5 Fakta Menarik tentang Kondisi Alam Singapura

Kondisi alam Singapura. Sumber: pixabay.com

Singapura adalah salah satu negara maju yang ada di kawasan Asia Tenggara. Meskipun hanya negara kecil, namun kondisi alam Singapura sangat menarik untuk diketahui. Singapura pertama kali ditemukan pada tahun 1819 oleh Sir Thomas Stamford Raffles yang merupakan seorang administrator British East India. Pada saat itu, Singapura masih menjadi pulau yang ditutupi oleh hutan hujan tropis dan dikelilingi oleh rawa bakau di sepanjang pantainya.

5 Fakta Menarik tentang Kondisi Alam Singapura

Kondisi alam Singapura. Sumber: pixabay.com

Berikut ini adalah 5 fakta menarik tentang kondisi alam Singapura yang dikutip dari buku Mengenal ASEAN dan Negara-Negaranya karya Tri Prasetyono (2020).

1. Luas Negara

Negara Singapura mempunyai luas hanya sekitar 622 km persegi dan merupakan negara kepulauan, dimana terdapat lebih dari 60 pulau. Beberapa pulau besar yang ada di Singapura antara lain adalah Pulau Sentosa, Pulau Tekong, dan Pulau Ubin.

2. Botanic Garden

Singapura sangat terkenal dengan Botanic Garden yang merupakan kebun di Bandara Changi dengan arsitektur dan air mancur indah di dalamnya. Kebun ini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang datang ke Singapura.

3. Karakteristik Geografis

Singapura berada di 1o 09’LU – 1o 29’LU dan 103o 36’BT – 104o 25’BT yang membuatnya berbatasan langsung dengan negara Malaysia di sebelah utara. Sedangkan di sebelah selatan berbatasan dengan Laut China Selatan dan Indonesia. Saat ini Singapura sudah banyak mengalami reklamasi lahan.

4. Iklim Singapura

Sama seperti negara Asia Tenggara lainnya, Singapura juga mempunyai iklim tropis dengan curah hujan tinggi. Adapun rata-rata curah hujan di Singapura adalah 237 cm per tahun. Jadi, tidak heran jika negara ini sering turun hujan secara tiba-tiba.

5. Membeli Pasir dari Negara Lain

Sebagai negara dengan luas yang sangat kecil, Singapura sangat gencar melakukan reklamasi lahan. Hal inilah yang mendorong pemerintah negara Singapura untuk membeli pasir dari negara lain guna menunjang proyek reklamasi mereka. Usaha untuk memperluas daratan ini rencananya akan terus berjaan hingga tahun 2030.

(Anne)