quokka akan berkelompok di sekitar tepi sungai dan semak-semak di sekitar rawa. Quokka lebih menyukai iklim hangat yang disesuaikan dengan iklim musiman Rottnest Island Quokka. Bisa dikatakan, Quokka menempati berbagai daerah yang semi–kering.
Kecenderungan tersebut menunjukkan, bahwa Quokka adalah spesialis hewan pada area yang terbakar dalam 10 tahun terakhir. Meski Quokka hidup di pulau yang ‘gundul’, namun tingkat kebakaran di sana cukup rendah. Quokka berhasil tinggal di pulau tersebut karena adanya sumber makanan yang cocok dan kurangnya predator.

Bagaimana Perilaku Quokka?

Quokka di Rottnest Island. (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
Quokka merupakan pemakan tumbuhan atau herbivora. Bahkan, mereka digambarkan sebagai herbivora penjelajah yang menyukai rumput dan daun. Mereka juga mampu memanjat pohon untuk mencapai sumber makanan.
ADVERTISEMENT
Quokka paling aktif saat makan malam sendirian atau kelompok kecil. Namun, mereka bisa bertahan hidup dalam waktu yang lama tanpa makanan atau air.
Pada siang hari, mereka akan berlindung di area vegetasi yang lebat. Di antara vegetasi yang lebat, Quokka akan membuat jalan setapak yang digunakan sebagai jalur untuk mencari makanan atau melarikan diri dari pemangsa.

Siklus Perkembangbiakan Quokka

Hewan Quokka (Setonix brachyurus). Foto: VirtualWolf via Flickr
Rata-rata Quokka dapat hidup selama sekitar 10 tahun. Mereka mampu berkembang biak dari usia 18 bulan.
Quokka dapat berkembang biak sepanjang tahun. Quokka betina mampu menghasilkan sekitar 17 keturunan seumur hidupnya dengan dua anak yang lahir setiap tahun.
Namun, dikarenakan Pulau Rottnest memiliki musim kawin yang lebih pendek, Quokka biasanya hanya melahirkan satu keturunan per tahun.
ADVERTISEMENT
Quokka betina akan melahirkan anak pertamanya sekitar satu bulan setelah kawin. Sama seperti kangguru, anak Quokka akan dimasukkan ke dalam kantong ibunya selama enam bulan. Setelah meninggalkan kantong tersebut, ia akan terus menyusui selama dua bulan.

Status Konservasi Quokka

Quokka di Rottnest Island. (Foto: Muhammad Iqbal/kumparan)
International Union for Conservation of Nature (IUCN) mengelompokkan Quokka sebagai hewan yang vulnerable (rentan). Hal itu dikarenakan adanya penurunan jumlah populasi dan hilangnya habitat akibat penebangan dan pembangunan.
Selain itu, Quokka juga terancam oleh rubah, anjing, dan kucing. Meski di Pulau Rottnest tidak ada hewan rubah, anjing, atau kucing, namun beberapa hewan tersebut telah dibawa oleh manusia yang berkunjung ke pulau tersebut.
(MRT)