news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Uranium, Ini Fakta dan Sejarah yang Sebenarnya

Konten dari Pengguna
2 Juli 2021 15:12 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Unik tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Uranium. Foto: WikiImages via Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Uranium. Foto: WikiImages via Pixabay
ADVERTISEMENT
Unsur kimia uranium adalah elemen yang paling menarik dari seluruh elemen di tabel periodik. Uranium sudah digunakan sejak zaman kuno sebagai bahan cat. Kemudian, dijadikan sebagai bahan tambahan untuk membuat kaca dan keramik.
ADVERTISEMENT
Uranium adalah unsur kimia yang termasuk ke dalam golongan logam dan memiliki warna putih keperakan. Nomor atom uranium dalam tabel periodik adalah 92 dengan simbol U.
Uranium menjadi elemen yang menarik untuk dibahas, karena memiliki keunikan tersendiri dibanding elemen lainnya.

Fakta Mengenai Uranium

Kubus uranium. Foto: Flickr/Horst Mall
Uranium yang masih murni memiliki warna putih keperakan. Dalam tabel periodik, uranium memiliki nomor atom 92, di mana artinya adalah uranium memiliki 92 proton dan 92 elektron.
Jumlah isotop pada uranium tergantung pada jumlah neutron yang dimiliki. Mengutip ToughtCo., uranium memiliki sifat radioaktif yang menyeluruh.
Sifat magnet uranium cenderung ke arah paramagnetik. Penamaan uranium terinspirasi dari nama planet Uranus.
Uranium biasa digunakan untuk bahan bakar pembangkit listrik tenaga nuklir, lalu amunisi penetrasi kepadatan tinggi. Satu kilogram uranium bisa menghasilkan kurang lebih 80 terajoule energi dan setara dengan energi yang dihasilkan 3.000 ton batu bara.
ADVERTISEMENT
Fakta selanjutnya dari uranium adalah memiliki kepadatan yang 70% lebih padat dari timbal, namun lebih kecil dari emas. Meski begitu, uranium memiliki berat atom yang sangat besar. Kemudian, berat atom uranium tertinggi kedua setelah plutonium.
Meskipun uranium memiliki sifat radioaktif, namun partikel alfa uranium tidak bisa menembus kulit manusia. Lalu, masih ada dampak kesehatan yang ditimbulkan dari uranium.
Dampak uranium terhadap kesehatan manusia dikarenakan uranium memiliki sifat toksik pada senyawanya. Jika menelan senyawa tersebut, maka dapat menyebabkan cacat saat melahirkan dan kerusakan sistem imun tubuh. Pada suhu kamar, uranium akan menyala karena bersifat piroforik.

Sejarah Uranium

Ilustrasi uranium yang telah diolah menjadi yellowcake Foto: NRC/Wikipedia Commons
Pada 1789 silam, seorang ahli kimia asal Jerman bernama Martin Heinrich Klaproth menemukan uranium untuk pertama kalinya. Meski elemen tersebut sebelumnya sudah diketahui sejak 79 M.
ADVERTISEMENT
Zaman dahulu, uranium oksida digunakan sebagai zat pewarna pada kaca dan keramik.
Dikutip dari Live Science, Klaporth menemukan uranium pertama kali dalam bentuk bijih mineral. Kemudian, ia menganggapnya sebagai bijih besi dan seng.
Selanjutnya, Klaproth melarutkan uranium dalam asam nitrat dan menambahkan kalium ke dalam endapan kuning yang tersisa.
Lalu, ia mengetahui jika reaksi yang terjadi antara kalium dan endapan tidak seperti unsur-unsur yang sudah ditemukan sebelumnya. Klaporth menyimpulkan, jika unsur tersebut adalah unsur baru.
Uranium yang ditemukan Klaporth bukanlah uranium murni, tetapi adalah uranium oksida. Penamaan uranium terinspirasi dari planet Uranus yang saat itu baru saja ditemukan.
Sifat radioaktif uranium ditemukan oleh Antonie H. Becquerel, yaitu ahli fisika asal Prancis. Saat itu, Becquerel meletakkan sampel uranium di atas pelat fotografi.
ADVERTISEMENT
Menurut Becquerel, uranium mengeluarkan sinar yang tidak terlihat. Kemudian, penemuan Becquerel tersebut diteliti oleh para ilmuwan dari Polandia.
Itulah penjelasan mengenai uranium beserta fakta dan sejarahnya. Kini kamu memiliki pengetahuan baru mengenai unsur dari uranium.
(NSF)