Konten dari Pengguna

Selain Kisah Misterius, Ini 9 Fakta Segitiga Bermuda

30 Januari 2021 13:08 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi peta Segitiga Bermuda. Foto: Wikimedia Commons
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi peta Segitiga Bermuda. Foto: Wikimedia Commons
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Banyak orang telah mengaitkan kasus kecelakaan di Segitiga Bermuda dengan alien, lorong waktu, bahkan monster laut seperti cumi-cumi raksasa. Selain memiliki berbagai cerita dan mitos, wilayah yang berada di antara Pantai Florida (AS) dibagian barat, Bermuda di bagian utara, dan Antiles atau Puerto Rico di bagian selatan ini juga memiliki sejumlah fakta yang tidak kalah menarik.
ADVERTISEMENT
Berikut sembilan fakta terkait Segitiga Bermuda yang berada di Samudra Atlantik.

1. Keanehan yang dialami Christopher Columbus

Christopher Columbus. Foto: Wikimedia Commons
Kisah Segitiga Bermuda yang tercatat oleh sejarah bermula pada pernyataan Christopher Columbus pada 8 Oktober 1492 saat dirinya melakukan pelayaran menuju dunia baru. Columbus mengaku kompas miliknya rusak secara tiba-tiba saat melintasi perairan tersebut. Dalam petualangannya, dia juga mengaku melihat bola api yang jatuh ke laut Segitiga Bermuda, lalu beberapa pekan setelahnya dia juga melihat cahaya aneh di kejauhan

2. Memakan korban nyawa

Ada dua insiden yang paling populer melibatkan Segitiga Bermuda. Pertama Pada Maret 1918, kapal penambang USS Cyclops dalam perjalanan dari Brasil menuju ke Baltimore, Maryland, AS, menghilang di dalam Segitiga Bermuda. Kedua adalah hilangnya pesawat tempur Amerika yang disebut Flight 19 pada tahun 1945.
ADVERTISEMENT

3. Nama Segitiga Bermuda

Nama Segitiga Bermuda sendiri pertama kali digunakan oleh penulis dari AS, Vincent Hayes Gaddis, di majalah berjudul Argosy edisi Februari 1964. Kepopuleran kawasan yang dikenal pula sebagai Devil's Triangle ini bertambah setelah Charles Berlitz merilis buku The Bermuda Triangle pada tahun 1974. Buku tersebut laris di pasaran dan berhasil terjual 5 juta kopi di seluruh dunia.

4. Gelombang tinggi

Melansir Britannica, Segitiga Bermuda terletak di wilayah Samudra Atlantik di mana badai dari berbagai arah dapat bertemu. Badai tersebut dapat membuat gelombang laut bisa mencapai ketinggian hingga 100 kaki atau 30,5 meter. Secara teoritis gelobang tersebut cukup kuat untuk mengganggu perjalanan kapal dan pesawat.

5. Gas Metana

Para ilmuwan telah beranggapan bahwa kawasan Segitiga Bermuda menyimpan gas metana hasil dari pembusukan organisme laut. Hasil pembusukan di dasar laut membentuk gelembung metana yang jika pecah gas tersebut akan meledak ke permukaan laut dan akan mengganggu kapal yang melintas di area tersebut.
ADVERTISEMENT

6. Tidak muncul di peta dunia

Ilustrasi peta Segitiga Bermuda. Foto: Shutter Stock
Berlokasi diantara pantai Atlantik Florida, Antiles, dan Puerto Rico, Segitiga Bermuda tidak muncul di peta dunia mana pun. Selain itu, Dewan Geografis Amerika juga tidak mengakui Segitiga Bermuda sebagai wilayah resmi Samudra Atlantik.

7. Palung Puerto Rico

Titik terdalam Samudra Atlantik atau yang disebut Milauke Depth terletak di sekitar perairan Segitiga Bermuda. Milauke Depth adalah titik terdalam palung Puerto Rico yang mencapai kedalaman 27.493 kaki atau 8.380 meter

8. Utara kompas yang berbeda

Ilustrasi kompas. Foto: Calsidyrose via Flickr
Jangan mengandalkan kompas jika melewati perairan ini. Segitiga Bermuda adalah salah satu dari dua tempat di bumi yang di mana kompas mengarah ke utara sebenarnya, bukan pada utara magnet. Jika kesalahan kompas ini tidak ditangani, kapal dan pesawat dapat keluar jalur dari tujuan sebelumnya.
ADVERTISEMENT

9. Tidak masuk 10 perairan paling berbahaya

Pada tahun 2013, World Wildlife Fund (WWF) melakukan studi menyeluruh tentang jalur pelayaran maritim dan menetapkan bahwa Segitiga Bermuda bukan salah satu dari 10 perairan paling berbahaya di dunia untuk pengiriman. Segitiga Bermuda juga menopang lalu lintas harian yang padat, baik melalui laut maupun udara.