Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Al-Furqan Ayat 74 tentang Meminta Istri dan Keturunan yang Baik
22 Juni 2022 20:52 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Al-Quran merupakan kitab umat Islam yang berisi dengan petujuk hidup. Selain itu, Al-Quran juga memberikan jalan hidup kepada umat Islam agar hidup bahagia di dunia maupun di akhirat. Untuk meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat dicapai dengan hidup berbakti kepada tuhan. Cara untuk berbakti kepada tuhan adalah berbakti sendiri maupun secara berkeluarga, seperti dalam Surat Al-Furqan ayat 74. Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut arti Al-Furqan ayat 74 tentang meminta Istri dan keturunan baik.
ADVERTISEMENT
Arti Al-Furqan Ayat 74 tentang Meminta Istri dan Keturunan yang Baik
Sebagai seorang laki-laki, terdapat beberapa kriteria untuk memilih perempuan menjadi teman hidupnya, yakni dengan kecantikannya maupun kekayaannya. Akan tetapi sangatlah ditekankan untuk mencari perempuan yang hendak dijadikan istri dilihat dengan agamanya.
Bukan tanpa alasan untuk memilih istri dari agamanya. Sebab istri yang memiliki agama yang baik dapat membahagikan suami di dunia dan akhirat.
Selain istri yang baik agamanya, sebuah keluarga tidak akan lengkap tanpa kehadiran anak. Untuk mendapatkan anak yang baik, sudah sepatutnya untuk berdoa kepada Allah SWT. Misalnya dengan membaca doa dalam Surat Al-Furqan ayat 74.
Adapun bacaan dan arti Surat Al-Furqan ayat 74 yaitu:
وَالَّذِينَ يَقُولُونَ رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
ADVERTISEMENT
Artinya, “Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.”
Dikutip dari buku Hukum Saksi Dalam Perkawinan Islam karya Ahmad Rofi’i Harahap, S.Sy., MH. dan Dr. Nurhadi, S.Pd.I., S.E.Sy., S.H., M.Sy., MH., M.Pd. (2020:43), anak sebagai keturunan bukan saja menjadi buah hati, tetapi juga sebagai pembantu dalam hidup di dunia bahkan memberi tambahan amal kebajikan di akhirat nanti, manakala dapat mendidiknya menjadi anak shaleh.
Ibnu Katsir menjelaskan orang-orang yang memohon kepada Allah agar dikeluarkan dari sulbi mereka keturunan yang taat kepada Allah dan menyembahNya semata, tanpa mempersekutukan-Nya.
Sedangkan firman Allah SWT
ADVERTISEMENT
وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا
Artinya, “dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (Al-Furqan: 74)
Ayat tersebut menjelaskan orang yang mendapat petunjuk dan para penyeru kebaikan; orang-orang menginginkan generasi penerus, yaitu anak cucu mereka. Mereka juga menginginkan agar hidayah yang telah mereka peroleh menurun kepada selain mereka dengan membawa manfaat, yang demikian itu lebih banyak pahalanya dan lebih baik akibatnya.
Sebagaimana yang dijelaskan Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW bersabda,
Semoga dengan mengetahui arti dari Surat Al-Furqan ayat 74 dapat menambah semangat untuk berdoa kepada Allah SWT dan mendidik anak dengan baik sebagai tabungan di akhirat kelak. (MZM)