news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Apa Itu Multazam di Ka'bah dan di Mana Letaknya?

Konten dari Pengguna
11 Maret 2021 4:25 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto: Pixabay
zoom-in-whitePerbesar
Foto: Pixabay
ADVERTISEMENT
Multazam yaitu bagian yang terdapat di Ka’bah yang letaknya di antara sudut Hajar Aswad dan pintu Ka’bah tepatnya berada di Rukun Yamani.
ADVERTISEMENT
Di tempat ini para jamaah berdoa secara khusyuk, karena termasuk dalam tempat dikabulkannya doa. (dalam buku Kamus Populer Istilah Islam)

Multazam di Ka'bah

Multazam artinya tempat memeluk. Hal ini dikarenakan, multazam berasal dari kata iltazama fulanan yang artinya memeluk si fulan. Makna ini didapatkan karena Rasulullah memeluk Ka’bah di tempat ini.
Dalam riwayat Rasulullah salallahu alaihi wasalam meletakkan dada, pipi dan kedua telapak tangannya di dinding Ka’bah di Multazam bersama-sama dengan para sahabatnya.
Dari Abdurrahman bin Sofwan berkata: “Ketika Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam menaklukkan Mekkah, saya mengatakan: “Saya akan memakai pakaianku, dahulu rumahku di jalan. Saya akan melihat apa yang dilakukan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam. Maka saya berangkat dan melihat Nabi sallallahu’alaihi wa sallam keluar dari Ka’bah. Beliau dan para shahabat keluar dari ka’bah dan mereka menyentuh bait (Ka’bah) dari pintu sampai di Hittim. Mereka menaruh pipinya di bait (ka’bah) sedangkan Rasulullah sallallahu’alaihi wa sallam di tengah-tengah mereka.” HR.Abu Dawud, 1898 dan Ahmad, 15124. (dalam sanadnya)
ADVERTISEMENT
Dikemukakan dalam buku Tapak Sejarah Seputar Mekah – Madinah bahwa, Multazam sering dijadikan tempat seseorang untuk berdoa, hal ini dikarenakan Multazam merupakan tempat yang maqbul, atau tempat terkabulnya doa doa. Sebagaimana hadist Rasulullah salallahu alaihi wasalam
“Multazam adalah tempat dikabulkannya doa. Apa yang diminta seseorang kepada Allah, niscaya Allah akan mengabulkannya”
Jika mengikuti cara para shabat maka memeluk Multazam boleh dilakukan setelah thawaf, sebagaimana riwayat berikut ini:
Dan dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya berkata: “Saya (menunaikan) thawaf bersama Abdullah, ketika sampai di belakang ka’bah, saya berkata: “Apakah kita tidak berlindung?” (Beliau) berkata: “Kita berlindung dengan (Nama) Allah dari neraka.” Ketika telah lewat, saya menyentuh hajar (aswad), dan berdiri diantara rukun (hajar aswad) dan pintu (ka’bah). Maka (beliau) menaruh dada, wajah, lengan dan kedua tangannya begini dan membentangkan lebar keduanya. Kemudian berkata: “Beginilah saya melihat Rasulullah sallallahu’alahi wa sallam melakukannya. HR. Abu Dawud, 1899. Ibnu Majah, 2962.
ADVERTISEMENT
Dan (di dalam sanadnya) ada Mutsanna bin As-Sobah. (beliau) dilemahkan oleh Imam Ahmad, Ibnu Main, Tirmizi dan Nasa’i serta (ulama’ lainnya). Kedua hadits ini saling menguatkan satu dengan lainnya. Dan Syekh Al-Bany telah menshohehkannya di kitab ‘As-Silsilah As-Sohehah, 2138.’
Sesungguhnya tidak ada doa khusus yang dibacakan saat memeluk Multazam. Seseorang bebas melantunkan doa apa pun, namun tetap pada etika berdoa di muka umum, yaitu tidak sampai mengganggu orang lain.