Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.92.0
Konten dari Pengguna
Alasan Pengawet Digunakan dalam Pembuatan Bahan Makanan
3 Februari 2022 8:12 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Seberapa sering kamu menyimpan makanan yang tersisa untuk dimakan pada keesokan harinya? Pengawet digunakan dalam pembuatan bahan makanan karena hal tersebut.
ADVERTISEMENT
Pengawet Digunakan dalam Pembuatan Bahan Makanan Karena Apa?
Mengutip buku Dasar-dasar Kimia Air, Makanan dan Minuman, Indra Lasmana Tarigan, S.Pd., M.Sc., (2021:201), pengawetan bahan makanan sangat dibutuhkan untuk menjaga kualitas dari bahan makanan di dalam kurun waktu tertentu.
Adapun tujuan pengawetan makanan adalah demi mempertahankan kondisi lingkungan bahan makanan, mencegah perkembangan mikroorganisme, dan mencegah reaksi kimia tertentu yang tidak.
Reaksi kimia antara senyawa di dalam makanan atau reaksi kimia dengan lingkungan penyimpanan sekitar dapat merusak makanan, seperti minyak yang berbau tengik.
Jadi, pengawet digunakan dalam pembuatan bahan makanan, karena perlu mencegah reaksi kimia tertentu pada bahan makanan, agar tidak cepat membusuk.
Bahan Pengawet yang Aman
Bahan pengawet sah-sah saja untuk digunakan pebisnis makanan, dengan syarat terdaftar dan penggunaannya telah diizinkan dengan takaran yang tepat oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM ) Indonesia.
ADVERTISEMENT
Beberapa bahan pengawet makanan yang aman dan telah sering digunakan di dalam makanan adalah asam sitrat, asam benzoat, asam sorbat, sorbitol, asam tartarat, asam malat, dan sulfur dioxide.
Bahan Pengawet yang Berbahaya
Meski begitu, ada saja bahan pengawet berbahaya yang bisa merusak organ tubuh, antara lain:
Kedua bahan pengawet ini dapat menyebabkan gangguan di kulit, jantung, sistem pernapasan, dan ginjal. Formalin dan boraks bahkan juga bisa merusak otak dan sistem saraf.
Banyak yang menduga bahwa bahan ini kerap kali digunakan sebagai pengawet makanan, sehingga meningkatkan risiko terjadinya perilaku hiperaktif, leukemia, dan berkembangnya kanker jenis lain dengan pesat.
Bahan pengawet ini bisa meningkatkan risiko pertumbuhan tumor, mengganggu fungsi organ hati, dan bahkan merusak saraf.
ADVERTISEMENT
Penggunaan bahan pengawet ini di dalam makanan dapat merusak pembuluh darah dan membuat arteri jadi kaku dan menyempit.
Sebelum membeli makanan, kamu perlu memastikan keamanan bahan pengawetnya. Namun, jika kamu sudah terlanjur mengalami keracunan makanan, segeralah memeriksakan diri ke dokter terdekat. (BRP)