5 Keunikan Rumah Adat Tambi dari Provinsi Sulawesi Tengah

Keunikan rumah adat Tambi. Sumber: flickr.com

Di Indonesia, setiap suku dan daerahnya memiliki rumah ada yang berbeda dan disesuaikan dengan kultur budaya masyarakatnya. Salah satu rumah adat yang sangat unik milik Suku Lore dan Suku Kaili adalah rumah adat Tambi. Ada berbagai keunikan rumah adat Tambi yang hanya dimiliki oleh masyarakat Provinsi Sulawesi Tengah.

5 Keunikan Rumah Adat Tambi dari Provinsi Sulawesi Tengah

Keunikan rumah adat Tambi. Sumber: flickr.com

Berikut ini adalah 5 keunikan rumah adat Tambi dari Provinsi Sulawesi Tengah dikutip dari buku Rumah Adat Nusantara karya Intania Poerwaningtias dan Nindya K. Suwarto (2017).

1. Rumah untuk Masyarakat Umum

Rumah adat Tambi merupakan rumah yang digunakan untuk masyarakat umum. Jadi, rumah ini berfungsi sebagai pembeda antara keluarga bangsawan dengan masyarakat umum. Jika masyarakat umum tinggal di rumah adat Tambi, maka keluarga bangsawan akan tinggal di rumah adat Souraja. Rumah adat Tambi dihuni oleh Suku Lore dan Suku Kaili.

2. Rumah Panggung

Rumah adat Tambi berbentuk rumah panggung, dimana penghuninya akan tinggal di bagian atap rumah. Agar tetap stabil, rumah ini juga dilengkapi dengan pondasi berbentuk persegi panjang yang terbuat dari batu alam.

3. Memiliki Ukuran yang Kecil

Ukuran rumah adat Tambi hanya sekitar 7 x 5 meter. Tentu saja ukuran ini jauh lebih kecil dibandingkan rumah adat lainnya di Indonesia. Rumah adat ini berukuran kecil karena di dalamnya hanya berisi satu ruangan saja yang berfungsi sebagai dapur, kamar tidur, dan lainnya.

4. Atapnya Terbuat dari Ijuk

Rumah adat Tambi ini menggunakan ijuk untuk menutupi atapnya. Ijuk dipilih oleh masyarakat Sulawesi Tengah karena sangat mudah ditemukan dan sekaligus berfungsi untuk mendinginkan rumah. Ijuk dapat membuat udara dari luar lebih mudah masuk ke dalam rumah sehingga akan terasa lebih sejuk.

5. Jumlah Anak Tangga Ganjil-Genap

Keunikan lainnya adalah anak tangga rumah adat Tambi bisa berbilang ganjil atau geap. Perbedaan jumlah anak tangga ini bertujuan untuk membedakan pemilik rumah. Jika jumlah anak tangganya genap, maka rumah tersebut adalah pemilik tetua adat. Sedangkan jika ganjil, maka rumah tersebut milik masyarakat biasa.

(Anne)