Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Arti Wajadilhum Billati Hiya Ahsan dalam Metode Dakwah Islam
1 Maret 2022 19:36 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Sejak Allah SWT menurunkan wahyu pertamanya kepada Nabi Muhamamad SAW, agama Islam mulai dikenalkan melalui metode dakwah. Bahkan Nabi Muhammad SAW sendiri telah memberikan suri tauladan tentang cara-cara dakwah. Salah satunya adalah dakwah dengan berdialog. Metode ini dikenal dengan wajadilhum billati hiya ahsan. Adapun dalam Islam, wajadilhum billati hiya ahsan artinya melakukan dakwah dengan berdialog atau berdiskusi.
ADVERTISEMENT
Agar dakwah yang dilakukan bisa tepat sasaran, Alquran dalam Surat An-Nahl ayat 125 telah menunjukkan kaidah-kaidahnya yang berbunyi sebagai berikut.
Arti Wajadilhum Billati Hiya Ahsan dalam Metode Dakwah Islam
Mengutip dari buku Membela Kebebasan: Percakapan tentang Demokrasi Liberal karya Hamid Basyaib (2006:226), Arti wajadilhum billati hiya ahsan adalah melakukan dakwah dengan berdialog. Namun, sebagian musafir memaknai istilah ini secara global. Sebagai contoh dari Ibnu Abbas yang menafsirkan kalimat tersebut sebagai berdebat dengan Alquran.
ADVERTISEMENT
Pada zaman Nabi Muhammad SAW, seruan wajadilhum billati hiya ahsan ditujukan kepada orang yang menentang kebenaran serta cenderung membantah dan mendebat. Di antara teladan cara debat yang diajarkan Alquran, menurut Al-Alusi diantaranya terdapat dalam Surat Al Baqarah ayat 258 yang berbunyi:
أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِي حَاجَّ إِبْرَاهِيمَ فِي رَبِّهِ أَنْ آَتَاهُ اللَّهُ الْمُلْكَ إِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّيَ الَّذِي يُحْيِي وَيُمِيتُ قَالَ أَنَا أُحْيِي وَأُمِيتُ قَالَ إِبْرَاهِيمُ فَإِنَّ اللَّهَ يَأْتِي بِالشَّمْسِ مِنَ الْمَشْرِقِ فَأْتِ بِهَا مِنَ الْمَغْرِبِ فَبُهِتَ
الَّذِي كَفَرَ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artinya, “Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang mendebat Ibrahim tentang Tuhannya (Allah)? Karena Allah telah memberikan kepada orang itu pemerintahan (kekuasaan), ketika Ibrahim mengatakan, ‘Tuhanku ialah yang menghidupkan dan mematikan.’ Orang itu berkata, ‘Aku dapat menghidupkan dan mematikan.’ Ibrahim berkata, ‘Allah bisa menerbitkan matahari dari timur, maka terbitkanlah dari barat.’ Lalu diam dan terdiamlah orang kafir itu.”
ADVERTISEMENT
(Anne)