Konten dari Pengguna

Bacaan Ayat Alkitab Matius 25: 14–30 tentang Mengelola Talenta

26 Januari 2022 17:24 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ayat Alkitab. (Foto: Pexels by https://pixabay.com)
zoom-in-whitePerbesar
Ayat Alkitab. (Foto: Pexels by https://pixabay.com)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di dalam Alkitab dijelaskan bahwa sejak awal manusia diciptakan, Allah memberikan kesempatan kepada manusia untuk berkarya dalam rangka melanjutkan karya Allah di dunia ini. Adapun tugas manusia di bumi adalah untuk berkarya atas alam dan segala isinya yang ditempatkan dalam kerangka yang tidak terpisahkan dari tugas manusia untuk memuliakan Allah sebagai gambar dan rupa Allah. Ya, manusia harus berkarya dalam hidup sesuai dengan kemampuan (talenta) yang Tuhan berikan sebagaimana yang tertulis dalam Matius 25: 14: 30.
ADVERTISEMENT
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), talenta dapat diartikan sebagai pembawaan seseorang sejak lahir atau bakat. Tuhan menciptakan manusia dengan menyertakan kesempatan untuk berkarya di bumi hingga pada saatnya akan dipertanggungjawabkan kembali kepadaNya. Nah, artikel kali ini akan membahas lebih lanjut mengenai bacaan ayat Alkitab Matius 25: 14–30 tentang mengelola talenta yang diberikan Tuhan.

Bacaan Ayat Alkitab Matius 25: 14–30 tentang Mengelola Talenta

Ayat Alkitab. (Foto: Godsgirl_madi by https://pixabay.com)
Dikutip dari buku Cermin Remaja 1: Allah yang Berkarya yang ditulis oleh Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (2009: 8), Allah tidak menciptakan manusia sebagai robot yang tidak mempunyai kemauan atas dirinya sendiri, tetapi Allah memberikan akal dan kemampuan untuk bisa berbuat serta memilih jalan sesuai dengan keinginan manusia. Sebagai penerima mandat dan talenta, manusia diberi kemampuan untuk bersikap dan mengambil keputusan dalam menanggapi talenta tersebut.
ADVERTISEMENT
Manusia adalah ciptaan yang dipilih oleh Allah untuk diutus ke dunia melaksanakan tugas, mandat, dan talenta untuk memelihara ciptaan yang lain, mengasihi dan menghormati sesama, serta memuliakan Tuhan sepanjang hidupnya. Tidak cukup hanya berdoa saja, manusia juga harus tetap berusaha atau bekerja agar dapat mempertahankan hidupnya.
Selain itu, perumpamaan tentang talenta juga bermaksud untuk menunjukkan dua pandangan berbahaya, yaitu orang tidak memperhatikan masa depan dan hanya ingin menikmati hari ini saja, serta orang yang menyangka masa depan sudah di ambang pintu sehingga tidak perlu memperhatikan hari ini.
Setiap manusia dipanggil menjadi kawan sekerja Allah yang perwujudannya harus dimulai dari diri sendiri. Setiap manusia akan menjadikan hidupnya menjadi sarana kemuliaan Tuhan, artinya melalui dirinya Tuhan dipermuliakan. Semoga kasih Kristus selalu menyertai kamu! (CHL)
ADVERTISEMENT