Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
4 Pengaruh Negatif IPTEK dalam Bidang Pertanian
25 Mei 2022 19:51 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Salah satu pengaruh negatif IPTEK dalam bidang pertanian adalah berkurangnya tenaga kerja petani. Hal ini tidak bisa ditepis karena di masa kini telah banyak pekerjaan di bidanf pertanian yang dihilangkan karena adanya bantuan teknologi canggih. Meskipun memberikan kemudahan dan efisiensi kerja, nyatanya kemajuan IPTEK memiliki sisi gelap yang mungkin tidak disadari oleh banyak orang. Lalu, apa saja dampak negatif IPTEK terhadap bidang pertanian? Agar mengetahui jawabannya, mari simak penjelasan di artikel ini.
ADVERTISEMENT
Pengaruh Negatif IPTEK dalam Bidang Pertanian
Apa pengaruh negatif dari kemajuan iptek? Simak jawabannya di artikel ini.
1. Jumlah Tenaga Petani Berkurang
Dampak negatif dari kemajuan IPTEK yang pertama yaitu jumlah petani menjadi berkurang. Dalam buku Smart Farming: Pertanian di Era Revolusi Industri 4.0 oleh Pengertian, dkk (2020), jumlah petani usia produktif di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Sedangkan minat generasi milenial untuk terjun ke sektor agraria juga semakin minim. Berkurangnya jumlah petani tidak hanya disebabkan minat yang rendah, tetapi juga karena teknologi yang semakin maju.
2. Penggunaan Obat-obatan Kimia Membunuh Makhluk Hidup
Teknologi pertanian yang semakin maju menyebabkan para ahli melakukan inovasi, salah satunya yaitu dengan menciptakan pupuk dan Obat-obatan untuk meningkatkan kualitas tanaman. Namun, nyatanya hal ini menimbulkan dampak negatif, yaitu dapat membunuh makhluk hidup yang berhabitat di sekitar tanaman tersebut.
ADVERTISEMENT
3. Hilangnya Generasi Petani
Berkat kemajuan IPTEK, hal ini justru membuat pekerjaan sebagai petani dianggap kuno oleh sebagian generasi milenial dan Z. Hal ini tentu menjadi ancaman tersendiri hingga pekerjaan petani benar-benar punah suatu saat nanti.
4. Petani Mengalami Ketergantungan
Kemajuan teknologi terkadang membuat manudia terlena dan mengabaikan kewajiban yang seharusnya dilakukan. Hal ini juga rentan menimpa profesi petani, sehingga mereka menjadi ketergantungan terhadap teknologi. Akibatnya, petani lebih mengandalkan cara-cara instan tanpa mempedulikan efek sampingnya. Hal ini perlu diwaspadai agar ekosistem pertanian dapat tetap seimbang.
Dampak positif dan negatif pertanian hendaknya dapat disikapi dengan bijak agar industri ini tetap dapat berlangsung hingga jangka waktu yang lama. (DLA)