Rentetan Kecelakaan di Segitiga Bermuda Masalembo

Konten dari Pengguna
26 Januari 2021 15:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi kapal karam. Foto: DirectDish via Flickr
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi kapal karam. Foto: DirectDish via Flickr
ADVERTISEMENT
Di Indonesia ada tempat dimana beberapa kecelakaan kapal dan pesawat berada di wilayah yang sama. Wilayah tersebut adalah perairan sekitar pulau Masalembo yang juga dijuluki Segitiga Bermuda Indonesia.
ADVERTISEMENT
Tak hanya di Segitiga Bermuda samudra Atlantik, Segitiga Masalembo juga dapat digambarkan dengan garis khayal di perairan Laut Jawa antara Pulau Bawean di Jawa Timur, Kota Majene di Sulawesi barat dan Pulau tengah di Nusa Tenggara Barat.
Pada bulan-bulan tertentu, kondisi perairan yang terletak di timur Laut Jawa ini menghasilkan ombak yang tinggi dan pusaran arus yang bisa mengakibatkan kecelakaan kapal dan pesawat.
Salah satu tragedi kecelakaan kapal di Indonesia yang berada di wilayah ini adalah tenggelamya Kapal Motor Penumpang (KMP) Tampomas II pada 27 Januari 1981. Kapal yang membawa 1.105 Penumpang, 191 mobil, dan 200 motor tersebut terbakar di tengah perjalanan dari Jakarta menuju Sulawesi dan akhirnya karam di perairan Masalembo. Akibat kejadian tersebut, 431 orang tewas termasuk sang kapten, Abdul Rivai.
ADVERTISEMENT
Menurut jurnal Saintek Maritim yang berjudul “Misteri Segitiga “Masalembo” Merupakan Segitiga Bermuda di Wilayah Indonesia” kecelakaan kapal di Masalembo diawali lagi setelah 27 berselang kecelakaan kapal Tampomas II. Tepatnya, saat Kapal Ferry Senopati Nusantara tenggelam pada 26 Desember 2006. Kapal yang mengangkut 628 penumpang, tujuh truk besar, dan satu alat berat tersebut, menyebabkan korban jiwa sebanyak 347 orang. Pihak Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menduga kapal tersebut tenggelam karena cuaca buruk.
Tidak kurang dari satu minggu, kecelakaan kembali terjadi di perairan Masalembo. Kali ini kecelakaan menimpa pesawat udara Adam Air dengan nomor penerbangan 574 tujuan Surabaya-Manado yang terbang pada 1 Januari 2007.
Rute penerbangan Adam Air 574. Foto: Wikimedia Commons
Pesawat yang membawa 102 penumpang itu dinyatakan hilang tanpa jejak setelah tak bisa dihubungi ATC Makassar. Akibat kejadian tersebut, seluruh penumpang yang berjumlah 102 orang meninggal dunia.
ADVERTISEMENT
Kotak hitam pesawat baru ditemukan pada 28 Agustus 2007 di perairan Majene, Sulawesi barat. KNKT menyimpulkan jatuhnya pesawat Adam Air karena cuaca buruk yang merusak alat navigasi Inertial Reference System (IRS).
Rentetan kecelakaan terus berlanjut melibatkan beberapa kapal seperti, karamnya Kapal Muatan (KM) Mutiara Indah pada 19 Juli 2007, KM Fajar Mas pada 27 Juli 2007, KM Teratai Prima pada 11 Januari 2009, dan KMP Mutiara Sentosa yang terbakar pada 19 Mei 2007.
Lokasi terbakarnya KM Mutiara Sentosa. Foto: Faisal Nu'man
Kasus terakhir di Perairan Masalembu adalah Kapal Ro-Ro KM Santika Nusantara dengan rute Surabaya-Balikpapan yang terbakar saat melaut pada pada Kamis, 22 Agustus 2019 pukul 20.45 WIB. Untungnya, seluruh penumpang dinyatakan selamat, tak ada korban jiwa.
Secara ilmiah daerah tersebut sering terjadi kecelakaan kapal karena adanya faktor alam karena kawasan tersebut merupakan daerah pertemuan antara arus Laut Jawa, Seat Bali, Laut Flores, dan Selat Makasar.
ADVERTISEMENT