3 Fakta Garam Himalaya yang Belum Banyak Orang Tahu

Konten dari Pengguna
25 Februari 2021 14:14 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pexels
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pexels
ADVERTISEMENT
Garam himalaya dipercaya oleh banyak orang lebih sehat daripada garam yang biasa kita temui. Garam yang berwarna pink cantik ini juga dibanderol dengan harga yang lebih tinggi dari garam dapur biasa.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya, benarkah garam himalaya jauh lebih sehat dan berkhasiat dari garam dapur biasa?

Fakta tentang garam himalaya yang perlu untuk diketahui

Belakangan ini, garam himalaya sedang naik daun karena banyak digunakan oleh influencer dalam menu makanan sehat mereka. Pada sajian salad, misalnya, garam himalaya digunakan untuk menjadi bumbu sayuran segar mereka dan diklaim memiliki kegunaan yang jauh lebih baik daripada garam biasa.
Nah, untuk mengetahui kebenarannya, mari kita simak fakta garam himalaya berikut ini ya!
Pengertian
Garam berfungsi sebagai pengawet dan penambah cita rasa, maupun untuk memperbaiki penampilan dan tekstur pada makanan. Industri pengolahan tradisional yang memanfaatkan garam misalnya industri pengolahan ikan asin, ikan pindang dan produk ikan fermentasi (jurnal Assadad dan Utomo tahun 2011: PEMANFAATAN GARAM DALAM INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK PERIKANAN).
ADVERTISEMENT
Sedangkan garam Himalaya adalah garam yang berasal dari Pegunungan Himalaya, di mana berjuta tahun dahulu pegunungan itu telah ditenggelami oleh air laut. Setelahnya, terjadi proses pengeringan dan selama proses pengeringan terjadi penyerapan tenaga.
Kandungan
Garam dapur mengandung 91,62% NaCl, dan sisanya adalah Ca, Mg, dan Fe dalam bentuk garam klorida, sedangkan garam Himalaya mengandungi tenaga biofisika atau ”bioenergy” yaitu pada getaran 8.7 hertz (sama dengan getaran tubuh mamalia).
Selain itu terdapat 84 jenis mineral dan zat galian dalam garam kristal Himalaya dalam bentuk yang seimbang untuk keperluan tubuh kita. (jurnal penelitian Rizqi, Ghani Kamala tahun 2018; Pengaruh Subtitusi Garam Dapur Dengan Garam Himalaya Terhadap Kualitas Telur Asin.)
Penelitian
Melansir dari situs kominfo.go.id, rupanya ada kesalahan informasi mengenai klaim bahwa garam himalaya memiliki khasiat yang lebih baik dibandingkan garam dapur biasa.
ADVERTISEMENT
Menurut Ketua Umum Perhimpunan Dokter Hipertensi Indonesia (PERHI) Dr Tunggul D Situmorang, SpPD-KGH, FINASIM, produk-produk alternatif hendaknya dipilih sesuai bukti yang jelas melalui penelitian, termasuk garam Himalaya.
Belum dapat dipastikan bahwa garam Himalaya memiliki hasil yang baik untuk kesehatan, dalam hal ini penderita hipertensi, karena beredarnya klaim bahwa garam hHmalaya aman dikonsumsi bagi penderita darah tinggi yang tidak diperbolehkan mengonsumsi garam dalam batas yang telah ditentukan.
Direktur The University of Arizona Center for Integrative Medicine, Andy Weil juga mengatakan bahwa tidak ada studi ilmiah tentang garam Himalaya.
Menurut informasi dari situs Kominfo, garam Himalaya tidak lebih baik dari garam biasa, bedanya hanya garam tersebut jauh lebih cantik dan lebih mahal. (adelliarosa)
ADVERTISEMENT