Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0
Konten dari Pengguna
Bacaan Surat An-Naba dan Makna yang terkandung di Dalamnya
2 Juli 2021 15:46 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 13 Agustus 2021 13:53 WIB
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Surat An-Naba merupakan surat yang ke 78 dalam Al-Quran dan tergolong di dalam surat makiyah karena diturunkan di Kota Mekah. Arti dari An-Naba adalah berita besar. Dikutip dari buku yang berjudul Juz ‘Amma, Tim Genta Hidayah, (138:2020) surat ini memiliki nama lain ‘Amma Yatasa’alun yang diambil dari ayat pertama, “Amma” (berita apa) dan “Tasaul” (satu sama lain saling bertanya).

Bacaan Surat An-Naba dan Artinya
ADVERTISEMENT
Berikut adalah bacaan surat An-Naba yang dikutip dari Al-Quran online Kementrian Agama Republik Indonesia (https://quran.kemenag.go.id/)
عَمَّ يَتَسَاۤءَلُوْنَۚ
'amma yatasā`alụn
Tentang apakah mereka saling bertanya-tanya?
عَنِ النَّبَاِ الْعَظِيْمِۙ
'anin-naba`il-'aẓīm
Tentang berita yang besar (hari kebangkitan),
الَّذِيْ هُمْ فِيْهِ مُخْتَلِفُوْنَۗ
allażī hum fīhi mukhtalifụn
yang dalam hal itu mereka berselisih.
كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَۙ
kallā saya'lamụn
Tidak! Kelak mereka akan mengetahui,
ثُمَّ كَلَّا سَيَعْلَمُوْنَ
ṡumma kallā saya'lamụn
sekali lagi tidak! Kelak mereka akan mengetahui.
اَلَمْ نَجْعَلِ الْاَرْضَ مِهٰدًاۙ
alam naj'alil-arḍa mihādā
Bukankah Kami telah menjadikan bumi sebagai hamparan,
وَّالْجِبَالَ اَوْتَادًاۖ
wal-jibāla autādā
dan gunung-gunung sebagai pasak?
وَّخَلَقْنٰكُمْ اَزْوَاجًاۙ
wa khalaqnākum azwājā
Dan Kami menciptakan kamu berpasang-pasangan,
وَّجَعَلْنَا نَوْمَكُمْ سُبَاتًاۙ
wa ja'alnā naumakum subātādan
Kami menjadikan tidurmu untuk istirahat,
ADVERTISEMENT
وَّجَعَلْنَا الَّيْلَ لِبَاسًاۙ
wa ja'alnal-laila libāsādan
Kami menjadikan malam sebagai pakaian,
وَّجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًاۚ
wa ja'alnan-nahāra ma'āsyādan
Kami menjadikan siang untuk mencari penghidupan,
وَبَنَيْنَا فَوْقَكُمْ سَبْعًا شِدَادًاۙ
wa banainā fauqakum sab'an syidādādan
Kami membangun di atas kamu tujuh (langit) yang kokoh,
وَّجَعَلْنَا سِرَاجًا وَّهَّاجًاۖ
wa ja'alnā sirājaw wahhājādan
Kami menjadikan pelita yang terang-benderang (matahari),
وَّاَنْزَلْنَا مِنَ الْمُعْصِرٰتِ مَاۤءً ثَجَّاجًاۙ
wa anzalnā minal-mu'ṣirāti mā`an ṡajjājādan
Kami turunkan dari awan, air hujan yang tercurah dengan hebatnya,
لِّنُخْرِجَ بِهٖ حَبًّا وَّنَبَاتًاۙ
linukhrija bihī ḥabbaw wa nabātā
untuk Kami tumbuhkan dengan air itu biji-bijian dan tanam-tanaman,
اَلْفَافًاۗ وَّجَنّٰتٍ
wa jannātin alfāfā
dan kebun-kebun yang rindang.
اِنَّ يَوْمَ الْفَصْلِ كَانَ مِيْقَاتًاۙ
inna yaumal-faṣli kāna mīqātā
ADVERTISEMENT
Sungguh, hari keputusan adalah suatu waktu yang telah ditetapkan,
يَّوْمَ يُنْفَخُ فِى الصُّوْرِ فَتَأْتُوْنَ اَفْوَاجًاۙ
yauma yunfakhu fiṣ-ṣụri fa ta`tụna afwājā
(yaitu) pada hari (ketika) sangkakala ditiup, lalu kamu datang berbondong-bondong,
وَّفُتِحَتِ السَّمَاۤءُ فَكَانَتْ اَبْوَابًاۙ
wa futiḥatis-samā`u fa kānat abwābā
dan langit pun dibukalah, maka terdapatlah beberapa pintu,
وَّسُيِّرَتِ الْجِبَالُ فَكَانَتْ سَرَابًاۗ
wa suyyiratil-jibālu fa kānat sarābā
dan gunung-gunung pun dijalankan sehingga menjadi fatamorgana.
ادًاۙاِنَّ جَهَنَّمَ كَانَتْ مِرْصَ
inna jahannama kānat mirṣādā
Sungguh, (neraka) Jahanam itu (sebagai) tempat mengintai (bagi penjaga yang mengawasi isi neraka),
لِّلطّٰغِيْنَ مَاٰبًاۙ
liṭ-ṭāgīna ma`ābāmen
jadi tempat kembali bagi orang-orang yang melampaui batas.
فِيْهَآ اَحْقَابًاۚ لّٰبِثِيْنَ
lābiṡīna fīhā aḥqābā
Mereka tinggal di sana dalam masa yang lama,
ADVERTISEMENT
لَا يَذُوْقُوْنَ فِيْهَا بَرْدًا وَّلَا شَرَابًاۙ
lā yażụqụna fīhā bardaw wa lā syarābā
mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman,
اِلَّا حَمِيْمًا وَّغَسَّاقًاۙ
illā ḥamīmaw wa gassāqā
selain air yang mendidih dan nanah,
جَزَاۤءً وِّفَاقًاۗ
jazā`aw wifāqā
sebagai pembalasan yang setimpal.
اِنَّهُمْ كَانُوْا لَا يَرْجُوْنَ حِسَابًاۙ
innahum kānụ lā yarjụna ḥisābā
Sesungguhnya dahulu mereka tidak pernah mengharapkan perhitungan.
وَّكَذَّبُوْا بِاٰيٰتِنَا كِذَّابًاۗ
wa każżabụ bi`āyātinā kiżżābā
Dan mereka benar-benar mendustakan ayat-ayat Kami.
وَكُلَّ شَيْءٍ اَحْصَيْنٰهُ كِتٰبًاۙ
wa kulla syai`in aḥṣaināhu kitābā
Dan segala sesuatu telah Kami catat dalam suatu Kitab (buku catatan amalan manusia).
فَذُوْقُوْا فَلَنْ نَّزِيْدَكُمْ اِلَّا عَذَابًا
fa żụqụ fa lan nazīdakum illā 'ażābā
Maka karena itu rasakanlah! Maka tidak ada yang akan Kami tambahkan kepadamu selain azab.
ADVERTISEMENT
اِنَّ لِلْمُتَّقِيْنَ مَفَازًاۙ
inna lil-muttaqīna mafāzā
Sungguh, orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan,
حَدَاۤىِٕقَ وَاَعْنَابًاۙ
hadā`iqa wa a'nābā
(yaitu) kebun-kebun dan buah anggur,
وَّكَوَاعِبَ اَتْرَابًاۙ
wa kawā'iba atrābā
dan gadis-gadis montok yang sebaya,
وَّكَأْسًا دِهَاقًاۗ
wa ka`san dihāqā
dan gelas-gelas yang penuh (berisi minuman).
لَا يَسْمَعُوْنَ فِيْهَا لَغْوًا وَّلَا كِذَّابًا
lā yasma'ụna fīhā lagwaw wa lā kiżżābā
Di sana mereka tidak mendengar percakapan yang sia-sia maupun (perkataan) dusta.
جَزَاۤءً مِّنْ رَّبِّكَ عَطَاۤءً حِسَابًاۙ
jazā`am mir rabbika 'aṭā`an ḥisābā
Sebagai balasan dan pemberian yang cukup banyak dari Tuhanmu,
رَّبِّ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا الرَّحْمٰنِ لَا يَمْلِكُوْنَ مِنْهُ خِطَابًاۚ
rabbis-samāwāti wal-arḍi wa mā bainahumar-raḥmāni lā yamlikụna min-hu khiṭābā
Tuhan (yang memelihara) langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya; Yang Maha Pengasih, mereka tidak mampu berbicara dengan Dia.
ADVERTISEMENT
يَوْمَ يَقُوْمُ الرُّوْحُ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ صَفًّاۙ لَّا يَتَكَلَّمُوْنَ اِلَّا مَنْ اَذِنَ لَهُ الرَّحْمٰنُ وَقَالَ صَوَابًا
yauma yaqụmur-rụḥu wal-malā`ikatu ṣaffal lā yatakallamụna illā man ażina lahur-raḥmānu wa qāla ṣawābā
Pada hari, ketika ruh dan para malaikat berdiri bersaf-saf, mereka tidak berkata-kata, kecuali siapa yang telah diberi izin kepadanya oleh Tuhan Yang Maha Pengasih dan dia hanya mengatakan yang benar.
الْحَقُّۚ فَمَنْ شَاۤءَ اتَّخَذَ اِلٰى رَبِّهٖ مَاٰبًا ذٰلِكَ الْيَوْمُ
zālikal-yaumul-ḥaqq, fa man syā`attakhaża ilā rabbihī ma`ābā
Itulah hari yang pasti terjadi. Maka barang siapa menghendaki, niscaya dia menempuh jalan kembali kepada Tuhannya.
ەۙ يَّوْمَ يَنْظُرُ الْمَرْءُ مَا قَدَّمَتْ يَدَاهُ وَيَقُوْلُ الْكٰفِرُ يٰلَيْتَنِيْ كُنْتُ تُرَابًا مْ عَذَابًا قَرِيْبًا اِنَّآ اَنْذَرْنٰكُ
innā anżarnākum 'ażābang qarībay yauma yanẓurul-mar`u mā qaddamat yadāhu wa yaqụlul-kāfiru yā laitanī kuntu turābā
ADVERTISEMENT
Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kepadamu (orang kafir) azab yang dekat, pada hari manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya; dan orang kafir berkata, “Alangkah baiknya seandainya dahulu aku jadi tanah.”
Makna yang Terkandung Dalam Surat An-Naba
Makna yang dapat diambil setelah membaca surat An-Naba adalah peringatan terhadap hari akhir atau hari kiamat. Apabila umat muslim secara rutin membaca surat An-Naba maka akan mendapatkan syafaat di hari kiamat.
Demikian pembahasan mengenai bacaan surat An-Naba lengkap beserta terjemahan dan makna yang terkandung dalam surat ini. Semoga informasi ini dapat bermanfaat untuk kita semua. (WWN)