Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.96.0
Konten dari Pengguna
Bunyi dan Makna Kidung Agung 5:16 dalam Alkitab Perjanjian Lama
26 Januari 2022 16:41 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Berita Update tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kontroversi mengenai kidung agung 5:16, yang menyatakan bahwa ayat tersebut menubuatkan seorang nama nabi . Terlepas dari salah atau benarnya hal tersebut, sebaiknya kita simak saja bagaimana bunyi dan maknanya.
ADVERTISEMENT
Dalam memaknai ayat Alkitab atau kitab suci lainnya, memang ada baiknya kita membiasakan diri untuk membaca secara keseluruhan. Bukan hanya sepotong ayat lalu kita telan artinya mentah-mentah.
Untuk itu, kali ini kita akan membaca bunyi dan memaknai bersama kidung agung 5:16 beserta ayat-ayat sebelumnya.
Bunyi dan Makna Kidung Agung 5:16
Kidung Agung 5:16 berbunyi, חכו ממתקים וכלו מחמדים זה דודי וזה רעי בנות ירושלם Dibaca, “Khikko mamtaqqim wekhullo Mukhammadim ze dodee weze r’ee baynot Yerushalam”
Artinya adalah: Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.
Dalam naskah Ibrani asli, kata "Muhummedim" diterjemahkan menjadi "sungguh sangat digemari" yang pada dasarnya adalah kata "Muhummed" dengan tambahan "im".
ADVERTISEMENT
Dalam bahasa Ibrani "im" digunakan untuk menyatakan jamak. Sebagaimana kata "Ellohim" (Allah-Allah) dalam Perjanjian Lama yang pada dasarnya adalah kata "Elloha" (Allah).
Berikut adalah bunyi kidung agung 5 secara lengkap.
5:1 –Aku datang ke kebunku, dinda, pengantinku, kukumpulkan mur dan rempah-rempahku, kumakan sambangku dan maduku, kuminum anggurku dan susuku. Makanlah, teman-teman, minumlah, minumlah sampai mabuk cinta!
5:2 Aku tidur, tetapi hatiku bangun. Dengarlah, kekasihku mengetuk. “Bukalah pintu, dinda, manisku, merpatiku, idam-idamanku, karena kepalaku penuh embun, dan rambutku penuh tetesan embun malam!”
5:3 “Bajuku telah kutanggalkan, apakah aku akan mengenakannya lagi? Kakiku telah kubasuh, apakah aku akan mengotorkannya pula?”
5:4 Kekasihku memasukkan tangannya melalui lobang pintu, berdebar-debarlah hatiku.
5:5 Aku bangun untuk membuka pintu bagi kekasihku, tanganku bertetesan mur; bertetesan cairan mur jari-jariku pada pegangan kancing pintu.
ADVERTISEMENT
5:6 Kekasihku kubukakan pintu, tetapi kekasihku sudah pergi, lenyap. Seperti pingsan aku ketika ia menghilang. Kucari dia, tetapi tak kutemui, kupanggil, tetapi tak disahutnya.
5:7 Aku ditemui peronda-peronda kota, dipukulinya aku, dilukainya, selendangku dirampas oleh penjaga-penjaga tembok.
5:8 Kusumpahi kamu, puteri-puteri Yerusalem: bila kamu menemukan kekasihku, apakah yang akan kamu katakan kepadanya? Katakanlah, bahwa sakit asmara aku!
5:9 –Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, hai jelita di antara wanita? Apakah kelebihan kekasihmu dari pada kekasih yang lain, sehingga kausumpahi kami begini?
5:10 –Putih bersih dan merah cerah kekasihku, menyolok mata di antara selaksa orang.
5:11 Bagaikan emas, emas murni, kepalanya, rambutnya mengombak, hitam seperti gagak.
5:12 Matanya bagaikan merpati pada batang air, bermandi dalam susu, duduk pada kolam yang penuh.
ADVERTISEMENT
5:13 Pipinya bagaikan bedeng rempah-rempah, petak-petak rempah-rempah akar. Bunga-bunga bakung bibirnya, bertetesan cairan mur.
5:14 Tangannya bundaran emas, berhiaskan permata Tarsis, tubuhnya ukiran dari gading, bertabur batu nilam.
5:15 Kakinya adalah tiang-tiang marmar putih, bertumpu pada alas emas murni. Perawakannya seperti gunung Libanon, terpilih seperti pohon-pohon aras.
5:16 Kata-katanya manis semata-mata, segala sesuatu padanya menarik. Demikianlah kekasihku, demikianlah temanku, hai puteri-puteri Yerusalem.]
Dari keseluruhan ayat ini, tentunya jelas bisa Anda simpulkan bahwa yang dimaksud adalah dia (perempuan). Penulis Kitab Kidung Agung adalah Salomo/Sulaiman, wajar bila tulisan yang ia tulis ditujukan kepada kekasihnya (perempuan).
Salomo dalam perikop itu memuji keelokan, keindahan, keanggunan kekasihnya. Hal itu ia sampaikan kepada puteri-puteri Yerusalem. (DNR)
ADVERTISEMENT