Beberapa Sikap yang Bisa Kita Contoh dari Ki Hajar Dewantara

Konten dari Pengguna
31 Agustus 2021 15:38 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sikap yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara
zoom-in-whitePerbesar
Sikap yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara
ADVERTISEMENT
Sikap apa yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara sang pendiri Taman Siswa? Kita semua pasti tahu bahwa Ki Hajar Dewantara adalah salah seorang pahlawan nasional di bidang pendidikan hingga mendapat gelar sebagai Bapak Pendidikan Indonesia.
ADVERTISEMENT
Sebelum bisa menjawab pertanyaan sikap apa yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara, maka sebaiknya kita kenali dulu lebih jauh siapa sebenarnya beliau dan apa saja sumbangsihnya bagi dunia penddidikan di Indonesia.
Ki Hajar Dewantara dikukuhkan sebagai Pahlawan Nasional pada 28 November 1959 melalui SK Presiden No 305 Tahun 1959 oleh Presiden RI Sukarno. Bukan hanya itu, beliau juga mendapat gelar ‘Bapak Pendidikan Nasional’ dan tanggal kelahirannya yaitu 2 Mei, diperingati di Indonesia sebagai Hari Pendidikan Nasional setiap tahunnya.

Sikap Apa yang bisa Kita Contoh dari Ki Hajar Dewantara?

Ki Hajar Dewantara dilahirkan di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889 dengan nama asli Raden Mas Suwardi Suryaningrat. Raden Mas Suwardi Suryaningrat menyelesaikan pendidikan dasar di Yogyakarta dan sempat melanjutkan pendidikannya di Stovia. Bagi yang belum tahu, Stovia merupakan sekolah kedokteran di Jakarta yang didirikan khusus untuk orang Indonesia.
sumber foto: https://www.flickr.com/
Raden Mas Suwardi Suryaningrat mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara saat ia genap berusia 40 tahun menurut hitungan penanggalan Jawa. Yang menarik adalah bahwa ia tidak lagi menggunakan gelar kebangsawanan di depan namanya. Hal ini dimaksudkan supaya ia dapat bebas dekat dengan rakyat, baik secara fisik maupun jiwa.
ADVERTISEMENT
Ki Hajar Dewantara dikenal berani menentang kebijakan pendidikan pemerintah Hindia Belanda pada masa itu. Kebijakan yang ditentangnya adalah kebijakan tentang pendidikan yang tidak merata, yaitu yang hanya bisa dirasakan oleh anak-anak kelahiran Belanda atau anak-anak dari golongan berada saja.
Ki Hajar Dewantara pernah membuat sebuah tulisan yang berjudul “Seandainya Aku Seorang Belanda”. Isi tulisannya tersebut terasa sangat menyengat di kalangan pejabat Hindia belanda sehingga menyulut kemarahan dari pemerintahan Kolonial Belanda kala itu, yang kemudian membuatnya ditangkap dan diasingkan ke Pulau Bangka, diketahui juga bahwa pengasingan tersebut sebenarnya adalah atas permintaannya sendiri.
Peristiwa pengasingan tersebut mendapat protes keras dari rekan-rekan organisasinya yaitu Douwes Dekker dan juga dr. Tjipto Mangunkusumo (kelak mereka inilah yang dikenal sebagai “Tiga Serangkai) hingga kemudian akhirnya mereka bertiga diasingkan ke Belanda.
ADVERTISEMENT
Saat akhirnya Ki Hajar Dewantara kembali ke Indonesia pada bulan September 1919, ia langsung bergabung dalam sekolah binaan saudaranya. Pengalaman mengajar di sinilah yang akhirnya digunakannya untuk mengembangkan konsep mengajar untuk sekolah yang ia dirikan pada tanggal 3 Juli 1922.
Ki Hajar Dewantara mendirikan Perguruan Taman Siswa, yaitu sekolah nasional pertama bagi rakyat Indonesia. Taman Siswa adalah sebuah bentuk nyata perjuangan melawan penjajah karena beliau yakin bahwa pendidikan akan membantu mencapai tujuan yaitu kemerdekaan bangsa.
Lantas, sikap apa yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara?Sikap beliau yang dapat kita teladani, diantaranya:
Ki Hajar Dewantara adalah sosok yang berani menyuarakan kebenaran dan mengkritik kebijakan Belanda yang merugikan rakyat.
ADVERTISEMENT
Seseorang harus mau mencurahkan segala usaha dan upaya dalam bisang pendidikan, baik pelajar maupun guru.
Hal ini terlihat jelas pada perjuangan Ki Hajar Dewantara melawan penjajahan.
Perlawanan ketidakadilan masa penjajahan Belanda membuat Ki Hajar Dewantara bergabung ke organisasi Boedi Oetomo.
Demikian jawaban dari pertanyaan sikap apa yang bisa kita contoh dari Ki Hajar Dewantara seperti yang ada di Buku Tematik Kelas 4 SD Halaman 83-86 Subtema 2 pembelajaran 5. Selain berbagai sumbangsih dan sikap teladannya, ternyata bagian dari semboyan ciptaannya Tut Wuri Handayani masih digunakan sebagai slogan Kementerian Pendidikan Nasional Indonesia sampai saat ini. (DNR)