Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Teknik Purposive Sampling: Pengertian, Teknik, dan Contoh
21 Juni 2021 15:56 WIB
·
waktu baca 2 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 14:05 WIB
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Hal itu bertujuan agar tidak terjadi bias pada penelitian. Peneliti menentukan kriteria dan populasi sampel terlebih dahulu.
Teknik purposive sampling adalah salah satu metode pengumpulan data pada kegiatan penelitian yang bersifat kuantitatif. Teknik purposive sampling merupakan teknik yang paling sering digunakan dalam penelitian.
Pengertian Teknik Purposive Sampling
Pengertian dari purposive sampling adalah suatu teknik dari pemilihan sampel dengan tujuan yang disesuaikan kebutuhan peneliti.
Teknik pengambilan sampel purposive sampling menurut Sugiyono adalah sebuah penentuan sampel dengan beberapa pertimbangan yang telah ditentukan. Tujuannya adalah untuk mendapatkan sampel yang representatif.
Metode pengambilan sampel dengan purposive sampling mengharuskan seorang peneliti untuk memiliki pengetahuan atau memahami sebuah riset yang sedang dikerjakan.
ADVERTISEMENT
Jadi, peneliti bisa memilih dengan tepat dan mendekati sampel yang memenuhi syarat untuk dilakukan survei.
Contoh Teknik Purposive Sampling pada Penelitian
Berikut ini adalah teknik pengambilan sampel purposive sampling, dikutip dari laman Alchemer:
1. Kasus Tipikal
Pengambilan sampel kasus tipikal dengan teknik purposive sampling berguna saat peneliti ingin meneliti sebuah tren atau fenomena tertentu.
Tren atau fenomena tersebut nantinya dibandingkan dengan sesuatu yang dianggap tipikal atau hal normalnya pada anggota populasi.
2. Kasus Ekstrim
Teknik ini merupakan kebalikan dari teknik sebelumnya. Teknik ini digunakan saat peneliti ingin meneliti suatu norma pada tren atau fenomena tertentu.
3. Kasus Kritis
Pengambilan sampel pada kasus kritis dengan teknik purposive sampel dengan memilih satu kasus untuk diselidiki. Peneliti percaya jika satu kasus terungkap maka kasus lainnya pun ikut terungkap.
ADVERTISEMENT
4. Variasi Maksimum
Teknik ini disebut juga dengan purposive sampling heterogen. Peneliti menggunakan teknik ini pada penelitian dengan kasus yang beragam, namun masih relevan dengan tren tertentu.
Saat menggunakan teknik variasi maksimum pada purposive sampling, maka peneliti bisa mendapatkan banyak wawasan dari berbagai sudut saat survei.
5. Homogen
Teknik purposive sampling homogen merupakan teknik yang berkebalikan dengan purposive sampling heterogen.
Teknik ini digunakan jika sampel yang akan dipilih, yaitu yang memiliki karakteristik bersama.
Contoh Skripsi yang Menggunakan Teknik Purposive Sampling
Penelitian yang dikerjakan oleh Krisantono (2020) memiliki tujuan untuk mengetahui perbedaan strategi pada usaha untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada mahasiswa musik, yaitu dilihat dari jenis musik yang diminati (klasik dan jazz).
ADVERTISEMENT
Melalui penggunaan teknik purposive sampling, peneliti perlu menentukan sampel terlebih dahulu untuk penelitiannya, yaitu mahasiswa musik dengan selera musik klasik dan jazz.
Penelitian lain yang menggunakan teknik purposive sampling adalah dikerjakan oleh Adian pada 2018. Adian memiliki tujuan untuk melihat hubungan antara tingkat stress dan efikasi diri mahasiswa perantau tahun pertama di Yogyakarta.
Sampel yang diambil adalah masuk ke dalam kriteria tertentu. Contohnya, mahasiswa tahun pertama yang kuliah di Yogyakarta dan berasal dari luar Yogyakarta.
Demikian penjelasan tentang teknik purposive sampling yang bisa kamu lakukan pada penelitian skripsi yang sedang dikerjakan.
(NSF)